chapter 4

85.5K 965 21
                                    

Tolong tandai jika ada typo dalam penulisan! Terimakasih

_

______

Dengan pasrah Alorapun menerima ajuan Atasannya yang mesum, kini ia berangkat bersama satu mobil dengan Alerga yang duduk di belakang sedangkan Alora duduk di depan sebelah supir pribadi Alerga

.
.
.

Sesampainya di kantor mereka berdua akhirnya keluar dari mobil dan itu menjadi pusat perhatian para pekerja di kantor

Alerga berjalan di depan sedangkan Lora di belakang mengikuti Alerga menuju lift ke lantai atas

"Siapa tuh perempuan, keknya gatel banget ama Tuan Alerga"

"Iya ya, Sekertaris yang kemarin di pecat saja tidak pernah satu mobil dengan Tuan Tampan"

"Nah iya juga, bahkan yang lama di pecat hanya gara-gara pakaiannya selalu sexy, tapi lihat perempuan itu pakaiannya menurutku sama seperti jalang"

Brak!!!

Sagi yang marah karena Alora di samakan dengan jalang ia menggebrak meja

"Di sini kantor bukan pinggir jalan yang seenak jidat mengkritik dan lagi kalian sudah ngomongin atasan, mau di pecat?"
Sagipun pergi ke ruangannya

"Ck, dia kayak gitu karena perempuan itu temennya" Celetuk perempuan yang berdandan menor

"Heh fana jablay, muka anda tuh bedak seratus lapis, sok iye banget"

"Heh, Rambut batok diem ya, gak mampu bersaing kah, kenapa kalah cantik"

"Idih, siapa yang mau bersaing ama jablay"

Fana mulai marah karena di katai jablay ia ingin menampar laras namun di cegat oleh salsa

"Fana, jaga sikap kamu di kantor mau saya laporkan ke manager?"

Fanapun mengurungkan niatnya dan terlihat kesal

"Awas ya, kalian berdua" Ancam fana menunjuk mereka berdua

.
.
.

Sedangkan di dalam sebuah ruangan dingin nampak Alerga tidak bisa fokus dengan kerjaannya, entah mengapa ia terus menerus ingin menatap Alora

Sedangkan yang di tatap ia tampak cuek padahal sebenarnya ia tahu atasannya ini sedang memperhatikan dirinya, Alora lebih memilih tetap fokus dengan kerjaannya

"Dasar suami orang udah punya istri tapi masih lirik sana-sini" Gumam Alora, ia marah pasalnya laki-laki yang ia puji-puji nyatanya tidak sesuai ekspetasi Lora

"Ganteng tapi mata keranjang" Alora meremas pulpen yang sedang di pegangnya

Alerga kini sudah bisa mengontrol mata dan otaknya untuk tidak menatap sekertarisnya, hatinya bimbang dan ragu sebenarnya ia masih mencintai istrinya atau tidak ia juga bimbang karena baru pertama kali bertemu perempuan yang entah mengapa Alerga terus memikirkan nya

Tapi di satu sisi Alerga mulai sadar bahwa perlakuannya kepada Alora memang tidak wajar dan di luar kendali

Ia terus mencoba untuk membuang hal-hal negatif, ia juga akan mencoba untuk meminta maaf kepada Alora

"Haisshhh, ingat Alerga kau sudah memiliki istri walaupun kau tidak bahagia" Alerga menyadarkan dirinya sendiri sambil memijat pelipis nya yang terasa pusing

08.23

Alora bangun dari tempatnya untuk menuju ke meja Alerga dengan membawa beberapa map di tangannya

Our secrets (End) Tahap Revisi! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang