|10|First Moment.

2.2K 109 2
                                    

Happy reading and enjoying!

-👽-

Bagaimana jika kau berada di rumah orang asing yang mengaku kau adalah keluarganya yang hilang.

Apa yang akan kau lakukan?

Ezza sedang berada di situasi itu sekarang, perasaan nya campur aduk, dia tidak tau harus bersikap apa sekarang. Pikiran dia bercabang, jika ia memang anak dari Pria yang bernama Akaxvir tersebut.

Yang pastinya jika itu benar Ia sangat senang karena ternyata dia masih mempunyai keluarga. Tapi disisi lain dia juga dibuat bingung, bagaimana bisa ia terpisah dari keluarganya ini?bahkan sampai bertahun-tahun lamanya.

Ezza belum bertanya tentang itu, yang pasti dia hanya akan menunggu hasil tes DNA yang dibilang Akaxvir keluar, yang katanya untuk membuktikan bahwa ia anak kandung asli pria itu.

Ia tidak tau harus berekspresi bagaimana jika benar dia anak orang kaya. Ezza memang pernah berpikir jika dia anak dari bangsawan atau anak selebriti yang hilang. Walau emang sepertinya Om penculik juga orang kaya bahkan mungkin sangat kaya? Rumah nya saja sepertinya menyamai rumah presiden.

Jika seperti itu Ezza sudah siap jika ia memang calon anak orkay. Dia akan terima dengan lapang dada.

Saat ini Ezza dan yang lainnya sedang berada di ruang makan, dibarisan tengah terdapat Aryanta sang kepala keluarga, disebelahnya Akaxvir dan disebelahnya lagi Ezza duduk di samping Zyaner. Mereka mengajaknya sarapan pagi, dengan senang hati dia ikut. Jadi sekarang hanya ada mereka berempat di meja makan. Tentu berempat, memang dengan siapa lagi?

Dihadapan nya sekarang banyak berbagai macam makanan. Ezza jadi teringat makanan sehari harinya selalu mie. Cuma bedanya jika beda hari maka beda varian mie nya.

'Udah kaya mau hajatan aja.' Batin Ezza melirik kearah banyaknya makanan dimeja.

"Makan." titah sang kepala keluarga langsung. Ezza yang sudah siap makan diurung karena panggilan dari Akaxvir.

"Ezza." anak itu menoleh kearah Akaxvir. "Kamu tak punya pantangan makan bukan?" tanyanya memastikan. Dia memang sudah mencari data tentang Ezza tapi ia takut jika masih ada yang terlewat.

Ezza mengeleng. "Engga ada kok,"Jawabnya jujur. Memang mahluk jenis Ezza ini pemakan segalanya, bahkan Ezza pernah makan pisang sekulit-kulitnya.

"Baguslah."

"Mau makan apa?" tanya Zyaner. Ezza melirik ke semua makanan, mata nya tertuju sama makanan yang sepertinya sangat berwarna merah, Ia yakin itu pasti pedas dan dia ingin.

"Mau itu.." pinta Ezza sambil menunjuk makanan yang membuat ia tertarik. Zyaner melirik kearah makanan yang Ezza tunjuk.

"Itu pedas." sahut Akaxvir. Makanan yang ezza tunjuk memang sangat pedas terlihat dari tampilannya, takut Ezza akan sakit perut jika memakannya.

"Kenapa? Ezza bisa kok makan pedes." ujar Ezza.

"Menurut saja." balas Akaxvir dengan nada tak mau dibantah.

"Enggaa, tetep mau itu!" Kekeh Ezza. Walau sedikit takut ia tetap mencoba menjawab.

Akaxvir menatap tajam Ezza. "Jangan memancing emosi papa, Ezza." ucapnya dingin. Ezza menelan salivanya gugup, ia sampai lupa jika om penculik ini bukan sembarang orang. Jelas bukan sembarang orang, orang biasa mana yang dikawal oleh banyak pria berbadan besar.

ALTEZZA EL.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang