Chapter 6

5 1 0
                                    

Sementara itu didalam mobil terdapat dua anak adam dan hawa yang sedang berbincang kecil untuk mencairkan suasana yang ada didalam mobil. Didalamnya merak bercanda dan menceritakan hal hal random yang bisa untuk mencairkan suasana didalam mobil.

"Sey" panggil Rey sambil tetap fokus kepada kemudi stir mobilnya tersebut.

"Apa rey?" jawab Cesey sambil membuka cardigan yang ia pakai dan sedikit menggulungkan kemeja sekolah nya karena ia merasa gerah padahal didalam mobil sudah dinyalakan ac.

"Gimana sekolahnya bad or good sey?" tanya Rey lagi kepada Cesey sambil sedikit melirik ke arah Cesey yang sedang membuka cardigan.

"Baik dong rey, sey dapat temen dua disana namanya Vanya sama Kinan dia baik banget ke sey dan mau jadi temennya sey rey kita berdua juga sering ke kantin bareng aaa bukan sering rey tapi memang selalu bareng ke kantinnya" balas Cesey dengan bersemangat sambil mengubah duduk nya untuk bisa melihat ke arah Rey.

Rey yang mendengar jawaban bersemangat dari Cesey pun tersenyum kecil dia bahagia mendengarnya karena jujur dia sedikit khawatir jika Cesey tidak akan mendapatkan teman di sekolahnya.

"Oh really, i think you happy can meet them sey and let be your friend in school" balas Rey kepada Cesey.

"Hehehehe sey seneng rey bisa ketemu mereka" Balas cesey tersenyum kepada rey.

Akhirnya Rey memarkirkn mobilnya disebuah taman yang tidak jauh dari pusat kota karena dia membutuhkan waktu berdua dengan Cesey setelah sekian lama mereka tidak bertemu dan menghabiskan waktu bersama.

"Sey ada apa dengan pergelangan tangan mu di sebelah kiri" tanya Rey ketika ia baru menyadari bahwa temannya menggunakan plester untuk menutupi luka nya.

"Aah ini gak apa apa rey" ucap Cesey berupaya untuk menyembunyikan tangannya dari Rey.

"Sey gua kenal lo bukan sehari dua hari gua kenal lo udah lama sey ga mungkin kalau lo gak apa apa" balas Rey sambil menatap tajam ke arah Cesey yang masih berusaha untuk menyembunyikan luka di tangannya.

"Rey sey beneran gak apa apa sey gak bohong ke rey" ucap Cesey sambil menundukan kepala nya.

"Bullshit sey kalau lo gak apa apa" ucap Rey sambil memaksa membawa tangan cesey ke genggamannya dan dengan sengaja menekan luka yang ada disana.

"Aw rey sakit jangan diteken kayak gitu ini beneran sakit rey sey mohon lepasin tangannya rey" balas Cesey yang merasa sakit ketika lukanya ditekan oleh Rey.

"Tadi lo bilang gak apa apa kan terus kenapa lo mohon sama gua buat lepasin hah" balas Rey yang masih belum melepasakan tangan Cesey.

"Rey hiks sakit sey mohon lepasin rey maaf sey udah gak jujur sama rey" jawab Cesey sambil menatap Rey dengan sedikit isakannya tersebut.

Rey pun akhirnya melepaskan tangan Cesey dan membawa Cesey kepelukannya sambil terus mengelus punggung Cesey untuk menenangkannya dari isakannya tadi.

"Sekarang cerita lo kenapa sey" balas rey terus memeluk erat Cesey sambil mencium bahu Cesey.

Cesey pun menceritakan semuanya didalam pelukan rey dan ia tidak bisa menahan tangisnya karena yang sekarang ia butuhkan adalah pelukan dari seseorang yang bisa membuat nya tenang dan bisa untuk menceritakan semuanya, terkadang seseorang tidak membutuhkan saran atau alasan tapi hanya membutuhkan sebuah pelukan tulus yang bisa membuatnya merasa tenang dan aman, dan itu lah yang Cesey butuhkan selama ini dan hanya bisa dia dapatkan ketika ia bersama dengan rey temannya yang mengetahui semua hal tentangnya.

