Rafael Aldi..
On mulmed!!! ❤❤
Happy reading guys xoxo
Rafa❤
_______________________________Author POV
Matahari sudah menampakkan diri dari ufuk timur, menunjukkan sudah bergantinya hari. Alexa seharusnya berangkat sekolah hari ini. Tapi karena kejadian semalam, membuat dia tak bisa beranjak pergi.
"Alexa.. Alexaa.."
Suara Rafael yang mengigau membuat Alexa gusar."Rafa.. Bangun lah.. Sudah pagi dan panas tubuh mu belum turun." sembari mengganti kembali kompres di kepala Rafael.
Di sini lah dia sekarang, duduk di tepian ranjang kamar tamu nya. Mengganti handuk kompresan untuk cowok gila yang berani masuk ke kehidupannya akhir-akhir ini.
"Hay sayang.." sekarang Rafael sudah membuka matanya dan bertatapan langsung dengan Alexa. Alexa terpaku dengan tatapannya, Rafael menyadari akan diamnya gadis di hadapannya itu. Ia langsung meraih tangan Alexa dan mengecupnya.
"Jangan melihat ku seperti itu dan jangan terlalu mencemaskan ku sayang.. Hari ini seharusnya sekolahkan, mengapa kau tidak berangkat?"
Lagi-lagi Rafael menggoda Alexa dengan memanggilnya sayang, panggilan yang sangat di benci Alexa. Padahal sudah berulang kali ia mengatakan tidak suka dengan panggilan itu, lagi pula siapa dia memanggilnya begitu.
Dengan kesal dilemparkannya handuk yang ada di tangannya tepat ke wajah Rafael. Lelaki itu pun langsung mendudukkan dirinya dan bersandar ke kepala ranjang.
"Hei cowok gila, tak ingat yah kelakuan mu semalam, menguntit ku hingga malam dan hujan-hujanan. Kelakuanmu itu kekanakan!"
Rafael menyadari kelakuannya yang kenakan itu.
"Aku cemburu..
Melihatmu bersama lelaki lain memang terlalu menyakitkan bagiku.
Tak tahu kah kau kalau kaulah alasanku seperti ini.""Kau yang membangun perasaan ini dan kau juga yang menghancurkannya" tambah Rafael.
Alexa diam terpaku mendengar perkataan yang keluar dari mulut Rafael barusan.
"Tapi.." tidak ada kata yang dapat dicerna oleh otak Alexa sekarang dan hanya mendapati satu kata itu saja.
Rafael memang sudah pernah mengatakan bahwa ia menyukai Alexa, tetapi Alexa tidak mau ambil pusing. Menurutnya Rafael tipe orang yang suka menarik perhatian orang lain dan tidak serius dengan perkataan sukanya pada Alexa. Dan sekarang Alexa menyadari bahwa cowok yang dianggapnya gila selama ini benar-benar menaruh hati padanya yang entah mengapa sanggup membuatnya nyaman setiap berdekatan dengan cowok gilanya itu.
Alexa beranjak dari duduknya,berusaha keluar dari keadaan kikuk yang ada diantara mereka.
Sebelum ia dapat keluar dari ruangan itu, dengan sigap Rafael meraih pergelangan tangannya dan menariknya kedalam pelukan lelaki itu.
Alexa bisa dengan jelas mendengar degupan gantung lelaki gila yang sekarang tengah memeluknya itu. Tidak ada rasa ingin menolak pelukannya, hal itu yang membuat hati Alexa bingung.
"Raf.." saut Alexa yang mulai bingung dengan dirinya sendiri.
"Kau dengar jantung ku ini? Dia tidak bisa ku kendalikan Lexa.."
Alexa yang bingung hanya mengangguk dalam pelukannya. Ia dapat mendengat jantung Rafael yang tidak beraturan dan bahkan seperti jantung yang tidak normal.
"Berdiamlah sesaat seperti ini Lexa.. Kau lah alasan ia tetap berdetak"
Mereka tetap berpelukan untuk beberapa saat. Aaron sudah mengepalkan tangannya gusar melihat mereka dari balik pintu.
****
Alexa sudah terlambat bangun pagi ini. Ia tidak bisa tidur semalaman memikirkan lelaki gila yang sekarang tengah membuatnya gila juga.Rafael sudah kembali ke apartemen nya sore hari. Alexa memintanya kembali ke apartemennya karena mereka harus hadir ke sekolah hari ini. Tidak bisa terbayangkan olehnya gosip apa yang ada di sekolah karena ia dan Rafael tidak hadir di saat yang bersamaan.
Alexa berangkat sekolah diantar oleh supir keluarganya seperti biasa, sebelum berangkat dia mempertanyakan dimana sahabatnya itu. Tidak biasanya Aaron tidak berada di kamarnya saat pagi. Tapi Alexa tidak mau ambil pusing karena ia sendiri sudah terlambat.
Saat ia di sekolah semua berjalan dengan lancar -menurutnya-. Rafael tidak berbicara padanya seharian, dan wajah Rafael yang tidak menunjukkan bahwa ia masih sakit sedikit membuat hati Alexa tenang.
Apa.. Alexa tenang mengetahui bahwa Rafael tidak sakit? Apa dia sekarang yang mengkhawatirkan lelaki itu?
****
"Alexa... Makan eskrim yukk" ajak Lauren dan Camila yang sudah menoleh ke arah Alexa dengan tatapan cerianya seperti biasa.Bel waktu pulang sekolah sudah berbunyi, Alexa ingin ikut dengan kedua teman dekatnya itu tapi ia sedang malas berpergian bersama mereka. Matanya mengarah ke penjuru kelas, tetapi ia tidak bisa menemukan lelaki gila yang tidak berbicara padanya seharian ini.
"Aku tidak bisa, maaf ya aku pulang deluan ya", jawabnya dengan menyunggingkan senyuman kearah teman nya itu dan pergi ke keluar kelas.
Alexa berjalan menyusuri lorong menuju ke gerbang sekolah. Dilihatnya ke seluruh arah tetapi ia tetap tidak bisa menemukan sosok yang sejak tadi di cari nya.
Matanya terbelalak ketika ia sampai ke depan gerbang. Dua lelaki yang sangat dikenalnya tengah bersandar di tembok, diam tanpa kata. Saat mereka tersadar kehadiran Alexa yang terdiam melihat kearah mereka,,
"Alexa.. ayo kita pulang"
"Lexa.. pulang lah bersamaku"
Alexa hanya dapat terdiam melihat apa yang terjadi di hadapannya itu.