Memuakkan, baru melihat makanan yang sengaja dibuat untuknya sudah membuat (Name) ingin muntah. Menurut (Name), Jihoon memberinya makan agar dia tetap hidup. Dan jika (Name) masih saja hidup Jihoon akan terus melakukan sesuatu yang membuatnya menjadi gila."Berhenti mengangguku Jihoon, kau membuatku merasa tidak nyaman."
"Lho, ini 'kan bagian dari pengobatan dariku, masa kau nggak mau sembuh?"
"Bagaimana aku bisa sembuh jika kau baru saja memberikan aku sebuah kotak berisi bola mata seseorang?" (Name) melotot sambil mencengkram lengan Jihoon dengan kuat. Jihoon tersenyum lalu menyentuh pipi (Name) dan mengelusnya pelan, "Kenapa jika denganku kau marah padahal aku mencoba untuk melindungi dan menyembuhkanmu? sedangkan saat kau dirundung di sekolah kau hanya diam seperti orang bodoh?"
"Padahal, aku lebih kuat dari mereka. Aku bahkan bisa mematahkan tulang-tulangmu sekarang juga jika aku mau." Jihoon mencoba menyentuh bibir (Name), tetapi (Name) dengan cepat menghempaskan tangannya sambil mendecih tak suka.
"Si paling pintar. Aku tidak se-bodoh itu, sialan." (Name) memundurkan tubuhnya, (Name) tak ingin terlalu dekat dengan Jihoon. "Ayo makan (Name)."
Menggelengkan kepalanya, hanya itu yang bisa (Name) lakukan untuk menolak permintaan Jihoon. Bukannya (Name) ingin membuat Jihoon marah atau tidak menghargai usahanya, (Name) tidak ingin nantinya akan bergantung pada Jihoon karena (Name) akan menjadi gila akibat perlakuan aneh Jihoon padanya.
"Hei, tanganmu belum sembuh total 'kan? aku punya sebuah alat untuk memotong tanganmu, apakah kau mau mencobanya sekali? atau berkali-kali?"
"Bohong. Aku tidak percaya padamu. Untuk apa orang sepertimu melakukan hal seperti itu padaku—"
Ctak!
"A-akh!" bola mata (Name) hampir saja keluar dari tempatnya, (Name) merasakan salah satu jarinya yang patah karena Jihoon telah mematahkannya. Jihoon hanya tersenyum melihat (Name) yang menahan tangis karena jarinya yang patah.
"Jangan menolak, setiap kau menolak jarimu pasti akan patah." Jihoon memegang tangan (Name) dengan perlahan.
"Yang gila itu kau, bukan aku." (Name) meringis kesakitan sambil menatap tajam Jihoon. "Ayo makan, anak pintar~" Jihoon tersenyum lebar sambil melotot, tentu saja karena (Name) takut akhirnya (Name) menurut. Jihoon lebih seram daripada setan.
"Aku memasak steak ini khusus untukmu, kau tahu ini daging apa?"
"Nggak tahu,"
"Oh ya? baiklah, artinya kalau ini daging manusia nggak apa-apa, kan?"
"U-UHUK... UHUK..." (Name) tersedak seketika, wajah (Name) benar-benar terlihat panik sekarang. Bagaimana jika (Name) memakan daging manusia betulan?
"Hanya bercanda. Kenapa kau serius sekali?" Jihoon tertawa pelan. Jika saja tangan (Name) tidak patah dan tangan yang satunya lagi jarinya tidak patah, pasti sekarang (Name) akan memukul Jihoon. Walaupun kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐇𝐀𝐁𝐈𝐋𝐈𝐓𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 , lee jihoon ✓
Storie d'amore── 𝗹𝗲𝗲 𝗷𝗶𝗵𝗼𝗼𝗻 𝗳𝘁. Fem! readers 𐙚˙ 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ; harsh words, bad temper, violence, masochist, coercion, sensitive con...