"Everything will be okay sey, its okay if you want to cry, you can cry in my arms sey and you know i'm always on your side" Ucap rey sambil terus mengelus punggung Cesey dan mencium bahu Cesey dan semakin mengeratkan pelukannya, karena ia tau Cesey hanya membutuhkan pelukan sekarang dan seseorang yang mau mendengarkan semua keluh kesahnya selama ini.

Cesey pun semakin terisak didalam pelukan rey dan menduselkan kepalanya di dada Rey, yah yang ia butuhkan hanya seseorang yang mau memeluknya ketika ia merasa semuanya terlalu berat untuk dijalani dan meras capek dengan semuanya yang harus ia lewati sendiri. Karena semuanya tidak lah semudah yang orang orang bayangkan tentang kehidupannya banyak hal yang harus ia tutupi agar semuanya bisa terlihat baik baik saja.

"everything will be fine sey, you can tell me everything whether it's about your pain, your family or about your school. You can call and message me anytime because I will always answer your messages and pick up calls. please untuk tetap bertahan sey gua akan selalu ada disamping lo, kalau satu dunia jahat sama lo, lo harus inget bahwasan masih ada gua sey yang akan selalu bela lo, gua yang selalu bangga dengan semua pencapaian lo selama ini dan gua yang akan selalu sayang sama lo sey, please remember this gua gak bisa janji sama lo tapi gua akan berusaha untuk netapin semua omongan gua sama lo sey" ucap Rey kepada Cesey yah dia tidak bisa berjanji tapi ia akan selalu berusaha untuk selalu ada disisi Cesey dan bisa untuk netapin semua omongannya sampai waktu yang lama mungkin sampai ia bisa melihat Cesey bisa tersenyum dengan lepas dan ia bisa melihat Cesey yang dulu Cesey yang akan selalu ceria dan excited dengan semua hal bukannya Cesey yang sangat dingin dan tertutup seperti ini.

"Rey" panggil Cesey yang masih saja betah memeluk tubuh Rey.

"Apa?" Jawab Rey dengan masih mengelus punggung Cesey.

"Terima kasih" ucap Cesey sambil mendongakan pandangannya untuk bisa melihat wajah Rey.

"Thankyou for wht?" Tanya Rey sambil menghapus jejak air mata yang ada di wajah Cesey.

"Thankyou for everything rey" jawab Cesey sambil tetap menatap wajah Rey.

"With mypleasure princess" jawab Rey sambil mengecup ujung bibir dari Cesey. Yahh mengecupnya ini adalah hal biasa yang sering kali Rey lakukan jika ia sedang bersama Cesey.

"Hahahaa" Cesey hanya bisa tertawa mendengar balasan dari Rey.

"Mau pergi keluar untuk beli boba sey?" Tanya Rey sembari melepaskan pelukan mereka berdua.

"Ayoo rey kita beli boba sey pengen boba" balas Cesey dengan penuh semangat dan melupakan apa yang terjadi sebelumnya.

Rey tersenyum melihat Cesey yang kembali bersemangat yahh ini lah yang ingin Rey lihat setiap hari yaitu Cesey yang bersemangat tentang apapun dan akan selalu tersenyum dengan manis nya tapi sayang semua itu harus hilang dengan sendirinya ketika Cesey mulai merasakan semua rasa sakit yang ditimbulkan oleh keluarganya sendiri, mungkin fisik nya baik baik saja tapi tidak dengan batinnya ia yakin Cesey memendam semuanya sendirian dan berjuang sendirian tanpa ada orang yang tau bagaimana sakitnya dia ketika harus melewati ini semuanya sendirian.

To be continue...

Don't forget for vote and coment guys

See you in next chapter



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Living With The WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang