🔸15. Doplak Truntung🔸

2 1 0
                                    

Kabar Bahagia!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabar Bahagia!

Teruntuk geng Tilawat, khususnya Baluku, lelaki kalem itu akhirnya mendapatkan izin untuk meminjam sedan bak terbuka alias doplak truntung milik Bapak nya, setelah sang Bapak merantau mencari nafkah di kota. Luar biasa senang sampai Baluku tak sabar memberitahukan nya kepada teman-teman nya, tepatnya sewaktu tadi di sungai usai shubuhan.

Di depan doplak truntung nya, Baluku sudah memakai topi dengan arloji kebesaran milik Bapaknya. Meskipun begitu, Baluku tetap tampan luar biasa dengan celana lepis (jeans) yang ia pakai, rupanya ada hasil juga merayu sang Bapak untuk sehari menggunakan truntung bertamasya.

Tak jauh dari pandangan nya kini, sosok Irawan juga Kalingga tiba dengan setelan santai nya. Sama-sama mengenakan celana lepis yang sudah Irawan rencanakan tadi waktu ikut andil, tak lupa balutan kaos putih antara Irawan juga Baluku, meskipun Kalingga mengenakan kemejan sebagai luaran. Satu yang menjadi ciri khas Kalingga adalah, lelaki itu suka sekali mengenakan kemejan setiap harinya.

"Sudah jam sepuluh, tapi langitnya masih berawan saja nih. Cocok lah untuk bertamasya, hawanya adem." celetuk Irawan sampai didepan Baluku.

"Betul, jikapun hujan semoga saja waktu malam. Oh ya Ling, kau bawa kamera nya kan?" Tanya Baluku memastikan. Pergi-pergi tanpa mengabadikan momen akan terasa kurang rasanya. Untung Kalingga punya, jikapun tidak, mungkin Baluku akan menyewanya di kantor desa.

Kalingga mengangguk sekilas, "Sudah, didalam tas ku." Unjuk nya pada tas hitam selempang yang ia kenakan. Si serba punya.

"Tapi Bal, kita bertiga memangnya muat duduk di depan?" Tentu saja Irawan khawatir, jika di depan tidak muat tiga, maka satu orang harus disingkirkan, lalu dia lah yang akan dilengser dari singgasana. Kan tidak mungkin Kalingga ia biarkan di belakang, sendiri pula. Begini-begini, Irawan masih punya jati diri sebagai sepupu Kalingga.

"Karnanya aku mengajak teman yang lain."

"Siapa?" Asal bukan geng Kulapan, Irawan sih tidak masalah.

"Sebentar, nah itu mereka."

Baik Irawan juga Kalingga, keduanya mengikuti arah pandang Baluku ke belakang. Pada dua gadis dengan setelan pakaian tak jauh berbeda dari mereka, sama-sama celana lepis. Dan yang membuat atensi Kalingga melebar adalah jatuh pada gadis berkuncir rambut kepang dua, yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.

"Weh, retinan kae kowe Bal! Seneng leh nek ngene aku." Irawan bergegas menata rambut jabrik nya ke atas. Pokoknya harus sampai tegak memanfaatkan pomade yang sudah ia pakai tadi sebelum kesini. Irawan tanpa pomade bagaikan kolam tanpa air. Beuh... ( Weh, tau saja kau Bal! Suka nih aku kalau gini ).

"Maaf ya Bal kami lama, tadi harus pamitan dulu." Hanin menjelaskan sekenanya karena ketiga lelaki itu sudah berada disana. Sedangkan Rintik bingung harus bereaksi bagaimana ketika iris dari Kalingga masih menyorotinya.

KALINGGA 1988 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang