BAB 5 - SAH!

81 6 4
                                    

Aleta tidak berpikir panjang kala ingin memberi Gala pelajaran dengan ucapannya malah membuat masalah baru. Aleta dan Gala duduk di sofa di hujani tatapan mematikan dari orang tua masing-masing.

"Ini semua gara-gara lo, Ale-Ale! Lo nggak lihat gimana tatapan mereka? Berasa gue mau di hukum gantung," gerutu Gala.

"Gue cuma mau isengin lo doang! Jangankan di hamili, di sentuh aja gue ogah," balas Aleta bergidik.

"Apa kalian sudah selesai bicara?" tanya Aruna.

Aleta mendesah gusar menatap Aruna dengan raut wajah memelas," Ma, Aleta nggak hamil. Ucapan Aleta tadi cuma mau ngerjain Gala. Sumpah!"

Aleta mengangkat dua jari ke atas berbentuk huruf v yang di ikuti Gala. Nara mengerang kesal ikut menyeletuk,"   Kamu 'kan, yang ngebet pengen Gala? Udah Tante duga. Kalau kamu yang lebih dulu goda Gala."

"Nggak bisa gitu dong, Tante! Semua ini salah paham. Kenapa sih, masalah ini harus di besar-besarin?" protes Aleta kesal.

Tommy menahan amarah yang ingin meledak. Aruna menilik raut wajah Tommy yang datar tanpa ekspresi menatap Aleta dengan sorot tajam dan sinis.

"Papa sudah memutuskan. Kamu dan Gala harus kami nikahkan!" tegas Tommy.

Aleta terperangah. Sedetik kemudian, dia tertawa," Menikah? Papa bercanda? Aleta nggak ngerti drama apa yang kalian mainkan. Tapi, jangan bawa Aleta ke dalam drama yang kalian buat!"

Aleta bangkit dari sofa berjalan meninggalkan ruang tamu.

"Menikah dengan Gala atau Sean? Papa memberi dua pilihan Aleta!"

Langkah Aleta berhenti. Tangannya mengepal erat. Dia berbalik, lalu menghampiri Tommy.

"Papa egois! Kenapa Ale harus memilih jika keduanya nggak termasuk pilihan Ale!"

Tommy mengangkat tangannya ke atas. Aleta mengangkat tangan menutup wajahnya.

"Om, semua masalah nggak harus di selesaikan dengan cara seperti ini. Kita bisa membicarakan dengan hati yang tenang," bela Gala berdiri di hadapan Aleta.

Tommy menghempaskan tangannya. Gala menggiring Aleta duduk kembali di sofa. Dia terpekur. Selama ini, Tommy tidak pernah membentak bahkan mengangkat tangannya meski Aleta nakal sekali pun. Di saat Aruna mengomel dan menceramahinya, Tommy yang membelanya. Namun, kini berbeda. Tanpa terasa, bulir air mata Aleta mengalir. Gala menilik pergerakan Aleta yang mengusap air matanya kasar.

"Gala akan menikahi Aleta."

***

Aleta memberengut ketika Aruna menggiringnya keluar dari dari kamar. Dia memakai kebaya pengantin berwarna putih tulang milik Aruna yang masih tersimpan rapi.

"Ma, Ale kabur aja ya? Ale nggak mau nikah," rengek Aleta.

Aruna menyentil kening Aleta," terlambat! Gala udah selesai ijab qabul."

Aleta mengerang kesal. Dia memberengut ketika melihat Gala yang sudah rapi memakai jas berwarna hitam yang membalut tubuh tinggi tegapnya. Dia duduk di sebelah Gala. Keduanya saling tatap.

"Sekarang lo udah jadi istri gue. Kalau lo ngelawan, durhaka lo," bisik Gala mengulurkan tangannya.

Aleta menggeram kesal. Dia melirik orang tua serta penghulu di hadapannya. Dia tersenyum geram.

"Bodo amat! Kita nikah cuma di atas kertas," balas Aleta menggerutu.

Acara pernikahan sederhana yang di gelar di rumah. Meski nikah siri, namun status Aleta sah menjadi seorang istri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berondong TengilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang