Cutie n Old Man (Minchan Ft. Felix)

Demam

Liburan singkat keluarga Bang telah usai. Keluarga kecil itu telah kembali ke rumah sore tadi. Felix sangat menikmati liburan pertamanya bersama papa dan Bapak. Usai berenang kemarin, sorenya mereka lanjut bermain air di tepian pantai. Bermain pasir, membentuk istana bersama sang papa. Menikmati sore sambil menunggu matahari tenggelam. Malamnya, mereka pilih makan malam di restoran dekat pantai. Diiringi deburan ombak dan semilir angin malam, keluarga kecil itu makan dengan lahap. Felix yang tidak berhenti menceritakan keseruannya di pantai sore tadi, Felix yang dengan semangat berkisah pada Bapak tentang pengalaman barunya berenang di pantai. Makan malam hari itu terasa hangat dan menyenangkan.

"Lici istirahat ya, nak. Papa mau beres-beres dulu." Minho antar putranya ke dalam kamar setelah selesai berganti pakaian dan mencuci tangan serta kakinya. "Lici boleh bantu papa?" Tawar si kecil yang mendapat hadiah tepukan halus di puncak kepalanya, "Lici istirahat aja, nanti papa panggil kalau waktunya makan. Oke?" Menurut, Felix pun naik ke atas kasur dan merebahkan tubuh lelahnya. Minho sempatkan mengecup kening putranya sebelum meninggalkan kamar bernuansa biru muda itu.

Sementara itu di ruangan lain, ada Chan yang tengah merapikan barang-barang yang mereka bawa liburan kemarin. Menurunkannya dari mobil dan memisahkan antara pakaian kotor, pakaian basah serta pakaian yang masih bersih.

"Biar aku aja, mas. Kamu istirahat aja." Minho menahan lengan Chan yang hendak mengambil sekantung plastik berisi pakaian basah. "Ga apa, sayang. Lici sudah tidur?" Chan lanjutkan kegiatannya, membawa plastik berisi baju basah itu ke ruang cuci, kemudian mengeluarkan baju basahnya dan menyimpannya ke dalam ember.

"Udah, mas. Kamu nggak capek abis nyetir jauh?"

Chan tersenyum ke arah suami manisnya, "capeknya mas hilang begitu lihat Lici dan kamu senyum."

"Gombal!" Minho pukul lengan kekar suaminya kemudian mereka terkekeh bersama.

"Kamu siapin makan malam aja, sayang. Pakaian kotornya biar mas yang urus, sekalian mas cuci juga."

"Beneran?"

"Iya, sayang. Gampang ini, serahkan sama mas. Oke?"

Minho pun lantas meninggalkan Chan ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Berbagi tugas rumah seperti ini sudah mereka jalani sejak masih sepasang kekasih. Chan tidak pernah membebankan Minho untuk selesaikan pekerjaan rumah sendirian. Saat masih berpacaran dulu, mereka tinggal di satu apartemen. Jika Minho yang memasak maka Chan yang akan membereskan dapur dan mencuci peralatan bekas masak serta piring bekas makannya. Jika Minho membersihkan kamar dan ruang tv maka Chan yang akan mencuci.

Pun saat sudah sah menjadi sepasang suami. Kebiasaan itu masih mereka jalani. Setiap pagi Minho akan menyiapkan sarapan dan Chan yang merapikan kamar. Malamnya, Chan akan mencuci pakaian sedangkan Minho memasak makan malam. Begitu terus setiap hari, kadang bergantian. Saat hari libur mereka akan mengerjakan semua bersama, masak berdua, mencuci baju berdua, merapikan kamar pun berdua. Lain dengan sekarang saat keluarganya kedatangan malaikat kecil bernama Felix.

Chan yang bekerja sebagai pengacara itu tidak pernah absen dalam membantu Minho mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Chan tidak pernah malu, dirinya malah bangga menjadi suami siaga. Bahkan jika diminta Minho membelikan susu formula untuk Felix pun Chan bersedia.

Selesai memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci dan menekan tombol Start, Chan meninggalkan ruang cuci untuk menghampiri sang suami.

Harum aroma masakan penuhi seisi ruang dapur. Chan berjalan mendekat ke arah Minho yang tengah menyusun piring di meja makan, dikecupnya pipi sang suami saat berada tepat di sampingnya.

"Wangi banget. Masak apa, sayang?"

Chan ikuti pergerakan Minho yang kembali ke dekat kompor untuk mengambil masakannya, kemudian ia bawa dan letakkan di atas meja.