[name] yang hendak memakan bekalnya terpaksa menghentikannya sebab seorang siswa mengatakan bahwa dirinya dipanggil oleh bu Anri ke ruang BK.
[name] yang merasa tidak membuat pelanggaran atau masalah apa pun tentu bingung. karena biasanya bu Anri memanggil siswa ke BK itu ialah hal yang jarang.
dengan kata lain, yang masuk ke BK itu anak yang sudah benar-benar nakal saja. dan [name]? tidak merasa melakukan hal itu.
"kenapa ya gue dipanggil ke ruang BK? perasaan gue gak buat hal-hal aneh deh." pikir [name] sambil berjalan menuju ruang BK.
sesampainya di ruang BK.
[name] membuka pintunya perlahan dan menyembulkan kepalanya terlebih dahulu sebelum masuk. ia mengintip. ada bu Anri yang tampak sedang mengoceh— sendirian?
ah bukan. setelah [name] membuka seluruh pintunya, seisi ruangan bernuansa putih itu terlihat. rupanya bu Anri tadi sedang mengoceh pada seorang siswa laki-laki. yang [name] tidak tau itu siapa.
"nah nak [name], silakan duduk di sebelah." suruh bu Anri.
"iya bu." [name] duduk di bangku sebelahan dengan siswa laki-laki itu.
"sebelumnya, saya ingin bertanya bu. karena apa saya dipanggil ke sini? saya merasa saya nggak melakukan hal buruk sampai harus dipanggil ke sini." ungkap [name]. ia benar-benar penasaran perihal apa ia dipanggil ke ruang konseling.
bu Anri menegakkan posisi duduknya. ia bersiap untuk menjelaskan sesuatu. "baiklah, saya jelaskan dulu di sini."
"nah sebelumnya kalian udah saling kenal?" tanya bu Anri pada kedua siswa di hadapannya. [name] dan laki-laki itu sama-sama menggeleng.
"makanya kenalan dulu. [name], di sebelah kamu ini namanya Oliver Aiku. yah, pasti kamu pernah dengar kan namanya sebelumnya?" tanya bu Anri kepada [name].
[name] mencoba untuk mengingat-ingat. sepertinya memang iya ia pernah mendengar nama itu sering dibicarakan oleh teman-teman perempuan di kelasnya.
soal bagaimana sikap playernya si Aiku Aiku itu.
"iya." jawab [name].
bu Anri tersenyum. lalu ia beralih kepada Aiku. "nah Aiku, di sebelahmu ini namanya [name]. dia yang akan menjadi pengajar privatmu."
[name] semakin bingung. tapi ia tidak terlalu bodoh untuk tidak memahami itu. dari perkataan sekilas bu Anri itu, [name] tau ia harus menjadi 'pengajar pribadi' seperti yang dikatakan bu Anri.
"bu, pengajar privat? maksudnya? saya disuruh jadi guru gitu?" tanya [name] mencoba untuk memastikan.
"iya. tapi hanya untuk Aiku."
[name] lantas menoleh ke arah Aiku, menatapnya. rupanya Aiku pun sedang menatapnya. dengan genit Aiku mengedipkan sebelah matanya. membuat [name] geli.
"kenapa harus saya?"
bu Anri mengapit dagunya menggunakan jarinya, berpikir kata-kata yang pas untuk dijelaskan. "hmmm.. karena saya rasa [name] adalah siswa yang paling cocok untuk itu."
"tapi—"
"saya percaya pasti [name] sanggup akan melakukannya. maka dari itu, sebagai guru konseling sekaligus wali kelasmu saya mempercayai [name] untuk melakukan tugas ini."
***
"Aiku, lo harus belajar. ayo kita pergi sekarang."
"1 batang lagi. abis itu gue baru mau belajar."
[name] menahan untuk tidak mengeluarkan emosinya.
sudah 1 jam lamanya ia menunggu Aiku menghabiskan '1 batang lagi' rokoknya. padahal laki-laki itu sudah hampir menghabiskan 1 bungkus rokok.
semua yang dikatakan bu Anri itu bullshit. [name] hanya dijadikan tumbal. ketimbang dirinya, masih ada guru lain yang sekiranya bisa 'mengawasi' Aiku. atau siswa lain begitu. tapi kenapa harus dirinya?
"oke. abis itu belajar ya?"
"ya." Aiku menghisap rokok itu dan menghembuskan asap yang banyak dari mulutnya.
[name] duduk di salah satu bangku panjang sekolah. rencananya [name] akan mengajar di perpus, tapi Aiku bilang dia mau menghisap rokok dulu.
'ah, gue gak tahan sama asapnya.'
"uhuk! uhuk!"
Aiku menoleh ke arah [name] yang sedang terbatuk-batuk. khawatir dengan kondisinya (karena terlihat mengerikan) Aiku meletakkan rokoknya terlebih dahulu lalu mendekati [name].
"hey hey. lo gapapa?" tanya Aiku sembari mengecek keadaan [name] yang masih batuk.
"rokok lo... gue nggak tahan sama asapnya." ucap [name] dengan terbata-bata. ia memang paling tidak tahan dengan asap apapun itu.
matanya akan merah dan berair, hidungnya pun akan berlendir, juga tenggorokannya terasa sakit dan kemudian batuk.
Aiku malah terkekeh. "bilang dong kalo nggak kuat. gue matiin dulu rokoknya." Aiku beranjak dan mematikan rokok miliknya. ia mengantongi sisa bungkus rokok itu dan juga koreknya.
"gue kira lo tahan-tahan aja. makanya gue elos ngerokok di depan lo. btw, mau gue bantu—"
tak!
[name] menepis lengan Aiku yang hendak merangkulnya. niat si Aiku sebenarnya baik, mau membantu [name] berdiri. tapi sepertinya [name] salah tangkap.
"gak. jangan buat kontak fisik dengan gue."
"okay... personal space huh?" sedikit memalukan bagi Aiku karena ini adalah pertama kalinya ia ditolak perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
jag älskar dig, 𝓞𝗹𝗶𝘃𝗲𝗿 𝗮𝗶𝗸𝘂
Fanfictionᓚᘏᗢ .☽༊˚ Aiku rasa perasaannya terhadapmu bukan hanya rasa suka sementara, melainkan cinta tulus yang sejak dulu ia dambakan untuk rasakan. 𝒔𝒕𝒂𝒓𝒕: August, 2023 𝒆𝒏𝒅: November, 2023 ✮⋆˙ cover's not mine! pict from pinterest. 𖦹 sheslorelai, 2...