"Anak nakal"
Ucap seseorang dengan nada dingin khas nya.
Deon hanya mematung saat mendengar suara itu.
Siapa lagi kalo bukan Leon.
Deon gemetar hebat sambil mencoba menengok kebelakang."M-maaf kan aku,aku gak sengaja..."
Ucap Deon lirih.
"Kau mau di beri hukuman lagi hm?"
Leon mendekati sosok yang tengah duduk di samping pecahan vas bunga.
Leon menjongkokkan diri nya dan mengangkat dagu sang empu.
Mata emerald nya membuat sang lawan bicara nya terjatuh ke jurang tersebut."L-leon aku minta maaf,a-aku hiks tidak sengaja hiks..."
Rengek nya sambil memegangi perutnya yang sakit karena luka tersebut tidak sengaja tersenggol oleh lengannya sendiri.
"Kau ini"
*Plak
Satu tamparan melayang keras di pipi Deon.
Seketika air mata Deon mengalir deras dan membasahi pipi nya."Hiks s-sakith"
Isak Deon sambil memegangi pipi kanan nya yang merah.
"Beres kan itu,aku mau keluar.Jangan berani berani nya kau kabur!"
Tegas Leon dan pergi begitu saja.
Beberapa jam berlalu.
Deon menatapi bintang bintang dari balkon.
Wajah nya sayu dan terus menatap kosong ke arah langit malam."M-mah,Deon takut...."
Lirih dia pelan.
Tanpa ia sadari ada seseorang yang sudah berdiri di samping pintu balkon.*Fuhhhh
Asap rokok datang dari arah belakang Deon.
"Uhuk uhuk"
Deon terbatuk.
"L-leon... A-aku tidak kabur,aku hanya menatap bintang bintang di balkon"
Jelas Deon sambil gemetar menatap manik mata Leon.
"Masuk"
Potong Leon sekilas nan jelas.
Deon yang tadi nya hanya berdiri diam di balkon kini berjalan ke dalam kamar.
Ia berdiri di samping ranjang sambil meremas ujung kaos milik nya yang terlalu besar.*Srak!
Pintu balkon di tutup kencang.
Hal itu membuat Deon sedikit terkejut dan bergidik ngeri.
Ia takut akan terjadi sesuatu kepada diri nya dan tubuh nya (lagi)."Perut mu"
Ucap Leon singkat sambil meletakan puntung rokok yang mau habis ke dalam asbak.
"E-ehh tidak apaa i-ini cantik..."
Balas Deon gugup dan takut.
Ia tidak ingin jika Leon kembali menyakiti nya.
Apalagi menghukum nya dengan benda benda entah apa itu yang terlihat aneh di mata Deon."Buka baju mu,nih"
Leon melempar kan salep luka kepada Deon yang jarak nya tidak sedikit jauh dari nya.
*Hup
Untung saja Deon tangkap.
"Makasih.."
Senyum tipis Deon.
Sebenarnya ia juga enggan memakai nya, toh ia akan disayat kembali oleh sang dominan.Deon membuka baju milik nya dan terlihat jelas tubuh mungil Deon yang mulus nan putih seperti susu.
Namun...
Entah dari mana seperti luka lebam kebiruan banyak sekali di tubuh Deon.Deon tersenyum miris melihat kondisi tubuh nya.
Hampir saja ia menangis namun tiba tiba...*Setttt
Sang dominan mengangkat dagu sang kekasih.
Mata bertemu mata itulah bahasanya.
Manik mata Leon yang tajam menatap tajam sang empu."Jadi lah milik ku,aku berjanji tidak akan kasar lagi jika kau menjadi anak baik MENGERTI?"
Ucap Leon dengan nada akhir yg di tekan kan.
Deon hanya mengangguk dan mengiyakan perkataan tersebut walau sebenarnya ia benar benar dibuat gila dengan pria psycho ini."Karya yang indah bukan"
Ucap Leon kembali melantur dan meraba area perut Deon yang terpampang jelas karya bentuk hati miliknya.
"Sthh enghh"
Desah Deon menahan rasa geli,sakit dan entah yang ia rasakan lagi.
*Chupp
Satu ciuman mendarat di bibir mungil Deon.
Permainan lidah pun dimulai.
Leon mengabsen deretan gigi Deon lengkap dan bertukar Saliva."Pwahh ahh hahh...c-cukuphh Leonhh aku akan jadi anak baik"
Pasrah Deon dengan wajah sayu nya tersebut.
------------------>>>>>
Percintaan yang gila bukan
Menurut Leon cinta=kesakitan
Jadi jangan lupa vote yaa💓🌹
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Bagaimana nasib Deon?
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine 🔞🔥
Подростковая литератураWARNING B×B 🔞🔞🔥🔥 Leon Antarhest Atau kita bisa kenal Leon. Mahasiswa fakultas teknik . Memiliki rambut putih dan juga pupil mata berwarna hijau emerald. Sifat nya pemaksa dan juga dingin. Ia tidak peduli dengan siapa lawan nya , tapi jika sudah...