0.

21 3 0
                                    

(:Happy Reading:)

°
.


"Lentera harus bisa mengendarai mobil, apa kata orang nanti kalau tahu anak bujang kita tidak bisa mengendarai mobil, apalagi motor" ucap lelaki berkacamata hitam kotak, setelah menyeruput kopi hitam yang ia dapat dari Lampung

"Untuk apa kita sibuk dengan mulut orang? Toh kita makan hasil kerja keras sendiri" jawab istrinya tak setuju, suaminya selalu membuka lebar telinganya untuk suara-suara penilaian dari orang luar yang bahkan tidak tahu apa-apa

"Memang tidak makan dari mereka, tapi tetap saja Ayah mau Lentera jadi lelaki yang serba bisa" dia tetap keukeh

"Lalu mau Ayah apa sekarang?" Lita sedikit mengalah sekarang. Di pikir-pikir ia sudah terlalu banyak membantah suaminya, mungkin kali ini yang terbaik untuk anaknya

"Ayah mau mengajarkan Lentera mengendarai mobil, ayah ingin lihat anak itu pandai"

"Apa tidak bahaya? Mama takut membahayakan Tara, anak kita tidak bisa menggunakan mesin" khawatir Lita, saat itu Lita pernah meminta Lentera untuk mengoprasikan mesin blender, saat itu ia sangat sibuk memasak banyak rupa untuk kedatangan mertuanya. Lentera pun mengajukan diri untuk menghaluskan bumbu namun anak itu terkejut dengan getaran motor mesin itu, terlebih dia baru saja meminum obat yang dianjurkan dokter tidak boleh mengoprasikan mesin sehabis mengonsumsi obat.

Lentera berteriak, anak itu melepas cup blender alhasil cup itu terlepas dan isinya tumpah, Lentera dengan inisiatif mematikan mesik yang masih menyala dengan tanganya yang basah, sengatan listrik mengenai tangannya.

"Masalah blender kan lain, ngga sama dengan ini. Itu juga karena kecerobohan anak itu sendiri, Ma" ya, memang benar tidak bisa disamakan. Namun Lita tetap khawatir.

Rupanya Lentera mendengar percakapan orang tuanya, selesai menggulung selang air yang ia gunakan untuk menyiram tanaman, Lentera menghampiri orang tuanya

"Anak mama, kamu habis menyiram nak?" Lita dengan lembut menyambut Lentera

"Iya ma, tidak apa kan?" Tanya Lentera, dia sedikit nakal tadi, nekat menyiram tanaman padahal Mama sudah berpesan untuk tidak melakun apapun yang berat

"Tidak apa sayang, itu hanya menyiram tanaman, mama tidak marah. Sebentar ya, mama ambilkan Tara air hangat" Lita berjalan menuju dapur, mengambil air hangat untuk putra semata wayangnya.

Sedang Lentera, duduk menatap Ayahnya "kenapa kamu?" Tanya Andi

Andi memang terlihat cuek dan keras pada Lentera, tapi percayalah ia sangat menyayangi Lentera apapun keadaan Lentera. Andi rela melakukan apapun untuk membuat Lentera senang, bahkan saat itu Lentera kecil pernah merengek meminta permen karet bubble gum namun Andi yang enggan membelikan, membentak Lentera sampai anak itu nangis dan marah.

Lentera masuk kamarnya, dia tidak mau bersapa dengan Andi. Malamnya diam-diam Andi menaruh tiga kotak permen karet dengan rasa yang berbeda-beda. Sampai sekarang Lentara tidak tahu siapa yang memberinya permen karet

Dan karena itulah, Lentera dan Andi terlihat semakin cuek satu sama lain. Ditambah Andi yang gengsian, dan tak pintar menunjukan rasa peduli dan sayangnya untuk Lentera.

"Kalau Ayah ingin mengajari aku mengendarai mobil, Tara mau." Andi diam-diam tersenyum. Kalian tahu apa alasan lain dari Andi yang ingin mengajari Lentera mengendarai mobil?

Andi ingin memiliki waktu berdua lagi dengan Lentera, seperi beberapa tahun lalu saat Andi mengajari Tara kecil menaiki sepeda dari roda empat sampai roda dua, dengan telaten.

