Suho menendang folding gate di depannya, salon ibu Irene yang minggu lalu ia kunjungi kini terlihat sepi tak berpenghuni.
Chanyeol menutup telepon, saat ia melihat Suho terduduk bersandar pada folding gate wajahnya terlihat murung dan frustasi.
"Hyung, pasti kita akan menemukannya." Ucap Chanyeol mencoba menenangkan dengan menyentuh pundak Suho, matanya mengedar melihat sekeliling jalan yang cukup ramai.
Harapan untuk menemukan Irene semakin menipis, Suho tak tahu lagi harus kemana dan tak seharusnya dirinya mengungkapkan semua kebenaran, bukan hanya biaya apartemen namun hampir semua biaya kuliah ditanggung olehnya.
Irene berhenti kuliah pasti karena kebenaran hal tersebut, karenanya.
"Annyeong, kalian pasti mencari Eonni Irene?" Tanya seorang gadis yang Suho tebak berusia hampir sama dengan Karina, adik Irene.
Suho mengangguk kilat, ia berdiri dari duduknya saat salah satu di antara mereka menyodorkan sebuah kertas.
"Kita berdua teman Karina." Ucap mereka, dengan tersenyum lebar.
Chanyeol tersenyum membalas, ia melirik ke arah Suho yang tengah mengintip isi pesan tersebut.
"Karin memintaku untuk memberikan itu bila ada yang datang ke sini." Ungkap mereka menunjuk surat pada genggaman Suho.
"Ah begitu, jadi nama kalian siapa?" Tanya Chanyeol basa-basi.
"Saya Ningning dan dia Winter." Kata Ningning dengan tersenyum lebar menampilkan giginya yang memakai gawat gigi.
"Kita satu sekolah dengan Karina." Sambung gadis lain bernama, Winter sambil membenarkan letak kacamatanya.
"Ah gomawo, Ningning Winter kalian telah menyelamatkan hidup sahabatku." Dengan melirik Suho, yang ikut tersenyum lebar.
"Jadi, kakak di sebelah adalah pacar eonnie Irene?"
"Wah, tampan sekali ya persis seperti yang diceritakan Karin." Ucap keduanya dengan terkikik geli.
"Kenapa hanya Suho saja yang dipuji, aku pun sama tampannya dengan dia." Jawab Chanyeol dengan wajah cemberut.
"Begitu ya, kalau begitu kakak juga tampan dan sangat tinggi."
Chanyeol tersenyum lebar mendapat pujian dari dua teman Karina.
"Gomawo, Ningning Winter. Surat ini sangat berguna bagi hidup saya." Ucap Suho tulus, yang diangguki oleh keduanya.
Alamat yang tertulis di secarik kertas itu, sudah sangat diingat diluar kepalanya. Ayah Irene pernah mengatakan dimana letak rumahnya di desa.
Setelahnya mereka pamit pergi, Chanyeol di samping kembali melirik Suho yang membaca isi surat tersebut.
"Kamu akan kesana?" Tanya Chanyeol menatap Suho. "Akan aku antar, ayo." Ajaknya, bersiap masuk ke dalam mobil miliknya.
Suho menggeleng. "Tidak, aku akan ke sana sendirian." Jawabnya.
"Jangan gila hyung, itu jauh sekali dan kamu juga baru datang dari luar negeri."
Suho kembali menggeleng, untuk kedua kalinya. "Tidak, aku tidak ingin merepotkanmu. Jadi, berikan kunci mobilmu."
Disamping Chanyeol menghembuskan napas pasrah, ia lalu memberikan kunci mobil miliknya. Ia menatap kepergian Suho yang melesat pergi menuju luar kota, dimana Irene kini tinggal. Tak lama sebuah mobil merapat di sisi jalan, kedua temannya berbarengan turun.
"Mana Suho?" Tanya Baekyung.
"Dia barusan pergi ke luar kota."
"Sendirian?" Tanya Kai, khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RandomWARNING!!! ADULT CONTENT DILARANG PLAGIAT... INFO : Cerita ini belum sepenuhnya sempurna dalam penempatan tanda baca, dan lain-lain. Mohon bila ada kesalahan harap maklum. Terima kasih... JANGAN LUPA VOTE, SHARE, DAN COMMENT🌹 @copyright2018