"Selamat datang, anda mau pesan apa?" (Name) tersenyum lebar kearah seorang pelanggan yang ada di depannya.
"Wow, cantik banget!" lelaki yang rambutnya di semir kuning itu bertepuk tangan sambil nyengir lebar kearah (Name).
"Diamlah, kau sebenarnya mau pesan atau tidak?" sahut lelaki yang memakai kacamata hitam dengan sinis, (Name) menggelengkan kepalanya sambil menatap aneh kedua orang yang ada di depannya itu. "Kalau tidak mau pesan yasudah, kalian boleh duduk. Tapi jangan lupa sekali duduk bayar sejuta."
"Heee? itu pemaksaan namanya, nona ini benar-benar menyebalkan ya? tapi karena wajahmu sangat mirip dengan waifuku jadi kumaafkan."
"Aku bukan anime."
"Nona tau anime?"
"Bukan urusanmu," (Name) pergi kearah pelanggan yang lain kemudian mulai membantu membuatkan minuman pesanan para pelanggan yang mulai berdatangan.
"Ah sial, bagaimana bisa ada gadis seperti itu ditempat ini?" Jungoo menatap (Name) yang sibuk melayani para pelanggannya.
"Apa kau tahu dia siapa?" Jonggun menarik salah satu kursi lalu duduk di kursi tersebut sambil melipat tangannya di depan dada.
"Tentu saja tidak, kau ini bagaimana sih?" Jungoo memutar bola matanya jengah.
"Jika kau tak ingin berurusan dengan Lee Jihoon, jangan dekati gadis itu. Cukup perhatikan saja gerak-geriknya,"
"Sebentar, jadi maksudmu gadis itu pemilik seragam yang ada di rumahnya Lee Jihoon? kau pasti bohong, kan?"
Jonggun mengangkat bahunya acuh, tak ingin menanggapi pertanyaan Jungoo. (Name) melirik Jungoo dan Jonggun dengan tajam, "Mereka pasti ada hubungannya dengan Lee Jihoon."
"Sebaiknya, aku pulang lebih awal saja." (Name) melepas celemek yang terpasang di tubuhnya lalu dia izin pada atasannya untuk pulang lebih awal, beruntung saja atasannya memperbolehkannya untuk pulang lebih awal. Sebenarnya sulit mencari pekerjaan seperti ini karena (Name) masih anak sekolah.
"Aneh," (Name) bergumam pelan sambil menundukkan kepalanya menatap sepatu yang digunakannya, "Kenapa aku malah teringat-ingat─ Jihoon, ya?"
"Aku memang akan ada selalu di pikiranmu." Jihoon tersenyum sambil memegang wajah (Name).
"Hah!" (Name) mengerjabkan matanya selama beberapa kali kemudian menggelengkan kepalanya, ini pasti bukan Jihoon. (Name) yakin dia sedang berhalusinasi, "B*rengs*k—"
"Sst ..." Jihoon meletakkan jari telunjuknya di bibir (Name). Jihoon mengerutkan dahinya tak suka karena (Name) mengumpat di depannya, "Sejak kapan kau jadi suka mengumpat begini? dunia luar memang tak cocok untukmu. Dimana (Name) yang lemah dan tidak berdaya itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐇𝐀𝐁𝐈𝐋𝐈𝐓𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 , lee jihoon ✓
Romance── 𝗹𝗲𝗲 𝗷𝗶𝗵𝗼𝗼𝗻 𝗳𝘁. Fem! readers 𐙚˙ 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ; harsh words, bad temper, violence, masochist, coercion, sensitive con...