Bentangan langit yang indah, meskipun angin malam menyeruak dingin masuk ke sela-sela pakaian. Kalingga bahkan tidak bisa melunturkan senyumnya kala Rintik tidak malu lagi memeluk tubuhnya dari belakang. Hawa hangat itu lantas menjalar sampai masuk ke dalam relung hati terdalam.
Sayangnya, sepanjang perjalanan terasa begitu singkat. Tau-tau mereka sudah sampai di kediaman Rintik. Yang membuat gadis itu mau tak mau turun untuk mengucapkan sampai jumpa pada sang kekasih.
"Bagaimana perasaan mu?" Pertanyaan itu terlontar dari Rintik begitu sudah berdiri di hadapan Kalingga.
"Perasaanku? Emmm senang."
"Aku juga! Aku menikmati perjalanan ini denganmu." Tanpa kikuk, Rintik melompat-lompat kegirangan. Di tangan nya terdapat boneka beruang yang Kalingga dapatkan dari hasil mainan tembak-menembak botol. Sesaat Kalingga bergeming--merasa iri, boneka itu akan senantiasa berada di dekat Rintik. Bahkan sejak tadi gadis itu tak pernah lepas memeluk benda mati tersebut. Sial, Kalingga juga menginginkan nya.
"Beri aku pelukan juga."
Rintik bergeming sesaat, kenapa Kalingga meminta sebuah pelukan dengan raut tak sukanya?
"Ada apa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"
Tak disangka kepala Kalingga mengangguk, bibir nya mengerucut dan menghindari tatapan si gadis.
"Bisa katakan apa itu?" Tanya Rintik hati-hati.
"Boneka jelek itu. Dia akan selalu berada di dekatmu saat aku tidak ada."
Jelas Rintik membelalak, jadi boneka ini yang menjadi permasalahan nya? Astaga, kenapa sikap Kalingga jadi kekanakan seperti ini. Pfft, Rintik tak bisa menahan tawanya melihat Kalingga dengan wajah merajuk. Berhubung Kalingga masih terduduk di atas motornya, Rintik mencoba lebih mendekat. Ia membawa serta kepala Kalingga ke bawah dagunya. Memeluknya juga menepuk-nepuk surai Kalingga penuh sayang.
"Boneka ini kudapat darimu. Satu-satunya boneka kesayangan ku. Saat bersamanya, aku akan selalu mengingatmu. Seolah-olah kau berada disini denganku." Tutur Rintik lembut.
Yang tentu ketika mendengarnya membuat Kalingga menyipitkan mata menikmati aroma wangi dari tubuh Rintik yang seakan-akan mampu menenangi segala isi pikiran nya. Tak mau menyiakan kesempatan, Kalingga balas memeluk dengan menarik pinggang Rintik lebih mendekat. Merasakan dekapan tangan Rintik yang turun ke punggung nya. Menenangkan rasanya saat dagu gadis itu berada tepat di atas kepalanya. Membuat Kalingga bisa leluasa merasakan dipeluk oleh Rintik yang posisi nya lebih tinggi.
"Lingga," Panggil Rintik sesaat, sebelum pelukan itu terurai.
"Hng?"
"Beri nama boneka nya."
"Nama?"
"Hum."
Nama... untuk boneka beruang itu, entahlah, Kalingga tidak pernah memikirkan hal seperti itu.
"Aku ikut saja maumu. Sudah malam, masuklah. Besok harus kembali bersekolah."
"Baiklah, akan kupikirkan selagi tidur."
Kalingga tak bisa menahan rasa gemas nya untuk tidak mencubit pipi sang kekasih. "Selamat malam Rintik. Masuklah dahulu sebelum aku pergi."
Rintik mengangguk pelan, ia harus segera memasuki kamarnya dan berteriak puas dibawah bantal. Sebelum kemudian ia berucap, "Hati-hati Lingga."
"Um, sampai jumpa besok."
***
Hari-hari berjalan dengan baik seperti semestinya. Tiada hari tanpa kejahilan dari Kalingga, kelakuan ajaib Rintik, pun dengan keduanya saat tengah bersama. Setiap pagi, perasaan ingin berangkat sekolah adalah hal yang ditunggu-tunggu. Bahkan pagi ini, Rintik merelakan jam paginya untuk memasak bekal makanan. Tangan nya seakan terlatih untuk memindahkan masakan ke dalam rantang makan. Lalu kemudian, seukir senyum bangga ia kembangkan saat melihat hasil kerja kerasnya telah usai.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALINGGA 1988 [ON GOING]
HistoryczneJUDUL : KALINGGA 1988 ALUR : Campuran GENRE : Klasik-Romantis SINOPSIS : _________________________________________ Ditahun terakhir masa SMA nya, Kalingga pernah tidak naik kelas hingga 2 tahun lamanya. Paling parah, Kalingga harus menanggu...