𝟼

553 73 3
                                    

hari ini [name] akan mengajar Aiku seperti biasa di perpustakaan.

awalnya Aiku ingin mengajak [name] belajar di tempat lain tapi [name] menolak keras, "lo tuh nanti gak fokus belajarnya." Aiku pun hanya dapat pasrah.

namun seketika [name] teringat satu hal, "eh Ku, gue gak bawa buku hari ini karena dispen seharian. lo ada bawa buku pelajaran gak?" tanya [name].

Aiku hanya menggeleng, "kayak lo gatau gue [name]. gue kan gak pernah bawa buku kalo ke sekolah, hehe." tidak patut untuk ditiru.

"terus kita belajar gimana dong?!"

"ya gak usah belajar."

[name] menoyor kepala Aiku. "enak aja! lo harus belajar biar nilai lo bisa mencukupi untuk ikut UN!"

Aiku mengangkat kedua tangannya serta bahunya, "lantas? lo aja gak bawa buku buat belajar, ngapain kita belajar?"

"mending jalan yuk?" tawar Aiku.

dengar kata 'jalan', pertahanan [name] jadi goyah.

iya juga, selama sebulanan ia sudah menjadi tutor privatnya Aiku, ia tidak pernah lagi pergi hiburan sendiri maupun dengan teman-temannya.

[name] rindu dengan dunia luar.

"boleh."

Aiku bangun dan melompat kesenangan seperti anak kecil. "YES! lo nunggu di depan parkiran, gue keluarin motor dulu."

⩇⩇:⩇⩇

"where we will go, princess?" tanya Aiku dengan menaikkan turun alisnya genit.

[name] menampar halus wajah genit Aiku tersebut. "geli! gue kayak digodain om-om!"

"wah, parah lu. mana ada princess ngomong gitu ke pangeran."

"stop, geli!"

Aiku cengengesan melihat reaksi [name]. "mau ke timezone yuk? gue traktir deh."

[name] setuju saja. apalagi dengan mendengar kata 'traktir', berarti tidak perlu mengeluarkan dana!

"mau!" seru [name] antusias.

Aiku terkekeh. "okay, sebelum itu pakai helm dulu nih. safety first." ujar Aiku dengan menyerahkan helmnya kepada [name]. sedangkan Aiku memakai helm milik Sendo.

[name] menerimanya dan langsung memakainya. bau dari helm itu mirip dengan wangi maskulin sehari-hari Aiku. dan [name] menyukai wangi itu.

tetapi ia sedikit kesulitan saat akan memasang pengait yang terletak di bawah dagu.

"oh gue baru inget. pengaitnya emang agak susah dipasang. sini gue bantu."

Aiku mendekat pada [name]. [name] mendongak agar memudahkan Aiku memasangkannya.

rasanya memalukan bila berhadapan sedekat ini. [name] menghindari kontak mata dengan Aiku. sepertinya Aiku menyadarinya dan ia terkekeh.

"done." ujar Aiku setelah pengait helm [name] terpasang.

Aiku menaiki motornya. ia menurunkan kedua pijakan penumpang terlebih dahulu agar [name] dapat dengan mudah naik.

dengan hati yang dag-dig-dug karena perlakuan act of service Aiku yang gila-gilaan, [name] pun menaiki motor itu.

tak lama Aiku mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. mengingat ia membawa seorang gadis, tentu harus hati-hati agar tidak lecet sedikit pun.

'jangan baper [name]. please, jangan baper! dia itu Oliver Aiku, playboy kelas kakap. jangan sampe lo suka sama dia!'

jag älskar dig, 𝓞𝗹𝗶𝘃𝗲𝗿 𝗮𝗶𝗸𝘂 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang