07

3.7K 423 48
                                    

Jeno keluar bersama Taeyong dari ruang rapat setelah menyelesaikan rapat mereka. Keduanya melangkah santai menyusuri koridor menuju ruangan Jeno.

“Bagaimana?” Tanya Taeyong di sela langkah mereka.

“Aku sudah bertemu dengannya.” Jawab Jeno membuat Taeyong langsung menoleh, pria itu tersenyum tipis dengan anggukan kepala.

“Lalu?” Taeyong melempar tanya lagi.

“Aku sedang berusaha meyakinkan dirinya, karena dia selalu menolak bahwa dia adalah Putra Mahkota. Jadi, kami memutuskan untuk tinggal bersama dan mencari tahu tentang kehidupan kami dulu.” Jeno menjelaskan.

“Sudah kau bawa ke tempat itu?”

“Belum, aku ingin memulainya secara perlahan.”

Taeyong mengangguk-anggukkan kepalanya, mereka akhirnya masuk ke dalam ruangan Jeno dan Taeyong di minta duduk pada sofa tamu dan Jeno duduk di depannya.

“Kau bertemu Pangeran?” tanya Jeno membuat Taeyong tampak diam dan berpikir sejenak.

“Aku bertemu beberapa kali. Lalu bagaimana denganmu?”

“Tidak. Bahkan aku berharap aku tidak akan pernah bertemu dengannya.”

Taeyong mengulum senyum tipis mendengar itu, telinganya berdengung membuat dia mengerutkan alisnya. Dia kemudian mengulum seringai ke arah Jeno.

“Kau mungkin akan segera bertemu dengannya.” Ucap Taeyong membuat Jeno menoleh dengan wajah kaget.

Taeyong mengerling pada pria itu membuat Jeno langsung memalingkan wajahnya yang berubah dingin. Dan karena tak ada yang ingin Taeyong bicarakan lagi, dia pun memutuskan untuk beranjak dari ruangan Jeno.

“Kau harus segera membawa dia ke sana.”

“Aku belum siap. Aku sendiri pun, masih takut setiap kali mengingat kejadian itu. Tapi pasti, aku akan menjadikan itu senjata terakhir jika aku tak bisa mendapatkannya.”

Taeyong tertawa kecil mendengar kalimat akhir Jeno membuat pria bermata bulan sabit itu ikut tertawa. Keduanya saling berjabat tangan, lalu Taeyong pun berpamitan untuk kembali ke kantornya karena masih banyak pekerjaan.

Jeno tersenyum memandangi bayangan Taeyong, mengingat tentang kisah hidupnya dan Jaemin. Lalu dia putuskan masuk kembali ke dalam ruangannya.

Taeyong berdiri di dalam lift seorang diri dengan tenang, kedua tangannya naik dan dia memainkan cincin di jari manisnya. Bibirnya mengulum seringai saat telinganya berdengung semakin kencang.

Dia tersentak saat pintu lift terbuka, dan matanya langsung membulat saat melihat seorang pria berdiri, mengenakan kemeja putih di balut dasi berwarna navi dan celana hitam membawa amplop coklat.

Sama dengannya, pria itu pun tersentak saat melihat Taeyong berada di dalam lift.

“Aku tidak menduga akan bertemu secepat ini.” Batin Taeyong.

Taeyong langsung memasang wajah dingin dan melangkah keluar dari lift tapi Jaehyun langsung menarik dengannya membuat ia berhenti.

“Kau di sini?” Tanya Jaehyun dengan senyum.

Taeyong menatap amplop yang di bawa Jaehyun lalu mengulum seringai tipis. “Kau membuang-buang waktumu dengan melamar ke sini. Kau mungkin tidak akan di terima.”

“Mereka bahkan belum memeriksanya. Aku yakin pasti aku di terima.” Jawab Jaehyun percaya diri.

Taeyong hanya melempar senyum lalu melangkahkan kakinya untuk pergi namun lagi-lagi, Jaehyun menariknya membuat dia dengan cepat berbalik dan menatap Jaehyun sebal.

Until I Found Him [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang