CINTA ITU LUKA SEKALIGUS OBAT
Bener kata pepatah cinta itu luka sekaligus obat, cinta yang membuat luka cinta juga menyembuhkan luka itu
Suara bel di rumah jeano berbunyi lebih dari lima kali, malas sekali jeano turun untuk membuka pintu
Sebenarnya jeano enggan membuka nya dan mau berpura-pura tidur, tapi telpon dari Narendra membuat nya bangkit dan melihat keluar dari balkon kamarnya
"Ngapain lo kesini?"
"Gw mau liat lo, seharian ini gw ga liat lo di sekolah.. Jadi gw ke rumah lo, Tapi ternyata di rumah juga ga ada"
Jeano melihat naren yang mulai berjalan keluar dari halaman nya, "tunggu, gw keluar sekarang"
Naren berhenti melangkah, baru mau bertanya lagi tapi telpon nya sudah di tutup sama jeanoNaren melangkah kembali mendekati pintu besar itu, menunggu jeano membukakan pintu untuk nya
Tadi sepulang sekolah naren ijin ke papi nya untuk pergi ke rumah jeano, tadi juga udah ijin ke haekal
Padahal tadi haekal minta di anterin buat beli barang yang bakalan di bawa buat nanti camp
Tapi naren nolak dan jujur katanya mau ke rumah jeano Dan akhirnya haekal pergi sama bang hendra
Jeano membuka pintu itu, yang pertama kali naren liat itu muka jeano yang sembab. Dia bangun tidur?
"Ayo masuk"
Naren masuk mengikuti jeano di belakang, hari ini lumayan panas bahkan saat di ruangan ber AC pun masih terasa panas karna pantulan matahari dari kaca
Naren menatap jeano dari atas sampai bawah yang baru datang dari dapur membawakan nya minum
Kenapa pake baju panjang? Perasaan ini panas deh, apa jangan-jangan jeano sakit? Makanya tadi dia ga sekolah
Jeano duduk memberikan segelas es jeruk untuk naren, cowo manis itu bangkit lalu duduk di sebelah jeano
Menempelkan punggung tangan nya di jidat anak itu, tidak terasa panas. Punggung tangan nya kembali menempel di leher jeano
"Ga panas kok"
Jeano nyingkirin tangan naren yang masih nempel di leher nya, "apaan sih na"
"Lo ga sakit kan no?"
"Gajelas lo"
"Ih sinis amat, nana kan cuma khawatir"
What? Tunggu, siapa nana? Naren menatap naren minta penjelasan
"Eh maksud nya gw khawatir"
"Siapa nana?"
Naren menunjuk diri nya sendiri, agak malu sih karna nana itu cuma panggilan dari orang-orang terdekat dia doang
Kok bisa-bisa nya tadi dia manggil dia kayak gitu di depan jeano?
"Ngapain lo khawatirin gw?"