|08|Dimana?

2.8K 120 1
                                    

Happy reading and enjoying!

-👽-

Altezza sedikit terusik karena tidurnya terganggu, Akaxvir dengan sigap menepuk-nepuk punggung anak itu, tapi sepertinya tidak berguna karena si kecil terlihat perlahan-lahan membuka matanya. Akaxvir menatap tajam seorang yang berdiri diambang, pelaku yang membangunkan anaknya.


"Dasar pengganggu."

Pria itu tidak mempedulikan ucapan kakaknya, Akaxvir. Ia masih setia memasang ekspresi datarnya.

Ya benar, pria itu adalah adiknya Alaxvir yang bernama Aldarick Dirgantara. Pria itu mempunyai dua anak sepasangan. Aldarick juga bekerja di dunia gelap, hanya saja lebih tertutup. Diantara dua saudaranya dia juga yang lebih sedikit bisa tersenyum dan bercanda daripada yang lain, yang lain mah sadis-sadis semua.

Tujuan Aldarick adalah bertemu dengan anak kedua kakaknya yang kurang ajar itu, ia bisa dengan mudah menemukan Lyoid. Bukan hanya dia tapi seluruh keluarga Dirgantara dapat melacak keberadaan dimana anggota keluarganya berada, karena memang disetiap keluarga nya mereka memakai GPS agar tidak susah mencari satu sama lain.

Maka dari itu dia dapat mengetahui keberadaan lyoid sekarang, jika bukan karena urusan penting dia tidak akan sudi sampai sejauh ini ingin bertemu dengan dokter gadungan itu.

Tapi sepertinya tujuannya tiba-tiba jadi terlupakan, saat ia melihat seorang anak kecil yang tidur dengan berbantalan kakaknya itu.

Tidak mungkin kan jika Akaxvir sekarang sudah jadi pedofil?

"Om penculik.." suara lirihan dari anak kecil itu membuyarkan lamunannya. Ia dapat melihat Akaxvir yang perlahan lahan membantu anak itu duduk, dan setelahnya anak itu menatapnya dengan mata bulat sayu. Menggemaskan sekali.

Tampak Lyoid baru keluar dari kamar mandi dan menatap datar Aldarick.

"Tidak perlu sampai mendobrak pintu seperti tadi, pintu itu baru saja aku ganti." Lyoid berucap dingin menatap adik dari Papanya itu."Lihat.. Papi merusak pintunya, padahal pintu itu sudah aku ganti dengan besi, tapi sepertinya untuk Papi tidak mempan."Lanjutnya menatap nanar pintu yang sudah tergeletak tak befungsi.

"Oh, jadi apakah sekarang kau sangat miskin sampai kau protes hanya untuk pintu itu?" desis Aldarick menatap datar Lyoid.

"Uangku tak kan pernah habis asal kau tau." ucap Lyoid sinis. Oh ayolah.. tak mungkin kan jika dia jatuh miskin, Sedangkan setiap hari uang nya mengalir tanpa batas.

"Dih, sombong." cibiran Altezza, yang sejak tadi mengamati pembicaraan kedua orang itu dan dia juga diam untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu. Ia menatap julid kearah Lyoid dibalas tatapan datar pria itu.

"Kau tidak percaya anak kecil?"

Ezza tak menghiraukan pertanyaan Lyoid, dia lebih memilih menatap pria yang sepertinya asing baginya yang masih berada diambang pintu.

"Kawannya om penculik juga ya?" tanya Ezza penuh selidik sambil menyipitkan matanya kearah pria asing itu.

"Who's he?" bukannya menjawab Aldarick itu malah memilih bertanya dengan Akaxvir.

ALTEZZA EL.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang