Irene & Suho [1]

4.5K 108 6
                                    

Judul : Irene & Suho
Genre : Love
Date : -
Publis : 1 April 2020

Part I
Happy reading...

***

Matahari semakin bersinar cerah, saat awan terlihat memudar digantikan langit tanpa hiasan awan. Hal tersebut masih terlihat indah walau, keindahannya terlalu silau untuk di lihat. Irene berjalan pelan menuju kantin kampus, ia sesekali tersenyum kecil ke arah teman sekampusnya. Dan, akhirnya ia menemukan kursi kosong.

Irene kemudian menatap buku yang baru saja di pinjamnya dari perpustakaan, ia terlihat mengambil nafas sebelum akhirnya membuka halaman pertama buku tersebut. Tak berselang lama, Irene kemudian memutuskan untuk memakai headshat miliknya karena suasana kantin perlahan gaduh.

Di lain tempat, Suho primadona kampus dengan aura bak anak orang kaya dan memang benar dia adalah anak orang kaya, berjalan pelan semakin dalam ke arah kantin kampus. Beberapa perempuan yang melihat tersebut sontak heboh sendiri, tak hanya Suho yang membuat kantin semakin riuh namun keberadaan teman-teman Suho yang tak kalah primadonanya menambah keriuhan.

"Suho aku mencintaimu. Apakah kamu mau menjadi kekasihku?" Teriak perempuan yang berdiri lima langkah di depan Suho yang berdiri terkejut.

Tiba-tiba saja Suho terdiam cukup lama, ia gugup tentu saja ia manusia yang bisa gugup kapan saja. Berbeda dengan teman-temannya yang terlihat tertawa.

"Apa itu lucu menurut kalian?" bentak perempuan yang tadi mengutarakan cinta kepada Suho. Perempuan tersebut adalah Jennie, perempuan bak mata elang.

"Ah, jangan masukkan ke dalam hati Jennie, Baekyun ini memang terlalu kanak-kanak!" Sehun merangkul pundak Baekyun dengan wajah meminta maaf.

"Kalau masih kanak-kanak di umur 23, kau seharunya mengulangi masa Tk dan Paud mu. Bukan begitu, Suho?" tanya Jennie dengan bibirnya yang terlihat judes.

Baekyun yang mendapat cibiran tersebut hanya memutarkan matanya dengan sebal.

"Ah, iya mungkin." jawab Suho sesingkatnya.

"Bagaimana, apa jawabanmu soal ajakan menjadi kekasih ku?" tanya lagi Jennie, wajahnya kini terlihat mulai bersahabat.

"Hmmm sebenarnya,..."

Para penghuni kantin terlihat menahan nafas, bila Suho benar-benar menerima ajakan tersebut maka hari ini adalah hari patah hati se kampus. Irene yang sendiri tadi asik dengan dunianya sendiri terlihat bersiap pergi dari kantin, keriuhan yang ia dengar walau terdengar senyap-senyap mampuh meruntuhkan imajinasi yang ia bangun.

"Sebenarnya gue udah punya kekasih!" ucap Suho tak terduga.

Jennie yang mendengar dengan jelas, terlihat tak menyangka atas jawaban yang Suho berikan. Begitu juga dengan teman-temannya mereka semua menutup mulut dengan wajah tak menyangka.

"Siapa?" tanya Jennie cepat, kedua tangannya terlihat mengepal dengan sempurna.

Pandangan Suho terlihat mengedarkan pandangan, ia lalu berhenti menatap kantin yang mulai terasa hawa-hawa tegang.

"Dia... " tunjuknya kepada Irene yang hendak berjalan, Suho lalu berjalan ke arah Irene yang terkejut saat penghuni kantin menatapnya tak percaya begitu juga dengan Jennie yang dilewati begitu saja oleh Suho.

Suho dengan cepat menggenggam tangan putih Irene yang kaku. "Dia... Dia adalah kekasihku." tunjuknya pada Irene.

Jennie terlihat berpikir, kedua tangannya kini disila kan di dada. Matanya menatap tajam Suho, dengan bibir yang tersenyum miring. "Kalau begitu cium dia!" perintah Jennie seakan menuntun lebih atas jawaban Suho tadi.

Suho terlihat terdiam, ia menatap seluruh orang yang berada di kantin yang seakan menunggu hal tersebut.

"Kau berani berboho..." ucapan Jennie tiba-tiba terpotong karena, Suho kini terlihat mencium bibir merah Irene.

Gerakan tangan Suho yang menangkup wajahnya begitu cepat, hingga akhirnya bibirnya benar-benar bersentuhan dengan bibir dingin Suho. Irene mengerjap terkejut saat perlahan bibir Suho menjauh, tangannya sudah gatal ingin menampar pipi pria di hadapannya. Namun, hal tak terduga kembali terjadi Suho menariknya pergi dari kantin kampus yang masih tak percaya dengan apa yang mereka semua lihat.

"Aaaaa..." teriakan Jennie, yang terakhir ia dengar sebelum akhirnya benar-benar keluar dari kantin.

***

Suho terlihat berpikir di setiap langkahnya, tangan yang ia gunakan untuk menggandeng perempuan yang baru saja ia cium tanpa ijin sudah berkeringat.

Irene menarik nafas beberapa kali, saat Suho berhenti menariknya. Setelah ia merasa tenang ia lalu menatap pria di depannya dengan kesal.

"Brengsek! Kau mencuri ciuman pertamaku!" maki Irene marah.

Suho mengerutkan dahi dengan tak percaya. " Tunggu beberapa menit lagi, gue benar-benar kehabisan nafas!"

"Tapi tanganku tak bisa menunggu beberapa menit lagi!"

"Untuk apa? Memangnya kenapa tanganmu?" tanya Suho tak mengerti, dengan masih menarik nafas.

Irene menarik nafas panjang, melihat ketidak pedulian yang Suho tampakkan setelah mencuri ciuman di depan kantin. "Aku benar-benar akan, menampar wajahmu!"

"Tunggu, untuk apa kamu menampar wajahku! Tanpa, sebab lagi!" wajah Suho masih tak menunjukkan rasa bersalah.

Irene kini bersiap menampar wajah Suho, bodo amat kalau saja tamparannya ini membuat wajah Suho memerah. Namun, baru saja ia mengangkat tangannya bermaksud menampar tangan Suho lebih dulu menahannya.

"Tunggu, aku bisa menggembalikkannya!" tahan Suho dengan tersenyum mencoba menenangkan.

Irene dengan wajah kesalnya, menatap Suho seakan menunggu. 5 detik kemudian yang ia dapatkan adalah bibir Suho kembali mendarat di bibirnya.

"Aku telah mengembalikannya!" ucap Suho tanpa merasa bersalah, dengan tertawa geli melihat wajah Irene di depannya yang terlihat shock.

"Aku pergi dulu ada kelas tambahan, nanti aku akan meneleponmu. Dah.." pamit Suho tanpa menunggu reaki Irene di depannya ia berlari begitu saja pergi dari hadapan Irene.

Irene berbalik menatap punggung lebar Suho yang terbalut sweater putih gading. Pyscho.

***

Koment, Next...
#dirumahajah

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang