Rafael POV
Aku meninggalkan nya sendiri di ruang televisi. Jujur aku kesal melihat nya yang tertawa puas karena aku yang tidak bisa menjawab pertanyaannya.
Berani nya dia menertawaiku, hanya karena aku cemburu? Kenapa rupanya kalau aku benar benar cemburu dengan lelaki bernama Aron itu
Ku hempaskan tubuhku ke arah ranjang. Sungguh aku kelelahan dan sedikit frustasi. Melihat perempuan yang ku cintai menangis, terlebih lagi itu disebabkan oleh diriku sendiri.
Ku pejamkan mataku, dan perlahan masuk ke dalam dunia mimpi
*
Author POVSinar matahari pagi telah masuk melalui sela-sela tirai kamar.
Alexa yang sudah terbiasa bangun pagi sudah siap membersihkan badan nya dan mengganti baju. Dia mendapati gaun berwarna pink dengan ikat pinggang hitam berhiaskan pita di kursi dalam kamar tamu itu.Mungkin Rafael yang menyiapkan nya untuk ku.
Batin Alexa'Pagii Alexaa.. haha kau tampak lebih seperti cewek yah..' teman gaib Alexa menampakkan wujudnya lagi
Alexa yang masih termenung melihat dirinya sendiri terkejut dengan kemunculan nya yang tiba tiba.
'Heh gila. Kau ini pagi-pagi sudah membuat jantungku ingin copot saja.. Gak ada kerjaan lain apa' runtukin Alexa dalam hati, menjawab panggilan teman gaib nya tadi
'Kerjaan ku? Memperhatikan gerak gerik Rafael dari tadi malam' , jawabnya
'Apa yang dilakukannya?' nada Alexa mulai serius
'Dia memikirkan mu. Dan jam 3 tadi dia membawakan gaun itu ke kamar ini, sebelum dia pergi ia sempat memperhatikan wajahmu yang sedang tertidur', setelah dia menjelaskan, ia pun pergi menyatu dengan bayangan gelap dipojokan kamar.
Penjelasannya tadi membuat wajah Alexa merah padam. Tidak bisa dibayangkannya bagaimana wajahnya saat tertidur.
Ketukan pintu terdengar dari luar.
"Alexa.. Kau sudah bangun?"
Suara Rafael.. Lebih baik aku keluar sekarang, batin Alexa
Rafael terperangah melihat Alexa yang ternyata sudah mengenakan gaun yang telah disediakannya itu.
Tidak salah aku membeli gaun itu untuk nya.. dia sangat manis mengenakan gaun itu, batin Rafael
Rafael telah membelikan gaun pink selutut itu sejak lama. Sejak dia menyadari bahwa dia menyukai Alexa. Tapi belum ada kesempatan untuknya memberikan gaun itu pada Alexa
Sebelum keluar dari kamar tamu, Alexa berpikir untuk membaca pikiran Rafael. Alexa penasaran, tentang gaun itu dan mengapa Rafael memikirkannya semalaman.
Begitunya Alexa keluar kamar, dia mendengar apa yang di ucapkan Rafael dalam hatinya.
Oh tuhan.. dia sudah lama menyiapkan gaun ini untuk ku? Oke.
Akan ku hargai usahanya
Batin Alexa"Pagi tadi aku menemukan baju ini di kursi. Untuk ku kan?", tanya Alexa tanpa basa-basi
"Iya.. tidak ada perempuan lain di kamar itu Alexa..", jawab Rafael
"Aku suka. Hmm dan kau harus mengantarkan ku pulang pagi ini" tukas Alexa cepat tanpa melihat wajah Rafael.
"Baik lah", Rafael langsung menarik tangan Alexa dan mengambil kunci mobil. Rafael tidak melepaskan tangan Alexa sampai ke basement dan mempersilahkan Alexa memasuki mobilnya.
Wajah Rafael sangat cerah pagi ini. Dia kelihatan senang, pikir Alexa
"Rafael.. tunggu sebentar.. ini bukan ke arah rumah ku kan..", Alexa mulai menyadari bahwa mobil Rafael tidak mengarah ke rumahnya
Tapi...
"Kita sarapan sebentar.." jawab Rafael singkat, memberhentikan mobilnya tepat di depan sebuah cafe kecil bernuansa pedesaan.
Rafael membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Alexa turun.
Mereka memilih untuk duduk dekat taman yang berada di samping cafe tersebut."Kau cukup pandai memilih tempat makan yah..", ujar Alexa jujur
"Aku sering sarapan disini jika sedang libur. Sekarang libur kan, tidak ada masalah dong untuk mengajakmu ke sini dulu", jawab Rafael setelah memesan makanan. Rafael yang memesankan makanan untuk Alexa dan juga dirinya, 2 pancake dan 2 cangkir kopi. Alea tidak keberatan dengan pesanan itu.
"Rafael.. aku boleh menanyakan sesuatu tentang mu?", Alexa berusaha menahan diri untuk tidak bertanya tetapi dia terlalu bertanya-tanya akan sikap Rafael wwktu itu.
"Tanyakan saja sesuka mu Alexa.. aku tidak akan keberatan", jawab Rafael.
"Saat mengantarku pulang.. kenapa wajahmu berubah dingin seperti itu?" Alexa berusaha tidak melihat ekspresi wajah lelaki gila dihadapannya ini
"Maafkan aku. Aku teringat akan sesuatu kalau ada seorang perempuan yang berbicara dengan nada tinggi kepadaku." Rafael menjawabnya dengan tenang. Dia tidak ingin emosi nya kembali menaik.
"Maafkan aku..", Alexa sedikit merasa bersalah dengan Rafael karena dia sadar, selama ini dia telah menyakiti hati lelaki itu.
"Oh Alexa.. tenang lah. Jangan salahkan dir....."
"Alexa.."
Ucapan Rafael terpotong dengan panggilan dari lelaki yang sedang berdiri tepat di belakang nya.
"Aaronnn.. i miss you..", Alexa yang menyadari kehadiran Aaron langsung meraih dan memeluk sahabatnya yang telah lama pergi tanpa kabar.
------------------------------
Hy readers
Sorry nih kalau kurang ngena perasaan nya..
Bantu vote dan comment yah
Vote dan comment kalian sangat berarti untuk author..Dukung wattpaders Indonesiaa!!!
XOXO