11. A Morning Full of Joy.

2 0 0
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi. Suara alarm ponsel memenuhi kamar Leona, memaksanya bangun dari tidur lelapnya. Dengan mata yang masih berat, dia mematikan alarm dan duduk di tepi tempat tidur, meraba rambutnya yang acak-acakan. Seperti biasa, tidurnya berakhir berantakan, kepala yang semula di bantal kini malah berakhir di ujung kasur.

Setelah merenggangkan tubuh, ia berjalan ke kamar mandi, mencoba menyegarkan diri dengan mencuci muka.

"Today is gonna be fun," gumamnya, bersemangat untuk olahraga pagi bersama Theo.

Leona ingin memastikan dirinya siap sebelum bertemu dengannya. Sambil mengeringkan wajahnya, ia meraih ponselnya untuk membuka Youtube dan memulai sesi olahraga ringan. Namun, tiba-tiba pesan dari Theo muncul di layarnya.

Jantungnya berdebar cepat saat ia membaca pesannya:

Theo:
Morning, Leona. Ready for today?

Leona:
Morning! Gue siap banget!!

Theo:
Great! Gue otw rumah lo jam 6.

Leona:
Oke. Gue tunggu :D

Leona tersenyum lebar, senyuman yang otomatis terbit begitu saja. Ia tidak bisa menahan perasaan senangnya. Sambil menunggu kedatangan Theo, Leona melakukan pemanasan ringan. Pikirannya sudah melayang pada momen yang sebentar lagi akan terjadi, lari pagi dan basket bersama Theo.

Tak lama kemudian, Elinda masuk ke ruang keluarga setelah selesai berolahraga bersama Galen. Keduanya mendapati Leona senyum-senyum sendiri sambil duduk di lantai, meneguk air mineral.

"Mami jadi takut lihat kamu senyum-senyum sendiri gitu. Kamu kenapa, sih?" Elinda menatapnya curiga.

Leona tertawa kecil.

"Hari ini Theo ngajak Leona olahraga bareng, Mi. I'm excited!"

Elinda mengangkat alisnya, lalu melihat ke arah Galen.

"Oh, olahraga bareng Theo, ya?"

"Yup! Dia bilang mau jemput sebentar lagi. Kita mau lari pagi terus basket juga."

"Ya udah, kalau gitu, hati-hati ya. Tapi lain kali jangan kasih tahu Mami Papi mendadak kayak gini, ya, Na," kata Galen.

Leona mengangguk semangat.

"Siap, Papi. Makasih!"

Tak lama, suara motor terdengar dari depan rumah. Itu pasti Theo! Leona buru-buru berdiri dan berjalan menuju pintu depan. Jantungnya berdebar semakin cepat saat ia membuka pintu, melihat sosok tinggi dengan senyuman khas berdiri di balik pagar.

"Good morning, Leona," Theo menyapanya dengan senyum yang selalu berhasil membuat Leona sedikit kehilangan kata-kata.

"Pagi juga, Theo," jawab Leona sambil tersenyum malu-malu. Tangannya dengan cepat membuka kunci pagar.

Theo melirik ke arah dalam rumah dan berkata, "Boleh panggil Mami Papi lu dulu gak? Gue mau izin langsung."

"Oh iya, bentar ya!" Leona bergegas masuk ke dalam, memanggil kedua orang tuanya. Tidak lama kemudian, Elinda dan Galen keluar ke depan untuk menemui Theo.

"Selamat pagi, Tante, Om," sapa Theo sopan sambil menyalami mereka.

"Selamat pagi juga, Theo," jawab Elinda dengan senyum ramah.

"Kamu rajin banget ya ngajak anak Tante olahraga pagi."

Theo tersenyum sedikit canggung.

"Iya, Tante. Biar sama-sama sehat."

The Full Moon's Secret: A Tale of October and MayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang