06

3.2K 485 26
                                    

“Tidak.” Jawab Jeno dengan wajah dinginnya. “Aku juga berharap bahwa aku tidak akan pernah bertemu dengannya.” Lanjutnya.

Jangan ingatkan dia tentang sosok Pangeran, Jeno benar-benar membenci sosok itu.

“Kenapa?” Tanya Jaemin.

“Kau bertanya kenapa setelah semua yang dia lakukan pada hubungan Putra Mahkota dan Panglime Lee?” tanya Jeno dengan nada sedikit meninggi, ia menoleh ke arah Jaemin di sampingnya membuat Jaemin tertunduk takut karena pandangan Jeno.

“Manusia bisa saja berubah.” Gumam Jaemin

“Memangnya dia manusia? Dia membunuh adiknya sendiri dengan keji.” Umpat Jeno, Jaemin hanya mengerucutkan bibirnya sebal mendengar jawaban Jeno.

Pria itu tak lagi mengatakan apa pun karena melihat reaksi Jeno amat kecut. Tak lama kemudian, pintu lift terbuka, Jeno kembali menarik koper Jaemin lalu mereka melangkah turun, menuju mobil Jeno di gedung parkir, setelahnya mereka melaju menuju rumah Jeno.

Setelah menempuh perjalanan empat puluh menit, mereka akhirnya tiba.

Jaemin menganga saat penjaga berlari, kemudian membuka pintu untuknya dan Jeno, lalu keduanya turun. Jeno mengeluarkan koper Jaemin di bagasi, lalu mengajak Jaemin untuk masuk.

Mereka menapaki anak tangga teras rumah Jeno. Setibanya mereka di depan pintu, daun pintu setinggi dua meter itu terbuka dan beberapa maid berbaris menyambut mereka.

Jeno tersenyum dengan tipis membalas sambutan maidnya, lalu dia melangkah masuk dengan Jaemin mengekori di belakang. Beberapa maid saling tatap dan berbisik saat melihat Jaemin.

Pria itu hanya menurut untuk naik ke lantai dua bersama Jeno, hingga akhirnya keduanya masuk pada salah satu kamar. Ia pandangi kamar yang sangat luas itu, dengan ranjang king size di balut seprai berwarna senada buah persik.

Amat sangat megah dan mewah, seperti kamar untuk seorang Raja.

“Ini kamar kita. Berekan pakaianmu di lemari.” Tutur Jeno membuat Jaemin membulatkan matanya.

“Kamar kita? Maksudnya kita tidur dalam satu ranjang?” Tanya Jaemin, wajah kagetnya benar-benar lucu membuat Jeno tak bisa menahan tawanya.

“Tentu saja.” Jawab Jeno.

“A-aku tidak mau!” Sahut Jaemin cepat seraya memalingkan wajahnya. “Berikan aku kamar lain.” Pintanya ketus.

“Kenapa?”

“Aku tidak bisa berbagi kamar dengan orang lain.” Jawab Jaemin tanpa menatap Jeno.

“Memangnya kenapa? Kau tidur mendengkur? Atau punya kebiasaan tidur buruk lainnya?”

“Ti-tidak. Tapi kau dominan, aku tidak bisa tidur satu ranjang denganmu. Jangan mengambil kesempatan, Jeno!”

Jeno tertawa melihat Omelan Jaemin.

“Baiklah, akan kuminta pada maid menyiapkan kamar dulu. Ayo” Ajak Jeno.

Jaemin hanya menurut saat Jeno mengajaknya untuk turun. Para maid langsung berlari kecil menghampiri Jeno dan Jaemin yang berdiri di dekat anak tangga, sudah tahu jika seperti itu, ada yang Jeno butuhkan.

“Tolong bersihkan kamar di sebelah kamarku, akan di tempati Jaemin. Dan, untuk kalian semua ketahui, dia adalah kekasihku...” Ucap Jeno membuat Jaemin mendelik, dia hendak mengelak, namun Jeno justru menggenggam jemarinya semakin erat.

“Jadi, perlakukan dia seperti Tuan Besar di rumah ini. Dia bukan Tamu, dia memiliki kekuasaan yang sama denganku, dia akan tinggal di sini selama beberapa hari. Mengerti?”

Until I Found Him [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang