Judul : Irene & Suho
Genre : Love
Date : -
Publis : 2 April 2020Part II
HAPPY READING...
***
1 minggu kemudian, yang Irene dapatkan hanya notifikasi dari beberapa temannya yang menanyakan apakah benar rumor tentang dia adalah kekasih primadona kampus. Tak satu pun notifikasi panggilan dari Suho, seperti yang di janjikan olehnya. Sebenarnya ia tak menunggu untuk di hubungi hanya saja, setelah kejadian waktu itu, dunianya seakan berubah.
Dan, 1 minggu ini juga ia tak pernah bertemu dengan Suho. Entah, pria itu menghindarinya atau apa? Tapi, bila Suho menghindarinya selama 1 minggu ini itu tidak mungkin dan tak seharusnya. Karena, yang seharusnya menghindar adalah dirinya, Irene. Bukan pria itu. Tapi, kenyataannya Ia tak pernah bertemu kembali dengan Suho setelah kejadian itu.
Hari ini adalah hari minggu, hari waktunya bersih-bersih apartemen itu yang tercatat di dalam agenda buku Irene. Dengan, cekatan ia membersihkan apartemennya yang tak seluas apartemen elit yang di huni kalangan atas.
Suara, lagu Bad boy - Redvelvet terdengar menggema di segala ruangan apartemen. Sesekali Irene ikut menggoyangkan badannya mengikuti irama lagu. Tiba-tiba suara bel terdengar sayup-sayup karena suaranya terkalahkan oleh musik yang sedang di putar.
Irene tetap sibuk membersihkan sofa nyaman miliknya, hingga akhirnya ia tersadar akan suara bel yang di tekan dengan tak sabaran. Ia kemudian berjalan menuju handphonenya dan mematikan lagu yang sedang berputar.
Benar saja, Irene kini mendengar suara bel di tekan tanpa jeda. Buru-buru ia membukakan pintu tersebut untuk tamu tak sabaran di hari minggu pula.
"Siapa?" dengan nada tak bersahabat, setelah pintu apartemen terbuka lebar Suho dengan tak bersalahnya tersenyum lebar ia lalu masuk ke dalam apartemen tanpa memperdulikan Irene yang terkejut.
"Ini aku Suho!" jawab Suho setelah dirinya masuk dan masuk semakin dalam ke apartemen Irene membuat si pemilik kesal. Dengan, memperhatikan apartemen Irene yang Suho pikir, sangat nyaman.
"Kenapa kamu kesini? dan, masuk ke dalam apartemen ku tanpa ijin?" Tanya Irene mengekor di belakang Suho yang sedang menaruh tas ranselnya di meja makan.
Irene kini berdiri di hadapan Suho.
"Ini,,, wajahku adalah surat ijinnya!" jawab Suho luwes. "Lalu memangnya kenapa, apa aku tidak di perbolehkan menemui kekasihku!?" ucap Suho, di kata Kekasihku Suho sengaja mengucapkannya dengan lebay.
"Kekasih! Matamu kekasih! Aku bukan kekasihmu!"
"Bagaimana pun juga kamu kekasihku! Titik!" tegas Suho menatap Irene yang tingginya hanya sampai bahu dirinya.
Irene terlihat menciut, ia beberapa kali melangkah mundur karena Suho terus berjalan mendekatinya.
"Ow, seperti kau mempunya sofa yang nyaman dan panjang... Itu akan mempermudah..." ucapannya sengaja Suho gantung, matanya berbinar menatap sofa yang terlihat sangat lembut tersebut.
"Mem...mempermudah apa?" tanya Irene saat, Suho semakin memojokkannya.
Suho tersenyum kecil, Irene memejamkan matanya dengan cepat.
Namun, yang Irene tunggu tak kunjung terjadi.
Suho berjalan pelan ke arah sofa ia lalu merebahkan badannya dengan cepat. "Ahhh, sofa ini sangat nyaman dan sangat pas di tubuh ku! Ini mempermudahku untuk tidur." ucap Suho dengan suara serak.
Irene membuka matanya, ia tak melihat Suho didepannya. Ia mengerejapkan matanya, dengan perasaan yang campur aduk. Ah, ia benci pikirannya.
Irene menarik nafas, membuang rasa malunya. Ia lalu berbalik menghadap Suho yang kini terlihat tertidur dengan tenang.
Benar-benar menghancurkan hari mingguku! teriak Irene di dalam hati.
***
Suho terbangun, saat bau masakan tercium indra perasanya. Ia merenggangkan pelan tubuhnya, ia lalu berjalan menuju sumber harum. Dan melihat Irene yang selesai memasak.
"Ah, hari yang sangat indah! Bangun-bangun, aku mendapatkan meja makan penuh dengan masakan." ucapnya entah kepada siapa, Irene yang melihat hanya memutar bola mata kesal.
Irene mau tak mau menyodorkan satu piring ke arah Suho yang tak disuruh pun kini telah duduk manis di kursi.
"Terimakasih!" ucap Suho pelan, dengan air liur yang hampir saja menetes.
"Sama-sama."
Tanpa suara keduanya, menghabiskan makanan yang ada di piring keduanya. Suho yang pertama menghabiskan makannya, perlahan ia menyandarkan tubuhnya sambil menatap Irene yang tengah membereskan meja makan.
"Ngomong-ngomong tas yang tadi ku bawa sekarang mana ya?" tanya Suho heran saat tak melihat tas miliknya di penjuru ruangan.
"Ada di belakang sofa." ucap Irene pelan.
Suho berjalan menuju tasnya berada, namun tak lama ia kembali ke dapur saat ia menyadari barang-barang yang ia bawa tak ada. "Baju yang ada di tasku, mana?" tanya Suho heran.
"Aku mencucinya." jawab Irene pelan.
"Semua? Ah, makasih, kau memang rajin." ucap Suho senang, karena ia hampir pusing akan memakai baju apa lagi untuk 2 hari kedepan.
"Iya." ucap Irene singkat.
"Kau ternyata judes sekali, melebihi Jennie!" komentar Suho saat, respon yang ia dapatkan dari Irene sangat dingin.
Irene memutar kedua bola mata sebal. 1 menit yang lalu Suho memujinya namun kini ia mengomentarinya. Ia tak tahu lagi harus mengatakan apa.
***
Pukul 19.05
Suho berjalan keluar dari toilet, ia merasakan segar di sekujur tubuhnya. Sambil mengeringkan rambutnya yang basah, ia berjalan pelan menuju ruang tv dimana Irene terlihat sedang memilih film yang akan di tontonnyan.
"Kau mau nonton apa?" Tanya Suho tiba-tiba di belakang Irene yang duduk di sofa membuat Irene terhenyak kaget.
"Kau hampir membuat ku memukul wajahmu dengan remot ini!" ketus Irene kesal, karena pertanyaan Suho yang tiba-tiba.
"Bagaiamana kalau aku rekomendasikan kau menonton Deadpool." kata Suho yang kini telah duduk di samping Irene.
Irene menggelengkan kepala pelan, sambil masih mencari-cari film.
"Avengers?"
"No."
"Zombieland?"
Irene menggelangkan kepala.
"Jumanji?"
Masih tetap, Irene menggeleng kepala.
"Lalu apa?"
"Kau ini cerewet sekali, biarkan aku yang memutuskan sendiri!" protes Irene dengan kesal.
"Ya, aku cuma memberi rekomendasikan!" jawab Suho dengan pelan.
Irene tertawa kecil saat melihat Suho yang kini terdiam sepanjang film dimulai.
***
"Suho, bangun!" ucap Irene menepuk pipi Suho. Di pertengahan film Suho tertidur di bahunya.
"Suho!!" teriak Irene mulai kesal, karen sifat Suho yang sangat susah dibangunkan.
"Suho, bangun!" teriak lagi Irene, yang akhirnya berhasil membuat Suho terbangun dengan kaget.
"Ada apa?" tanya Suho dengan wajah mengantuk.
"Apakah kamu tidak akan pulang, ini sudah jam 10?!" ucap Irene, memperingatkan.
Dengan wajah kesal, dan bibir manyun. "Astaga, Irene kau membangunkanku hanya untuk mengatakan ini jam 10!" ucapnya sebal, ia lalu membaringkan tubuhnya di sopa.
"Aku menyuruhmu pulang!" ucap Irene. "Bukan mengatakan ini jam 10, cepat pulang!"
"AKU TIDAK MAU PULANG!"teriak Suho dengan wajah memelas.
Irene berjalan pergi ke dalam kamarnya, dari pada harus membangunkan Suho yang sangat susah di bangunkan. Untuk hari ini ia membiarkan Suho menginap di apartemennya karena ia sangat lelah, untuk besok ia tak segan untuk menendangnya keluar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RandomWARNING!!! ADULT CONTENT DILARANG PLAGIAT... INFO : Cerita ini belum sepenuhnya sempurna dalam penempatan tanda baca, dan lain-lain. Mohon bila ada kesalahan harap maklum. Terima kasih... JANGAN LUPA VOTE, SHARE, DAN COMMENT🌹 @copyright2018