“Ekhem”
Jeno dan Jaemin tersentak saat Mark mendehem, membuyar lamunan keduanya tentang kilas balik kehidupan mereka terdahulu. Jeno langsung membantu Jaemin untuk kembali berdiri.
Keduanya tampak sama-sama gugup, canggung dan malu. Jaemin merapikan pakaian dan rambutnya serta menjilati bibirnya beberapa kali. Dia langsung tak berani beradu pandang dengan Jeno.
“Ma-maaf” Lirih Jaemin.
Dia langsung beranjak pergi dari sana, menyisakan Jeno yang memandanginya dengan tatapan tak percaya. Dia ingat lagi bayangan Jaemin dengan segala masa lalu mereka.
“Hei...” Panggil Jeno.
Dia dengan cepat berlari mengejar Jaemin.
Dia sudah di pertemukan dengan Putra Mahkotanya, dia tidak boleh kehilangan Jaemin. Ini adalah awal dari dia membangun kisah baru seperti janji mereka dulu.
“Tunggu!” Panggil Jeno.
Kepalanya celingukan mencari Jaemin di sekitar aula namun tak juga menemukan pria itu, hal itu membuat Jeno merutuki kebodohannya yang melepaskan Jaemin begitu saja.
Sementara Jaemin langsung masuk pada salah satu bilik toilet dan mendudukkan tubuhnya di atas kloset, jemarinya basah karena keringat yang keluar dari sela pori-porinya, dia meremas pahanya dengan sekujur tubuh gemetar.
“Tidak mungkin!” Lirih Jaemin menggelengkan kepalanya.
Kepalanya jatuh dan dia langsung menahan dengan kedua tangan yang bertumpu pada paha dan meremas surainya.
“Itu hanya mimpi. Tidak mungkin itu dia! Lebih tepatnya...”
“Tidak mungkin” Gumam Jaemin.
Dia sekuat tenaga menepis akan pria yang ia temui barusan, sosok Panglimanya yang selalu datang ke mimpinya.
Ingatan tentang semua mimpi yang datang selama ini dan mengusik hidupnya, terputar di kepalanya. Wajah sang panglima tergambar begitu jelas, sangat mirip dengan sosok yang ia temui tadi.
Rasanya juga seperti tak asing kala melihat pria itu. Seperti ia dan pria itu sudah mengenal cukup lama, bukan seperti orang yang baru pertama kali bertemu.
Jaemin mengusap wajahnya frustrasi, dia tersentak saat ponselnya bergetar di saku celana. Dia langsung merogohnya dan melihat panggilan masuk dari Haechan, dengan cepat dia keluar dari toilet meskipun dia belum merasa tenang setelah pertemuan dengan pria tadi.
Jaemin kembali ke aula acara dan melihat para undangan sudah berbaris bersama pengantin untuk sesi foto. Jantungnya berpacu cepat saat netranya tak sengaja bertatapan dengan Jeno yang berdiri di samping Mark, tepat di sebelah Guanlin, dan sejajar lurus dengan dengannya berdiri.
Netranya bergerak ke sembarangan, berusaha menghindari tatapan Jeno yang begitu tajam seolah menguliti dirinya, pipinya bersemu merah saat melirik ke arah Jeno dan pria itu masih menatapnya tajam.
“Ke-kenapa dia justru melihatku seperti itu?” Jaemin bertanya-tanya seraya mengangkat kameranya, agar Jeno tak bisa melihat wajahnya.
Sementara Jeno masih menyelami wajah cantik Jaemin yang berada dua meter setengah darinya. Sangat persis dengan Putra Mahkotanya. Ada ikatan yang begitu kuat setiap dia menatap netra itu.
“Baiklah, semuanya lihat ke kamera” Perintah Jaemin dengan suaranya yang lantang.
Jaemin mulai menghitung mundur dan lampu kilat kamera menyala pertanda gambar telah di ambil. Wajah pria itu bersemu saat menurunkan kameranya, saat dia mengambil gambar tadi, Jeno tak melepaskan tatapan matanya membuat Jaemin gugup dan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Found Him [NOMIN]
FanfictionJeno tidak akan mencintai orang lain selain Yang Mulia-nya. Sang Panglima akan menunggu takdir mempertemukan mereka kembali, seperti janji mereka di kehidupan terdahulu. BACA UNDER THE STARS DULU SEBELUM KE SINI YA^^ SEQUEL FROM "UNDER THE STARS" ⚠️...