Andi rindu tawa Lentera yang lepas, Andi rindu menghabiskan harinya dengan Lentera, dan Andi ingin anaknya melihat betapa indahnya dunia ini sebelum ia tak dapat merasakannya lagi. Andi ingin Lentera bahagia, mengelilingi kota, menikmati indahnya bangunan-bangunan baru agar sedikit mengobati hatinya yang selama ini merasa gagal menjadi orang tua, karena anaknya hanya dan selalu melihat bangunan rumah sakit A sampai Z.

"Bisa gak kamu? Nanti nyusahin Ayah" jawab Andi masih mempertahankan gengsinya

Seringkali sikap Andi yang seperti ini membuat Lentara tambah sungkan dan menaruh pikiran negatif terhadap Andi. "Kalau belum belajar semua pasti tidak bisa, tapi Tara ingin mencobanya dulu, kalau benar-benar tidak bisa Tara akan bilang"

Ya Tuhan, apa anaknya sudah sedewasa ini? Ia bisa memberi jawaban bak orang dewasa, bukankah Lentara-nya masih seorang bayi yang lucu, dan merengek saat punggungnya sakit di malam hari?

"Ya sudah, weekend Ayah ajarkan basuc terlebih dahulu, lusa baru Ayah praktek langsung" Andi pergi ke kamarnya, ia tersenyum senang membayangkan weekendnya yang pasti akan menyenangkan hati

Lita melihat itu terkekeh, kenapa suaminya sangat menjunjung tinggi gengsi?

♡~♡~♡~♡

Gadis kecil yang sehari-harinya bersama kucing jantan berwarna oranye belang putih, terlihat memakan nasi dengan lauk seadanya. Ia makan pakai tangan, agar memudahkan mengambil nasi dan lauknya

Mulutnya mengunyah tanpa suara, dan telinganya serius mendengar narasi yang dibawakan penyiar berita di televisi tabung.

Kucing oranye itu tidak menggangu makan sang gadis, mata oranyenya terbuka menatap sang majikan yang makan sembari meraba-raba seisi piring, beberapa bulir nasi terjatuh saat ia tak sengaja meraba terlalu ke pinggiran, namun dengan pintarnya Elon memakan bulir nasi yang jatuh, kucing itu seakan mengerti pasti akan ada semut yang mengerubung.

"Elon, apa kamu disini?" Gadis itu bersuara memanggil kucingnya, dan di sambut meong lucu dari Elon

"Nanti kalau ibu pulang kamu akan makan ikan, ibu bilang tadi pagi akan mampir ke tukang ikan tongkol minta kepala dan duri buat kamu, enak kan kepala tongkol?"

Meow

Gadis itu telah selesai makan, dia menuju kamar mandi untuk mencuci tangannya. Dia berjalan mengikuti tembok rumahnya, Elon di belakang mengikuti Wulan.

Setelah selesai Wulan kembali mendengarkan berita, hatinya sangat senang saat mendengar nama daerah tempat tinggalnya disebut news anchor.

"Wah Elon, dia bilang ada taman hijau baru di sini. Aku ingin kesana Elon. Tapi apa boleh sama ibu?" Ia sedikit bersedih, tidak mungkin ibunya menginjinkan untuk pergi ke taman hijau yang baru di resmikan itu.

Meow, meow, meow...

'Pasti boleh, coba kamu bilang dulu ke ibu, Wulan'

"Oh iya, aku harus bilang ke Ibu dulu. Masa udah sedih duluan hihihi" ia kembali bersemangat, seakan mengerti bahasa Elon.



.

.

.

Hi, aku bikin shorts story, keknya emg kemampuan aku bukan untuk tulis cerita yg banyak part. Jadi, mumpung aku belum ada kesibukan aku buat shorts nct ver yaa, juga biar ngga tambah gila sama candaannya dunia yang kiding kiding terus.

Oiya, dukung Moon Taeil banyak-banyak Yuk, lihat banyak bgt yg bisa di banggakan dr Mas Bulan ini. Jadi jgn lupain Moon Taeil ya?, aku suka semua mem nct tapi untuk yg no satu itu Taeil, he's amazing. We love him so much.

Hope u guys like it🥹

Bulan Untuk WulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang