7┊Luluh

2.8K 262 18
                                    

Sudah 5 hari Mala belum tersadar dari komanya, Rakha duduk diruangan itu, dengan menggunakan baju serba hijau.

Dia mengelus tangan Mala, yang tidak ada pergerakan, sambil berbicara "kenapa kamu tolongin aku? Aku udah nyakitin kamu"

What! Lo-gue nya kemana?
Kenapa tiba tiba gini?
Udah luluh ya?

Rakha menaruh kepalanya disamping tubuh Mala, yang masih memegang tangannya, jari jemari Mala bergerak, rakha mendongak,yang tadinya menangis kini tersenyum lebar.

"La... Hey.. "

Rakha langsung memanggil dokter, dan ia menunggu diluar, karena dokter sedang memeriksa keadaan Mala.

........

Setelah 5 menitan, pintu terbuka.

"Gimana dok?"

"Alhamdulillah, keadaan istri bapak sudah mulai membaik, mungkin ini segera dipindahkan ke ruangan biasa"

"Baik dok, terimakasih"

"Sama-sama, saya permisi dulu" rakha mengangguk.

Lalu dia memasuki lagi, berjalan ke arah Mala, sambil tersenyum, tetapi Mala belum membuka matanya.

Lalu rakha teringat, dengan perjuangan Mala untuk menyelamatkannya, banyak infus infus terjalar ditubuh Mala, rakha yang melihat itu tak kuat, bahkan hampir setiap harinya Mala disuntik, itulah yang membuat sedikit demi sedikit hatinya luluh.

"La, bertahan ya.. " rakha mengelus halus rambut Mala.

..............

Waktu sudah menjelang sore hari, Mala baru saja dipindahkan ke ruangan biasa, keluarga mereka sekarang kumpul di ruang VVIP itu.

"Kak rakha... Makan dulu kak" lirih alisya

"Ntar"

"Ntar mulu"

Alisya kembali menyantap makanan di hadapannya.

Rakha masih setia disamping istrinya, tak membutuhkan waktu 1 menit, ada pergerakan dari tubuh Mala.

"La"

Keluarganya yang sedang makan² pun menuju ke rakha dan Mala.

"Kenapa kha?"

Perlahan tangan Mala mengangkat dan memegang kepalanya, sakit.., tapi matanya belum terbuka.

Rakha gercep memanggil dokter, lalu dokter menyuruh semuanya tunggu diluar.

Semua tampak mengintip ke arah jendela yang kecil, ada kegaduhan disana, karena jendela itu sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan satu orang, alisya dan rakha berebutan dan adu mulut, hanya jendela kecil loh!

"Udah udah, kalian udah besar loh"

Tepat orang tua rakha menasehati, dokter keluar, dan dokter menjelaskan bahwa...

" Alhamdulillah Keadaan nyonya Mala membaik, dan perlahan dirinya sudah tersadar tapi... Kalau nyonya Mala tersadar dan banyak bergerak, tolong dilarang ya, karena sakit dikepalanya bakal kambuh lagi"

"Baik dok, saya boleh masuk" dokter mengangguk dan pergi.

Semuanya memasuki ruangan itu lagi, rakha kembali di samping Mala, alisya geleng-geleng kepala, karena dirinya tidak diijinkan duduk disamping Mala.

..........

Tangannya memegang kepalanya yang sangat sakit, dan perlahan matanya terbuka, melihat sekeliling tidak ada siapapun, ia terus mendesis kesakitan, sampai ada suara pintu  terbuka, Mala langsung mengoptimalkan kesakitan nya.

Terluka (Rakmal) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang