𝟹

589 72 1
                                    

hari ini [name] begitu banyak diberikan cobaan.

pertama, ia bangun kesiangan dan datang ke sekolah mepet waktu.

dua, [name] kelupaan membawa pr fisika alhasil ia dihukum oleh guru paling killer seantero sekolah, pak Ego.

tiga, siang bolong tiba-tiba [name] kedatangan tamu bulanan. dan ia tidak membawa stok 'roti jepang'nya.

untunglah salah satu temannya membawa cadangan dan [name] bisa aman.

dan keempat.

hari sudah sore dan [name] berharap setelah ia mengajar Aiku ia dapat segera pulang dan beristirahat.

namun Aiku malah bertingkah menyebalkan.

"bosen belajar di perpus. ganti suasana kek."

CTAK! pena yang sedang [name] genggam patah begitu saja. ia sudah menahan kesialan demi kesialan—kekesalan demi kekesalan yang telah menimpanya hari ini.

"hey, you okay?" tanya Aiku polos.

"ya. gue gapapa." ujar [name] ketus sambil memasukkan kembali barang-barangnya ke dalam tas dengan kasar.

Aiku yang melihat hal itu semakin yakin kalau [name] not okay. dan akhirnya Aiku memilih untuk diam.

"emangnya lo mau belajar ke mana?" tanya [name] setelah memasukkan semua alat-alat belajarnya ke dalam tas.

Aiku memasang pose ala berpikir, ia meletakkan jari jemarinya di dagu sambil mengusap kumis tipisnya.

banyak tempat yang terlintas di dalam pikirannya. tapi hanya ada 1 tempat yang ingin ia gunakan untuk belajar bersama [name].

"gimana kalo ke apart gue?"

⩇⩇:⩇⩇

first impression [name] terhadap apartemen kediaman Aiku adalah besar. satu unit apartemen ini bisa menampung satu keluarga kecil.

"lo tinggal di apartemen sebesar ini sendirian?" tanya [name].

"hahaha, nggak kok. gue tinggal berdua sama temen gue." jawab Aiku sambil menekan tombol password yang ada di pintunya.

pintu apartemen terbuka.

[name] masuk duluan setelah dipersilakan untuk masuk lalu diikuti Aiku di belakangnya.

"Sendou! lo di kamar ya?" Aiku berteriak memanggil temannya.

suara langkah kaki mendekat ke arah pintu.

"oit Aiku, kenapa pulang cepet? bukannya lo ada priv— lho [name]?!" Sendo yang awalnya hendak menyapa Aiku beralih terkejut karena kehadiran [name] di apartemennya.

[name] pun terkejut dengan kehadiran Sendo di sini. "eh Shuto?"

'Shuto?' batin Aiku heran.

Sendo mendekat menghampiri [name]. "kenapa lo sama Aiku?"

"gue ngajar privat Aiku." jawab [name]. "lo temennya Aiku? kenapa gue gak pernah liat lo barengan Aiku kalo di sekolah?"

"ah itu mah lo aja yang nggak tau! lo sih di kelas makannya buku terus!" sewot Sendo. kemudian mereka berdua tertawa bersama.

Aiku yang di belakang merasa seperti orang ketiga di antara mereka. terlebih ia merasa tidak suka dengan situasi ini.

mengapa [name] begitu akrab dengan Sendo? dan [name] memanggil Sendo dengan nama kecilnya? seolah mereka sudah sangat dekat.

Aiku melewati dan menabrak Sendo maupun [name], mengacau reuni kecil-kecilan mereka.

"enough okay reuninya. [name], lo ke sini mau ngajar gue kan? ayo ikut gue." ujar Aiku dingin.

[name] terkejut dengan perubahan mood Aiku. selama mengenalnya padahal laki-laki itu selalu cengengesan dan tidak sesensitif itu.

sementara Sendo terkikik geli melihat sahabatnya yang dibakar api 'cemburu'.

"oh oke. Shuto nanti lagi ya." ucap [name]. Sendo pun mengangguk kemudian mengode [name] agar cepat menyusul Aiku. sebelum Aiku semakin 'terbakar'.

⩇⩇:⩇⩇

Aiku berpamitan dengan [name] setelah selesai belajar. tadinya Aiku hendak mengantar [name] tetapi [name] bilang rumahnya tak jauh dari sini maka ia menyuruh Aiku agar tak usah repot mengantarnya.

pintu apartemen pun Aiku tutup.

"gue butuh penjelasan lo Do." ujar Aiku.

Sendo yang lagi asik menonton acara televisi menoleh mengerut kebingungan. "eh? soal apa?"

Aiku bersedekap dada. mengapa Sendo pura-pura terlihat polos sekarang?

"ada hubungan apa lo sama [name]?" tanya Aiku to the point.

"eh yaaa, nggak ada kok." jawab Sendo kemudian kembali menonton TV.

"nggak ada? kalo gitu jelasin ke gue kenapa [name] manggil lo pakai nama kecil lo." titah Aiku.

ah~ rasanya Sendo tau ke arah mana pembicaraan ini. "ya karena kita kan sekelas, terus gue sama [name] itu ya mayan deket lah. jadinya dia manggil gue Shuto." jelas Sendo. tetapi Aiku masih belum puas dengan jawaban itu.

ada perasaan yang mengganjal di hatinya tapi Aiku tidak tau perasaan apa itu.

Sendo diam-diam melihat reaksi Aiku, "suka bilang bos." celetuknya.

Sendo pun mendapat lemparan sandal yang keras dari Aiku.

jag älskar dig, 𝓞𝗹𝗶𝘃𝗲𝗿 𝗮𝗶𝗸𝘂 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang