"Tuan muda ada di dalam, cari dia"
Mendengar itu build langsung pergi, ia berlari keluar dari perpustakaan. Dari jendela ia melihat bahwa perpustakaan sudah di kepung oleh para pengawal.
"Ah sial", ucap build
Build turun melalui tangga darurat, di dekat tangga ia melihat sebuah ruangan. Tanpa pikir panjang build langsung masuk ke dalam ruangan itu, ia melihat ada seragam cleaning service disana. Build langsung memakai baju itu dan berpura pura menjadi petugas kebersihan, build mencoba tenang dan sebisa mungkin untuk berbaur dengan suasa agar ia tidak di curigai. Build berhasil turun sampai di lantai satu, build melihat sekitar dan pengawal tampak berlalu lalang mencari keberadaan nya.
Setelah menganalisis situasi, build berhasil keluar dari gedung perpustakaan. Build berlari menuju kamar mandi umum untuk mengganti pakainya, setelah berganti baju ia berjalan berbaur dengan keramaian dan menaiki taxi. Di dalam taxi build mengintip sekitar memastikan bahwa tidak ada pengawal yang menyadari dan mengikutinya
"Anda mau kemana tuan", ucap supir taxi
"Monumen putra mahkota"
"Baik"
Supir itu melajukan mobil nya menuju tempat yang build sebutkan, dalam perjalanan build mengusap matanya yang sembab karena menangis tadi.
"Apa anda juga masih mencintai pangeran Isaac tuan?", tanya sang supir taxi
"Ha? I-iya"
"Saya juga, saya bahkan masih ingat hari dimana kematian pangeran di umumkan"
"Kenapa pangeran Isaac pergi keluar negeri, pendidikan di negara ini kan juga bagus"
"Itu permintaan dari pengeran, saat pangeran meminta izin untuk bersekolah di luar negeri katanya keluarga kekaisaran mendiskusikan hal itu hingga berbulan bulan lamanya"
"Apa dia pangeran yang baik, aku tidak disini saat pangeran tiada jadi aku tidak bisa ikut mengantarkan kepergian nya untuk terakhir kali"
"Pangeran Isaac adalah panutan, di usia nya yang masih muda pangeran selalu bisa mengatasi berbagai permasalahan. Ia juga mempunyai pribadi yang baik, selain itu pangeran juga sangat ramah. Ia sering berkunjung ke panti asuhan untuk memberikan donasi pada anak anak"
"Benar, dia sangat baik hati"
Setelah obrolan singkat mereka, akhirnya build sampai di tempat tujuannya. Build keluar dari mobil dan berjalan menuju sebuah bangunan yang berdiri di pinggir kota, bangunan itu di kelilingi oleh danau. Build masuk kedalam bangunan itu, didalamnya terdapat taman yang di tanami berbagai macam jenis bunga. Masing-masing bunga memiliki makna yang tersirat didalamnya, di tengah-tengah bangunan terdapat sebuah tugu yang di buat sebagai makam dari sang pangeran. Karena jasad pangeran yang tidak di temukan, jadi keluarga kekaisaran hanya bisa membuat makam tanpa jasad. Build membaca tulisan yang terdapat pada tugu itu
'Sedang beristirahat disini, pangeran kami Isaac Ray Abbelard'
Membaca tulisan itu membuat hati build kembali sakit, rasanya ia tidak terima dengan kematian sang kakak. Tugu itu di sinari oleh cahaya yang di rancang agar bisa menyinari tugu itu di sepanjang hari, build duduk di depan tugu sambil menangis. Air matanya terus menetes membasahi lantai yang tengah ia duduki, build mencengkram bajunya dengan kuat. Rasa sedih nya tak bisa lagi ia bendung, ia merasa bodoh akan dirinya sendiri.
"Kak, ini bui. Bui sudah besar kan kak, apakah kakak baik baik saja disana? Bui kangen. Maafin bui karena lupa sama kakak, maafin bui karena tidak datang ke pemakaman kakak. Kak, bui sekarang sendirian. Ayah tidak pernah datang mengunjungi bui, kakek sakit dan bui tidak di perbolehkan untuk melihatnya. Apa kakak sedang bersama ibu sekarang? Tunggu bui ya kak, bui pasti akan menyusul kalian disana"

KAMU SEDANG MEMBACA
Declaration
FantasyDi bawah payung hitam aku berteduh sendirian, terselimuti oleh kabut aku kedinginan dan buta 'Hidup manusia mana yang penuh warna? Hidup manusia mana yang isinya bahagia setiap hari?' Iya, ternyata benar. Tidak ada. Panca indera pun tak mampu melih...