Chapter 18

28.7K 403 16
                                    

Bijaklah dalam memilih Bacaan!
.
.
.

[Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca]

Tolong tandai jika ada typo dalam penulisan! Terimakasih

__________

Brak...

Terdengar suara gebrakan meja di ruang tamu yang saat ini sedang di ramaikan oleh beberapa orang

"Jadi, apa saja yang sudah kalian lakukan" Tanya seorang laki-laki bersuara serak

"Tenang lah Franzz anak mu sudah dewasa" Seorang laki-laki paruh baya namun masih terlihat sehat dan bugar terkekeh menatap Franz yang sedang kesal dan marah

"Jadi ini mau mu Zax"

Zax hanya mengangkat alisnya sebelah dan menatap Franz dan Alora yang berada di sampingnya

"Itu bukan keinginan ku sebenarnya tapi putraku sendiri yang meminta nya"

Alora di buat bingung dengan percakapan dua laki-laki baruh baya di hadapannya begitupun dengan suasana yang mulai tidak enak, Alora menatap Alerga laki-laki di depannya dengan tatapan bingung seolah-olah mempertanyakan apa yang sedang mereka maksud

Namun bukannya menjawab wanita di depannya, Alerga justru tampak tenang dan meminum secangkir kopi di hadapannya

"Akan ku turuti permintaanmu apa saja asalkan jangan putriku" Tutur Franz menatap zax beserta putranya yang berada di samping

"Maaf sebelumnya Tuan Franz tapi yang ku inginkan hanya Alora tidak ada yang lain, Lagi pula sesuai janji mu pada daddy ku beberapa tahun yang lalu anda sendiri yang mengatakan-"

"Cukup, Tidak dengan Alora"

Alerga terdiam dan menatap lamat Alora tepatnya di perut Alora

"Tapi bagaimana jika di perut Alora sudah ada benih penerus Alerga Zax"

Alora, Gasya, dan juga Franz di buat kaget dengan ucapan Alerga mereka semua tampak kaget terutama Alora sendiri yang mulai panas dingin dan tidak bisa berkata-kata lagi

Franz mulai menatap Alora dengan tatapan yang sulit di artikan

"Alora"

Alora menelan salivanya susah payah ia juga tidak berani menatap langsung daddy dan mommy nya membuat dirinya lebih baik menunduk dan tak menatap mereka berdua

"Ma-maaf"

"Sh*t" Umpat Franz sambil memegangi pelipis nya

Asya selaku istri Franz hanya bisa terkejut dan mengusap bahu Franz guna menenangkannya

Zax yang sedari tadi hanya menyeruput kopi di hadapannya sambil melihat drama calon menantu nya kini membuka suara dan membuat seisi ruang tamu hening

"Pernikahan akan di adakan 3 Hari lagi, begitupun dengan undangannya sudah tersebar"

Franz lalu menatap putri tercintanya yang sedang menundukkan Kepalanya, lalu ia memegang wajah mungil Alora untuk ia tatap langsung mata lentik Alora

"Kau mencintainya? Jawab jujur pada daddymu ini Alora, jika kau tak mencintainya akan daddy lakukan apapun caranya agar kau tidak bisa di nikahi pria itu"

Our secrets (End) Tahap Revisi! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang