8. Kebingungan Nayaka

2 1 0
                                    

Suasana riuh memenuhi kantin sekolah, saat ini sedang dalam waktu istirahat di sekolah SMA Serang Victory High, Advaya sedang mengantre untuk membayar makanan yang telah dibelinya, hanya makan semangkuk bakso tapi harus mengantre lama hanya untuk sekadar membayarnya. Jika Advaya memiliki hati yang tidak baik mungkin saja ia tidak perlu membayar dan langsung pergi ke kelas.

Beberapa menit kemudian, akhirnya ia selesai membayar dan akan segera kembali ke kelas untuk melanjutkan menulis novelnya. Ya sekaligus mungkin menghubungi Nayaka yang kini sudah menjadi pacarnya. Advaya berjalan melewati koridor kelas 10 untuk menuju kelasnya, seraya meletakkan jari-jarinya di saku celana.

"Selamat pagi kak Advaya," sapa adik kelasnya seraya tersenyum, dan Advaya tak lupa untuk membalas senyumnya. Meskipun Advaya terbilang cukup introvert, namun ia banyak yang mengenal di sekolah ini termasuk para adik kelasnya, karena Advaya aktif di organisasi.

Sepanjang perjalanan ia selalu mendapat sapaan dan senyuman dari para adik kelasnya, hingga akhirnya ia kini sampai di kelas 12, lebih tepatnya di depan pintu kelasnya sendiri. Advaya kemudian mengurungkan niatnya untuk memasuki kelas ketika melihat kericuhan yang disebabkan oleh Devano yang memang terkenal ekstrovert. Devano adalah orang yang disegani oleh teman-temannya di kelas. Jika Devano tidak ada, maka kelas pun akan merasa sepi dan hampa.

Advaya memutuskan untuk duduk di depan kelasnya saja, menunggu bel masuk sambil melanjutkan menulis novel digitalnya. Hanya beberapa menit lagi saja kelas akan hening karena bel masuk akan segera bunyi. Advaya sudah mengirimkan pesan kepada Nayaka sejak ia sebelum melangkah menuju kantin, namun sampai ia kembali dari kantin Nayaka belum membalasnya atau bahkan membaca pesannya.

"Hmm, Naya sibuk kayaknya," gumam Adaya sambil menatap direct message Nayaka.

"Naya siapa tuh?" Suara itu mengejutkan Advaya yang sedari tadi tidak menyadari kehadiran siapapun di dekatnya.

"Allahuakbar, ngagetin aja lo Ali," ucap Advaya yang terkejut. Advaya baru menyadari kehadiran Alister didekatnya, karena pasalnya waktu ia duduk Advaya merasa sendirian.

"Hahaha, lebay lo ah. Ngapain di sini sendirian? Udah kayak gak punya temen aja, bukannya gabung sama yang lain di dalam, malah menghindar," ujar Alister.

"Males di dalam ricuh, gue lagi nulis novel. Gak bisa fokus kalau masuk kelas," jawabnya.

Alister kemudian mengambil ponsel Advaya tanpa persetujuannya. "Coba mau baca novel lo," ucapnya. Advaya hanya pasrah saja ketika ponselnya diambil paksa oleh Alister.

Ketika Alister sedang membaca novel tulisan Advaya, tiba-tiba saja notifikasi Instagram muncul dan tak sengaja Alister baca.

@nayamhrniptri_ : 'Maaf ya ganteng aku baru buka IG, tadi habis ngobrol sama Ryan'

Alister tersenyum ketika tidak sengaja membaca pesan itu, dan merasa tidak enak karena sudah membaca privasi orang, Alister dengan segera mengembalikan ponselnya kepada Advaya seraya mengejeknya.

"Ini ganteng hapenya, sorry gue gak sengaja," ucap Alister yang membuat wajah kebingungan Advaya terukir.

Setelah Advaya menerima kembali ponselnya, ia baru mengerti kenapa Alister berbicara seperti itu, Advaya merasa malu dengan Alister, bahkan dengan dirinya sendiri ia merasa malu.

"Ah, Nayaka kenapa harus bales pas hape-nya dipegang Alister sih, kan gue jadi malu," cicit Advaya.

@advaya.nkzk_ : 'Ryan yang mana tuh, sampe lupa ngabarin huh, udah lewat sejam lebih baru bales.'

Behind the ScreenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang