Senyum Jihoon meredup saat (Name) berhenti menangis dan berteriak, sepertinya dia sudah lelah karena Jihoon terus mencambuknya menggunakan ikat pinggangnya."Kenapa berhenti? tunjukkan teriakanmu sekali lagi, aku ingin mendengarnya." Jihoon memegang dagu (Name) agar (Name) menatapnya, tetapi (Name) malah mengalihkan pandangannya dari Jihoon.
"Sudah lelah?"
"Lebih dari kata lelah, kenapa kau tidak membunuhku saja?"
"Kau terlalu berharga untuk mati."
"Berharga karena kau bisa setiap hari menyiksaku, kan?" (Name) menyandarkan tubuhnya di dinding, (Name) sudah tak mampu bergerak untuk saat ini karena tubuhnya sudah terlalu lemas.
"Kasihan sekali peliharaanku ini," Jihoon menyentuh hidung (Name) menggunakan telunjuknya sambil tersenyum.
"Hentikan omong kosongmu, Jihoon." (Name) menepis tangan Jihoon dengan kasar, Jihoon merantai leher dan kedua tangan (Name) selama beberapa waktu ini.
Ding Dong!
"Oh shit, menganggu saja." Jihoon mendengus kesal lalu mengangkat tubuh (Name) keatas kasur, kemudian dia pergi keluar dari kamar untuk membuka pintu rumahnya.
"Hoi, hoi, Lee Jihoon!"
"Rumahmu boleh juga, tapi kau dapat uang darimana?"
"Kenapa bicara kalian tak formal?" Jihoon menatap datar dua mahluk hidup yang ada di depannya. Jungoo memincingkan matanya curiga, "Hm? itu seragam- ternyata kau menyembunyikan seseorang di dalam rumahmu ya?"
"Siapa gadis itu? apa seseorang yang sangat terkenal di sekolahmu?" Jonggun melipat tangannya di depan dada sambil mengerutkan dahinya penasaran.
BRAK!
Ugh sialan, dasar orang aneh!" Jungoo menendang pintu rumah Jihoon dengan kesal lalu pergi bersama Jonggun. (Name) mencoba melepas rantai yang ada di tangannya dengan sekuat tenaga.
"Berusahalah karena semuanya akan tetap sia-sia." Jihoon memegang dagu (Name) sambil menatap tajam mata milik (Name), "Aku ingin mati saja, jangan menyiksaku seperti ini."
"Permintaan terkahirmu sebelum aku melepaskanmu, ya?" Jihoon membuka rantai yang terpasang ditangan dan leher (Name). Apa-apaan ini? kenapa Jihoon melepaskannya? apa Jihoon sengaja dan merencanakan sesuatu yang lebih mengerikan?
"Aku sudah bosan denganmu, jadi aku melepaskanmu." Jihoon melemparkan seragam milik (Name) dengan kasar.
"Jangan mencoba berbohong padaku, aku tahu kau pasti akan melakukan hal yang lebih sinting dari semua yang kau lakukan padaku selama beberapa minggu ini." (Name) meremas seragam yang ada ditangannya lalu mengalihkan pandangannya kearah jendela kecil yang terletak di ruangan itu.
"Untuk apa aku berbohong pada gadis rusak sepertimu, baru disentuh saja sudah menangis. Tidak ada gunanya aku mempertahankan mu, daripada membunuhmu akan lebih jika melepaskanmu. Diluar sana kau juga hidup sendiri, kan?" Jihoon melipat tangannya di depan dada sambil tertawa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐇𝐀𝐁𝐈𝐋𝐈𝐓𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 , lee jihoon ✓
Roman d'amour── 𝗹𝗲𝗲 𝗷𝗶𝗵𝗼𝗼𝗻 𝗳𝘁. Fem! readers 𐙚˙ 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ; harsh words, bad temper, violence, masochist, coercion, sensitive con...