BULAN GOSONG GA DI AJAK
"Kamu beneran mau ikut mereka no?" tanya naren setengah terisak, mencoba sekuat dan setegar mungkin mendengar hal itu
Air mata yang turun buru-buru dia hapus jejak nya, menahan isakan itu agar tidak keluar lagi
Kenapa takdir ga berpihak sih?
Kenapa disaat naren udah bisa naklukin hati nya jeano, anak itu harus pergi sangat jauh dari nya
Jangan melihat jeano pergi sampai ke negara yang sangat jauh itu, ga lihat jeano sehari aja di sekolah naren udah kayak ikan di kasih garem
"Na, aku pasti balik lagi... Buat lo"
Jeano menangkup wajah naren yang memerah sampai kw telinga, matanya berkaca-kaca yang mungkin akan pecah jika anak itu berkedip
"Lo percayakan?"
Berat, rasanya naren berat untuk percaya. Jarak antara mereka akan sangat jauh, kalo jeano keluar kota mungkin aja naren bisa percaya
Tapi ini dia pergi keluar negeri, yakin dia ga akan kegoda sama orang lain disana nanti?
"Lo bisa nunggu kan?"
apa bisa naren jalanin hubungan jarak jauh sama jeano? Apa bisa dia jauh dari orang itu dan percaya kalo dia bisa kembali?
Melihat naren yang hanya diam membuat jeano putus harapan, apa naren ga bisa lanjutin hal yang baru mereka bangun?
Hanya karna jarak?
Jeano ngerti dengan diam nya naren, kepala mereka di satukan jeano ikut menangis
Tuhan emang adil, roda kehidupan itu berputar manusia ga bisa selamanya merasakan kebahagiaan adakalanya kesedihan itu akan datang
Tapi kenapa bahagia dan sedih itu harus datang bersamaan?
Hal yang paling jeano inginkan sedari dulu akhrinya tercapai, dia mendapatkan pengakuan
Dia di Terima di keluarga kecil papa nya, tapi kenapa bahagia itu harus di tebus sangat mahal sama jeano?
Dia harus pergi ninggalin orang-orang yang dia sayang di sini
Kepala jeano sedikit terangkat mengecup lama kening kekasih nya yang mungkin tidak akan jadi kekasihnya lagi setelah hari ini
Air mata masih mengucur di matanya, "gw sayang lo na"
Naren memejamkan matanya menerima kecupan di kening nya, terasa sangat hangat
Apa boleh naren mau egois dan larang jeano untuk pergi?
Kecupan jeano turun ke hidung, pipi kanan dan pipi kiri berakhir di bibir. ciuman tanpa lumatan itu berlangsung cukup lama
Sampai akhirnya naren memperdalam ciuman itu, dia yang memulai lumatan itu membuat jeano kaget
Ciuman yang terasa sangat amatir itu di ambil alih oleh jeano, dia mulai memimpin permainan
Menyesap dan saling melumat, naren terlena dia membuka sedikit mulutnya membuat jeano lebih mudah lagi menjelajahi mulut nya