Ting tong
Ting tong
Ceklek
"Hai" Sapanya
"Ouh hai, ayo masuk" Ajaknya
Ia pun langsung masuk setelah dipersilahkan oleh si tuan rumah
"Duduklah dulu, aku mau ambil dulu minum" Suruhnya dan diangguki oleh orang itu
Beberapa detik kemudian ia pun kembali ke ruang tamu itu lagi sambil membawa nakas yang terdapat minuman diatasnya
"Aku tidak tau harus bawa minuman apa untukmu jadi ku bawa ini saja, aku harap kau suka"
"Tentu, terimakasih dan maaf merepotkan"
"Sama sekali tidak"
"Ouh ya maaf aku sedikit terlambat" Ucapnya sambil merasa tidak enak hati
"Tidak, aku tau tidak mudah menemukan alamat rumah di komplek sebesar ini"
"Iya sih tadi aku sempat salah rumah dan menyebabkan aku sedikit terlambat" Jujurnya
"Ouh aku sangat meminta maaf kau kerepotan gara-gara aku"
"Tidak usah meminta maaf" Balasnya dan dibalas anggukan serta senyuman, "Aku minum ya" Lanjutnya dan dibalas anggukan juga
Ceklek
"Kenapa kamarnya gelap?" Tanyanya ketika pintu kamar itu dibuka namun mereka hanya berdiri disana dan tidak masuk
"Sengaja" Balasnya
"Kenapa... ini masih sore, Kan?"
"Kenapa gorden nya gak dibuka?"
"Ini kamarmu, Nolan?" Tanyanya bertubi-tubi namun tidak dihiraukan
"Zie..." Panggil Nolandra yang mampu membuat orang yang memberikan beberapa pertanyaan padanya mengangkat sebelah alisnya, namun ia merasa sedikit terkejut setelah melihat seorang gadis kecil keluar dari kamar itu sembari membawa alat tulis serta alat untuk melukis
"Siapa dia?" Tanyanya namun tidak dijawab lagi
"Zie, kenalin ini kak Renara temen kakak" Ucapnya pada gadis kecil itu
Gadis kecil itu memperhatikan Renara dari bawah hingga atas tanpa berekspresi apapun, kemudian memandang Nolandra dan tersenyum hangat hingga mampu mencetak senyum manis dibibir Nolandra
"Ayo" Ajak Nolandra sembari menuntun gadis kecil itu
Mereka pergi menuju taman yang ada dibelakang rumah besar itu dan duduk di salah satu kursi kayu panjang
"Oke pertama-tama Zie mau apa? Atau mau langsung ngelukis aja?" Tanya Nolandra pada gadis kecil yang dari tadi ia panggil 'Zie'
"Namanya Zie?" Tanya Renara
"Panggilan"
"Jadi dia namanya apa?"
"Manusia" Balas Nolandra tanpa melihat wajah Renara
"Nama Zie apa?" Tanyanya membenarkan pertanyaannya
"Kenzie"
"Dia adikmu?"
"Iya" Balasnya dan masih dengan tidak melihat kearah Renara sekalipun dan fokus membantu gadis kecil itu
"Hai Kenziee... " Sapa Renara, sang empu yang merasa namanya disebut pun langsung menoleh dan memberikan senyuman kecil pada Renara
"Berapa usiamu?" Tanya Renara
Gadis itu pun langsung menuliskan sesuatu pada notebook yang sedang ia pegang, Renara merasa bahwa ia diabaikan namun perkiraan nya salah setelah gadis itu memperlihatkan apa yang ia tulis pada Renara
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerasnya Takdirku... [00L]
Fiksi Penggemar[GS] Jaenara dan Renara adalah dua gadis kembar yang lahir dari rahim yang sama, namun tumbuh dalam dunia yang berbeda. Jaenara si sulung, selalu merasa perhatian kedua orang tuanya hanya tertuju pada Renara, sebab Renara merupakan anak yang berpres...