|04|Santet.

2.2K 101 0
                                    

Happy reading and enjoying!

-👽-


Keinginan seorang Altezza adalah mempunyai keluarga lengkap. Walau ia sudah biasa tinggal sendiri tapi tetap saja ada rasa iri saat dia melihat anak yang bisa bermain dengan kedua orang tuanya. Altezza selalu bertanya, kapan dia bisa seperti itu. Ia juga ingin mempunyai orang tua, Ezza sangat ingin merasakan kasih sayang orang tua seperti anak lain.

Walau Ezza menebar senyum dan tawa kesana kemari tapi didalam lubuk hati Ezza paling dalam anak itu tidak baik-baik saja. Nyatanya Ezza selalu menangis dimalam hari dan berakhir tertidur, selalu begitu jika Ezza terpikir tentang orang tuanya. Ezza sering sekali bertanya tanya bagaimana rasanya di sayang, dimanja, dan diperhatikan oleh orang tua. Mau bagaimanapun Ezza masih anak-anak yang sangat ingin merasakan rasanya disayang orang tua. Jika tidak bisa, ia hanya ingin bertemu saja dengan orang tuanya. Ia ingin melihat seperti apa rupa orang tuanya.

Tapi sayangnya ia tidak tau siapa orang tuanya. Ia tidak tau dimana orang tuanya, dia juga tidak tau apakah ayah dan ibunya masih hidup atau tidak.

Tapi Ezza bersyukur karena ada banyak orang yang menyayanginya secara tulus. Setidaknya dia masih bisa merasakan kasih sayang dari seseorang walau bukan dari orang tuanya.

Di sebuah apartemen yang tidak terlalu besar, ada seorang remaja yang asik dengan handphonenya. Seperti nya anak itu tidak ada berniat untuk tidur, padahal Jam sudah menunjukkan kalau saat ini sudah tengah malam.

"Woah.. cantik banget!" Dia Altezza sedang terpesona melihat wanita di film drakor yang ia tonton di handphonenya.

Ezza sedikit suka sama drakor, tapi Ezza paling suka sama novel. Bisa dibilang anak itu suka membaca tapi bukan membaca buku pelajaran, katanya novel lebih menarik daripada buku pelajaran. Membosankan.

Itu salah satu alasan Ezza sering telat masuk sekolah juga. Bergadang sampai malam dan telat masuk kelas. Sudah menjadi jadwal kegiatan rutin Ezza itu.

Mata Ezza sudah terlihat menahan kantuk. Tapi sepertinya bocah itu tetep kekeuh ingin menonton drakor itu itu sampai habis.

Ezza menguap lebar."Nanggung banget kalau ga ditonton sampai habis," ucapnya.

Mata Ezza seperti sudah tidak tahan lagi, mata indah itu perlahan mulai tertutup dan tak lama terdengar dengkuran halus dari sang empu. Dan pastinya besok Altezza akan telat masuk sekolah lagi karena ulah anak itu sendiri.

•••

Benar saja. Altezza sekarang sedang berada di toilet. Ia dihukum untuk kedua kalinya oleh guru BK atau sering dipanggil buk Ila. Ezza kali ini disuruh membersihkan toilet. Kalau berjemur lagi, nanti takut bocah satu ini kembali pingsan.

Bukannya melaksanakan hukuman nya, Ezza malah asik menjailin orang, seperti tadi saat ada orang datang. Ezza segera bersembunyi dan menghidupkan suara hantu memakai handphonenya, terlihat selanjutnya remaja itu lantas langsung teriak sambil berlari teribirit birit. Sedangkan si pelaku hanya cekikikan tanpa rasa bersalah.

Altezza menghentikan tawanya dan langsung mengerjakan hukuman nya yang tadi tertunda sambil sesekali tertawa sendiri mengingat hal lucu.

Saat sudah selesai bersamaan juga dengan jam istirahat berbunyi. Ezza lantas langsung bergegas pergi ke kelas nya. Tidak heran jika Ezza tertinggal banyak pelajaran.

Ezza dapat melihat semua temannya disana saat memasuki kelas. Anak kelas yang lain tidak ada, mungkin ke kantin.

"Nah ini dia orang nya." suara itu berasal dari Wirzard yang memicingkan matanya menatap Ezza.

ALTEZZA EL.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang