chapter 15

2.7K 73 8
                                    

Deon POV💭:

"Enghh...."

Aku mengernyit kan dahi ku.
Entah sudah berapa lama aku tertidur,eh maksudnya pingsan entahlah.
Tubuh ku lemas tak berdaya lagi dan lagi.
Tau lah gara gara siapa,tentu saja si psycho gila Leon.
Leon sialan!.

"Tangan ku...,hmm tidak heran akan merah lagi...haha lagi"

Tawa ku pahit.

"Mah,liat Deon mah.deon terjebak di kehidupan gila seseorang.mamah kecewa kan sama Deon..."

Lirih nya dengan senyum miris nya.
Jujur ia sangat bingung dengan keadaan nya sekarang.
Mau menyerah toh dia bakal dikejar dan di tarik ke kehidupan Leon.

"Hahh,lebih baik aku membersihkan diri"

Aku terbangun dari posisi tidur dan beranjak pergi ke kamar mandi.
Entahlah aku berjalan seakan tidak ada arah atau sempoyongan.

*Ngitt

Baru saja aku mau membuka gagang pintu kamar mandi.
Tetapi sudah ada yang lebih dulu membuka dari arah lain.
Oh,iy Leon.

"Sudah bangun?"

Tanya nya singkat.

"Hmm.aku akan mandi"

Jawab ku malas.sebenarnya jika aku menjawab seperti tadi bakalan kena hukuman lagi oleh si psycho gila ini.
Melihat muka dia saja aku sudah muak.

"Jawab pertanyaan ku dengan benar!"

Tegas nya sambil mencengkram tangan ku erat sebelum masuk ke kamar mandi.

"Apa!?,kau tidak lihat hah aku baik baik saja... hiks"

Air mata ku tiba tiba saja keluar.
Tubuh ku gemetar hebat dan mulut ku seketika terbungkam seribu bahasa.

Aku terduduk pelan dan seketika tubuh dan kaki ku lemas tak berdaya.
Entahlah kini posisi ku serba salah.
Aku membiarkan tangan ku tergantung di genggaman Leon.

"Deon"

Panggil Leon dan duduk di samping ku.
Entah tiba tiba tidak ada angin atau hujan Leon bersikap lembut kembali dan memeluk ku.

"Sthh,gw bakalan baik kepada mu asal kau menjadi anak baik,kau tau gw gk suka ketika ada orang yang menjawab pertanyaan tapi gak melihat ke arah ku ,mengerti"

Ucap Leon menyakinkan.

"Uhnn..."

Aku hanya mengangguk kecil.
Jujur aku juga tidak bisa menolak juga.

"Aku sudah siapkan air panas di bathtub,aku tidak akan macam macam hari ini.jadilah anak baik Deon"

*Chup

Leon mencium dahi ku dengan lembut.
Entahlah mood nya sedang baik atau tidak.
Tapi tatap saja itu membuat ku ngeri.

Tengah malam...

"Ughh aku tidak bisa tidur"

Keluh ku sambil menatap kosong ke atas langit langit.
Tubuh ku lelah dan mati rasa.
Malah kinerja otak ku kini kian mengebut untuk terus berjaga.
Toh aku juga sendirian di rumah.
Entah lah si psycho gila itu pergi kemana lagi,membunuh atau apalah persetanan dengan itu.

"Leon gila,dikira aku burung apa di dalam sangkar di kunci terus menerus hahh!.ihhhh benci gue!"

Teriak gw kesal sambil melempar bantal ke sembarang arah.

"Hahh sia sia.aku juga bakal terjerat kehidupan gila nya itu lama lama,kuliah ku berantakan"

Keluh ku ke entah berapa kali nya sambil mengacak ngacak rambut ku frustasi.

"Ouchh"

Aduh ku ketika bagian kepala ku terkena kuku ku yang tajam.

"Awhh perihh hiks sthhh"

Aku meringis kesakitan ketika aku mulai meraba raba bagian kepala ku tadi.
Tentu saja itu berdarah karena kuku ku yang tidak lama ku potong.

"Ck sialan"

Batin ku.
Aku beranjak ke pintu keluar dan mengetuk pintu.
Seketika ada penjaga yang bertugas.
Lohh tumben tumbenan sa'dan menjaga pintu,biasanya udah ngintilin bos nya tuh si gila Leon.

"Iya tuan anda membutuh kan sesuatu?"

Tanya nya dengan nada yang lembut.

"Eee anu boleh minta es batu untuk kompres?,di kulkas sudah tidak ada"

Pinta ku.

"Apakah tuan terluka?,apa saya perlu menelfon tuan Leon untuk mengecek anda"

Ucap sadan dengan ekspresi panik dan khawatir.

"Gakk,yang ada aku nambah di siksa lagi sama dia!"

Tolak ku keras.

"Ohh bayi ini perlu di beri hukuman karena telah menyembunyikan sesuatu hm"

Tiba tiba ada suara berat dan pria yang berjalan sambil mengantungkan tangan sebelah kanan ke saku jas nya.
Oh Leon.

"L-leonn"

Ucap ku sambil ketakutan.
Iris mata Leon begitu tajam dan sekarang raut muka nya sedang kesal.

"Pergi"

Perintah Leon kepada sadan.

"Baik tuan saya permisi"

Sadan pun pergi meninggalkan ku dan Leon yang kini berhadap hadapan.

*Brukkk

Tubuh ku jatuh ke arah titik jatuh gravitasi.
Dan tentu saja aku tersungkur ke belakang karena di dorong keras oleh Leon.
Tenaga nya seperti setan gila!.

"Awhh s-sakith leonhh sthh"

Aku meringis kesakitan.
Kepala ku seakan dibentur kan ke besi keras.

"Kau tutupi apa hah!?"

Tanya Leon tegas.

Entahlah mood nya atau bagaimana ia kesal akan sesuatu.

"Tidak ada Leon hikss aku hanya terluka kecil tadi hikss.aku gak nutupin sesuatu"

Tegas ku di kalimat akhir.

Leon membungkuk dan menarik ku ke dekapan nya.
Ughh ditarik begitu saja membuat kepala ku pusing.

"Maaf,gw gk tau.bentar gw ambil es batu buat kompres"

*Chupp

Ucap Leon sambil mengecup kening ku sekilas dan pergi dari hadapan ku.

"Setan gila hiks ada dengan nya hiks sampe hiks aku sasarannya lagi hikss"

Tangis ku tak terbendung.

------------------>>>>>>

Tbc....
Vote kalau suka
Asli gk tw mw bikin adegan sadis tpi bingung
Next chapter kali yaa siksa Deon lagi wkwk

Only Mine 🔞🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang