Di bawah langit malam yang bertaburkan bintang, bulan purnama bersinar dengan keanggunan yang memukau, cahayanya menari lembut di atas tanah. Setiap sinar yang terpancar menciptakan bayangan yang menari, mengundang harapan dan mimpi yang terpendam. Namun, di balik kemegahan itu, ada sebuah kebenaran yang tak terhindarkan. Keindahan bulan akan memudar. Seperti kisah-kisah yang terjalin dalam kehidupan, siklus ini adalah pengingat bahwa setiap kebahagiaan akan mereda, meninggalkan ruang bagi kegelapan dan ketidakpastian.
Ketika bulan beranjak dari fase purnama menuju bulan baru, dunia di bawahnya merasakan pergeseran. Mei datang, menggulung kesunyian yang dalam, mengundang rasa cemas yang menyelimuti hati.
Di sinilah Leona dan Theo berada, terikat dalam sebuah takdir yang ditentukan oleh waktu dan cahaya. Mereka menunggu, dalam harap dan gelisah, saat di mana Bulan Purnama akan kembali mengisi langit dengan pesonanya. Setiap detik berlalu adalah janji akan kebangkitan, saat di mana keindahan dan kebahagiaan akan kembali menjenguk, menyatukan dua jiwa dalam sinar yang hangat dan abadi.
Dengan semangat yang menggebu, mereka menjalani hari-hari dalam bayang-bayang Bulan yang tak terlihat, berharap bahwa ketika saat itu tiba, mereka akan menemukan kekuatan dalam cahaya yang bersinar kembali, dan kisah mereka akan bersinar lebih terang daripada sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Full Moon's Secret: A Tale of October and May
Teen FictionBulan Purnama memancarkan keindahan yang tak tertandingi, cahayanya menyinari malam dengan sempurna. Namun, seperti halnya segala sesuatu di alam semesta, kilauan Bulan tidak akan abadi. Perlahan, ia akan memudar seiring pergerakannya, cahayanya ber...