Mate [End2]

10.3K 316 8
                                    

Judul : Mate
Genre : Werewolf
Date : 25 Februari 2018
Publis :

Happy reading...

N.t

Aku : Jakson POV
Werewolf : Kris

***

Nafas Lauren, terengah saat matanya terbuka dengan cepat. Iagi-lagi ia bermimpi aneh, mimpi yang kadang membuatnya takut. Di mimpinya ia tersesat di sebuah hutan yang gelap dan berkabut, berlari entah sedang menjauhi apa.

Lauren bangun dari tidurnya, rambutnya sedikit acak-acakan ciri khas seseorang yang bangun tidur. Wajahnya terlihat segar walau ia masih beberapa kali menguap lebar.

Lauren menyibak tirai putih gading yang terlihat kusam dan tua, saat ia membuka jendela ia disambut dengan terpaan angin hutan yang sejuk dan dingin.

Suara ponselnya yang berdering membuatnya mengalihkan pandanganya dari pemandangan indah di hadapannya.

"Hallo, Anh?" sapa Lauren lebih dulu dengan suara yang semangat.

Anh diseberang tertawa kecil. "Ohhohh! Apa yang membuatmu terdengar semangat ini, apa kau baru saja meniduri pria desa polos?" tanya Anh, dengan tawa yang tertahan.

"Astaga, kau berbicara aneh dipagi hari!" jawab Lauren yang kini wajahnya mengkerut.

Anh diseberang masih saja tertawa. "Oke, maaf kan aku. Bagaimana satu hari mu disana?" tanya Anh, yang kini mengalihkan pertanyaannya.

"Baik, aku bisa melihat air terjun dari dekat! Tapi..." suara Lauren terpotong saat suara derap langkah terdengar diluar jendela yang tadi ia buka.

"Lauren, tapi apa?" tanya Anh, diseberang yang mendengar Lauren terdiam.

"Ada seseorang di luar kamarku!" kata Lauren, ia lalu menaruh ponselnya asal di atas nakas. Tangannya tanpa sadar mengikat piyamanya, dengan langkah perlahan ia berjalan menuju jendela.

"Lauren?" suara Anh yang berasal dari ponsel terdengar memastikan.

Saat Lauren sampai di jendela yang terbuka, ia cukup terkejut saat melihat seekor anjin-serigala entahlah, Lauren tak bisa menjelaskan hewan dihadapannya ini adalah anjing atau serigala, mungkin dia adalah anjing persilangan dari serigala. Tapi, yang pasti tubuh hewan di hadapannya sangat-lah besar.

Dengan hati-hati tangannya terulur mengambil bunga mawar putih tepat di bawah kaki anjing itu.

Saat Lauren mendapatkan bunga tersebut, tanpa sengaja tangannya tertusuk oleh duri mawar yang membuatnya refleks menjerit. Tanpa diduga anjing didepannya, melolong membuat Lauren tersentak dan langsung terduduk terkejut.

Melihat Lauren yang ketakutan, anjing dihadapannya bergerak gelisah ia memutar tubuhnya kepala besarnya menyudul-nyudul lengan Lauren yang terluka.

"Oh, tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil. Apa bunga ini buatku?" tanya Lauren tangannya mengusap kepala anjing yang kini berada dipangkuannya, bulu anjing tersebut sangat tebal dan lembut.

"Astaga, bulumu lebat sekalih dan harum. Pasti kau bukan anjing liar, hmmm.." Lauren pun lalu merebahkan kepalanya di atas kepala anjing.

Saat tersadar bahwa ia meninggalkan telpon dari Anh, buru-buru Lauren mengangkat kepalanya. "Aku harus kembali ke dalam, terimakasih atas mawarnya." kata Lauren tersenyum ia lalu mendekatkan wajahnya ke arah anjing dihadapannya, bermaksud untuk mencium kening si anjing namun tanpa diduga anjing tersebut malah mencium bibirnya.

Lauren membuka matanya, saat wajah si anjing menjauh dan malah berlari-lari mengelilinginya. Lauren tertawa.

"Maaf Anh, tadi ada seekor anjing yang membawa sekuntum mawar dan itu mawar favoritku."

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang