11. Menghindar Tanpa Sebab

141 13 3
                                    

Drettt Drettt

Suara ponsel berbunyi mampu membangunkan sipemilik yang sebelumnya sedang tidur nyenyak. Ia langsung saja mengambil ponselnya dan melihat panggilan dari siapa yang telah mengganggu tidurnya

"Oh Nolan" Ucapnya dengan suara khas bangun tidur dan dengan setengah kesadaran

Ia pun menutup matanya kembali dan mengabaikan panggilan tersebut, baru beberapa detik ia langsung tersadar dan segera bangun dari ranjangnya serta langsung menelpon balik nomor tersebut

Tuttt

Panggilan pun tersambung

"Hallo Nolan" Ucapnya

"Hai Nolan" Balas Nolandra dari sebrang

"Tumben nelpon aku, kenapa ya?" Anehnya

"Aku mau nanya, apa Renara sibuk?" Tanyanya

Langsung saja pertanyaan itu mampu membuat Jaenara kesal, ia sudah mengira bahwa Nolandra tidak akan menelponnya tanpa alasan

"Aku tidak tau, kenapa kamu gak langsung telpon dia aja" Ketusnya

"Tadi aku sudah menelponnya beberapa kali, namun sama sekali tidak diangkat. Jadi aku menelponmu dan bertanya padamu" Jelasnya

"Aku tidak tau" Datarnya, lalu ia pun langsung memutuskan panggilan tersebut

Jaenara langsung saja menyimpan ponselnya lalu pergi ke kamar mandi untuk segera bersiap dan berangkat ke sekolah

Disisi lain Renara yang sudah selesai bersiap untuk berangkat ke sekolah, namun ia tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Kini ia duduk di pinggir ranjang sambil menggenggam ponselnya serta memikirkan sesuatu yang sangat mengganggu dirinya

"Sekolah gak ya.. Tapi buku aku ketinggalan di rumah Nolandra, males banget aku ngambil nya tapi sekarang pelajarannya.. " Keluhnya, "Apa gak sekolah aja tapi yang ada nanti mama marah lagi" Lanjutnya

Renara terus saja berpikir, apakah ia akan pergi kesekolah atau tidak. Hingga akhirnya ia mendapatkan ide yang bagus supaya ia bisa mengambil bukunya tanpa harus bertemu dengan Nolandra

Renara keluar dari kamarnya dan langsung pergi menuju kamar Yelio sang adik laki-laki nya, Renara merasa ragu apakah ia akan benar-benar meminta tolong pada adik laki-laki nya itu dan apakah adik laki-laki nya akan menolongnya. Sedangkan sang adik laki-laki nya begitu sangat membencinya, tapi ia langsung saja mengetuk pintu sebab tidak ada cara lain

Pintu kamar itu pun terbuka dan menampilkan sang adik laki-laki yang sedang mengeringkan rambutnya memakai handuk

Renara berdiam diri tidak berbicara hingga membuat sang adik laki-laki nya merasa aneh dan berhenti melakukan aktivitasnya serta langsung saja menatap sang kakak yang hanya diam saja

"Kenapa?" Dinginnya

"Lio, kakak boleh minta tolong gak?" Tanyanya dengan ragu

"Apa?"

"Kamu bisa tolong ambilin buku kakak gak di rumah Nolandra?"

Yelio berdiam sebentar tak menjawab yang membuat Renara overthinking bahwa sang adik tidak mau untuk menolong nya. Namun, apa yang dipikirkan Renara salah

"Kirimkan saja alamat rumahnya padaku" Ucapnya dengan datar, lalu ia segera menutup pintu kamarnya

Terbilang sangat tidak sopan jika menutup pintu begitu saja sedangkan seseorang masih ada di sana, tetapi bagi Renara itu tidak masalah

Dengan perasaan senang Renara langsung saja mengirim alamat rumah Nolandra pada sang adik, sulit untuk dipercaya bahwa sang adik mau menolong nya. Tetapi, ia tidak berpikir terlalu tinggi mungkin saja sang adik akan melakukan sesuatu untuk balasannya. Seperti menyuruh nyuruh dirinya untuk mengambilkan sesuatu hingga ia kerepotan

Selang beberapa waktu setelah mereka sarapan kini mereka akan berangkat ke sekolah, tetapi tidak dengan Yelio yang pergi ke rumah Nolandra untuk mengambil buku sang kakak. Sekarang Yelio sedang berdiri didepan rumah besar seperti apa yang ada pada alamat yang telah diberitahukan sang kakak

"Maaf, apa benar ini rumah nya Nolandra?" Tanya Yelio pada sang satpam

"Iya betul. Maaf adeknya siapa ya?" Tanya balik sang satpam

"Saya adik dari temennya Nolandra" Balasnya

"Ada urusan apa ya adeknya kesini?"

"Saya disuruh kakak saya untuk mengambil bukunya yang tertinggal" Jelasnya

"Adeknya tidak bohong, Kan?"

"Buat apa saya bohong, gak ada gunanya juga"

"Baiklah tunggu sebentar" Ucap sang satpam

Selang beberapa detik, satpam tersebut langsung saja membukakan gerbang besar tersebut supaya Yelio bisa masuk. Satpam tersebut langsung saja mengantar Yelio untuk bertemu dengan Nolandra

"Hai Yelio" Sapa Nolandra saat Yelio sampai di ruang tamu

"Hallo" Balasnya

"Kau kesini mau mengambil buku Renara, Kan?" Tebaknya

"Ya begitulah, jika kau sudah tau soal tujuan ku kesini apakah kau bisa memberikan buku itu sekarang padaku?"

"Baiklah kau bisa duduk dulu dan tunggu sebentar" Ucap Nolandra ia pun pergi untuk mengambil buku itu di kamarnya

Selagi Nolandra mengambil buku itu, Yelio melihat-lihat rumah besar itu dengan seksama. Disaat itu pun tanpa sengaja Yelio melihat seorang gadis perempuan yang hendak turun menuruni tangga, beberapa detik mereka saling tatap. Lalu dengan cepat gadis itu langsung kembali menaiki tangga, sehingga membuat Yelio merasa aneh

"Siapa dia?" Anehnya, "kenapa pas liat gue langsung pergi, Huh aneh" Lanjutnya

Yelio pun sibuk memikirkan gadis tersebut sehingga ia tidak sadar akan kedatangan Nolandra yang telah kembali sehabis mengambil buku

"Hei, kenapa?" Tanya Nolandra, yang mampu membuat pikiran Yelio buyar

"H-hah, tidak" Ucapnya

"Baiklah ini bukunya" Kata Nolandra sambil menyodorkan buku itu pada Yelio

"Okey, thanks" Ucapnya, lalu ia pun mengambil buku itu

Kini mereka berdua pun pergi untuk berangkat ke sekolah dengan membawa kendaraan masing-masing

Sesampainya disekolah, kini Yelio dan Nolandra sudah sampai di kelas Renara

"Permisi, boleh tolong panggilin Renara gak?" Ucap Yelio pada seseorang yang hendak masuk kedalam kelas itu

"Oke, sebentar" Jawabnya, "Woi Renara, nih ada yang mau ketemu!" Serunya

Renara yang merasa terpanggil pun langsung saja pergi untuk memastikan siapa yang ingin bertemu dengannya

"Nih" Yelio langsung saja menyodorkan buku itu pada Renara

Renara pun diam ketika melihat Nolandra, ia meminta tolong pada Yelio untuk mengambil bukunya supaya ia tidak bertemu dengan Yelio. Akan tetapi, Yelio malah membawa Nolandra kehadapannya

"Makasih, Lio" Ucapnya

"Ren" Panggil Nolandra

"Dah, semangat belajar nya Lio" Ucap Renara memberi semangat pada sang adik dan sang adik pun hanya mengangguk

Renara pun kembali masuk kedalam kelas tanpa mempedulikan Nolandra yang sangat merasa aneh akan sikap Renara yang tiba-tiba saja berubah

"Kau tau dia kenapa?" Tanya Nolandra pada Yelio

"Tidak" Datarnya

"Kau adiknya tapi kau tidak tau?"

"Itu bukan urusanku" Singkatnya, lalu tanpa basa-basi Yelio pun pergi meninggalkan Nolandra

"Tidak kakak, tidak adik sama saja. Ada apa dengan mereka, pertama Jaenara lalu Renara dan sekarang Yelio" Bingungnya

Saat itu pun bel berbunyi menandakan masuk dan pelajaran pertama pun akan dimulai, langsung saja Nolandra pergi dengan segera ke kelasnya sebelum ada guru yang masuk

Kerasnya Takdirku... [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang