|13|Orang-orang ngeselin.

2.8K 125 15
                                    

Happy Reading and enjoy!

-👽-

Ezza menatap remaja itu dengan tatapan bingung, Bagaimana bisa orang yang menjadi lawan basket Haikal sewaktu di sekolah bisa berada disini. Ya, Ezza mengenal dua pemuda atau mungkin hanya ingat nama Joe saja? Mereka adalah lawan basket Haikal sewaktu di sekolah.

Sebenernya dia cuma tau namanya engga kenal juga, dia tau namanya dari Haikal. Dia ingat nama pemuda itu Joegar Venx Dirgantara dia yakin itu namanya walau namanya sepanjang jalan tol tapi ia ingat.

Semuanya menatap Ezza, Anak ini sudah kenal dengan Joe?

Sedangkan Joe mengerutkan dahi bingung, seingat nya dirinya tidak kenal bocah satu ini.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Sang Oma.

"Tidak. Mungkin saja fansku Oma." acuh Joe, yang lain hanya menatap malas Joe.

"Pens, pens matamu! Selera Ezza itu tinggi ya!" dengus Ezza. Oma Lea sedikit terkikik mendengar Kata kata Ezza.

Joe menatap malas Anak itu. "Lalu, bagaimana bisa kau tau namaku?" tanyanya.

"Kau dari sekolah Xander's?"

Semuanya langsung menoleh ke pemuda disebelah Joe yang bernama Aksara Saga Dirgantara yang mengajukan pertanyaan Kepada Ezza.

"Benerr.. seratus untuk anda." Ezza mengangguk lucu lalu memberi dua cap jempol ke Aksa tapi remaja itu malah memalingkan muka.

"Jangan tanya kenapa aku tau, aku pernah tak sengaja melihat dia di sekolah itu. Kau tidak ingat? Kita pernah bertanding basket di sekolah dia." ujarnya Aksa kepada Joe.

Joe pertama-tama ngelag dulu, lalu mengangguk. "Ah, Kau temannya Haikal?"

"Pakek nanya, bisa bisanya orang tampan kayak Ezza gini engga diingat." ucapnya percaya diri.

"Kau lebih terlihat manis, dari pada tampan."

"Heh! Ngajak gelud?!"

Joe terkekeh melihat Anak itu yang sudah siap-siap menerjangnya tapi ditahan oleh Zyaner.

"Lalu mengapa anak itu ada disini?"Tanya Aksa.

"He is my son." kata Akaxvir.

Joe dan Aksa terkejut tak percaya, lalu kembali melirik Ezza yang sibuk melepaskan diri dari dekapan Zyaner.

"Dia bayi itu?"Akaxvir mengangguk pelan, membuat Joe dan Aksa mematung. Mereka memandang tak percaya Ezza yang ternyata bayi Akaxvir yang bertahun-tahun hilang dibawa kabur.

"Ternyata aku mempunyai sepupu menggemaskan." Joe langsung saja menghampiri Ezza dan menarik Anak itu kepelukannya.

Ezza tentu saja langsung ngereog. "Ishh, Jangan peluk peluk!" Ezza mencebik tak suka, Ia berusaha melepaskan pelukan Joe, tapi apalah daya tenaga kecilnya kalah dengan tubuh besar Joe.

Joe tak menghiraukan berontakan Ezza, ia semakin gencar memeluk Ezza. Semuanya kecuali Aksa dan Opa Arga terkekeh pelan melihat Ezza yang sepertinya sudah pasrah.

"Jadi ini abang, Abang," tunjuk Ezza ke Joe dan Aksa. "Anaknya siapa?" tanyanya.

"Abang Joe anak Papi Aldarick. Kalau Abang Aksa, Ezza akan tau nanti." jawab Oma Lea.

"Oh.." Ezza mengangguk mengerti. "Jadi mereka saudara Ezza gitu, om penculik?" tanya Ezza kepada Akaxvir.

"Pftt.. Om penculik," gumamnya Joe, bibirnya bergetar menahan tawa. Akaxvir menatap dingin Ezza, kenapa anaknya ini sangat menguji kesabaran dirinya.

ALTEZZA EL.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang