❛many problem

101 24 0
                                    

Untuk sebentar, Eunchae menahan nafas.

Hanya satu detik dia berkedip, secepat itu seseorang memukulnya di ambang pintu dan membuat Maki jatuh tersungkur dengan lebam baru. Eunchae tidak memastikan dengan melihatnya langsung, tapi dia bisa lihat Maki mengusap satu sudut bibirnya.

Dan saat itu, ada teriakan histeris di sampingnya,"WOI! APA GUE BILANG??"

Tetapi Kyujin menurunkan tangannya secara perlahan. Kebingungan meliputinya. Terkait, sosok yang kala itu ikut keluar dari dalam kelas. Semula, ia hanya berdiri di ambang pintu bagian dalam, tak terdeteksi siapa orangnya karena tidak terlihat.

"Itu Jihoo," kata Eunchae.

"Gue tahu," Kyujin semakin tak mengerti."Tapi, ngapain dia disini?"

Jihoo menarik kerah kemeja Maki, menggenggamnya erat meski cowok itu punya ukuran tubuh dan tinggi yang lebih darinya.

"Maksud lo apa-apaan bangsat?!" tanya Maki, naik pitam karena tiba-tiba diperlakukan bak punya banyak salah begini. Padalah dia nggak sadar, kalau itu benar.

Bahkan seperti algojo, Jihoo nggak memberi balasan atau penjelasan. Pukulan kembali dilayangkannya pada Maki. Cowok itu kembali terjatuh.

Eunchae saat itu menyadari akan adanya hal yang tak diinginkan, langsung berlari mencegah perseteruan lebih lanjut.

"Minggir!"

Jihoo memerintah dengan dingin. Tatapannya cuma tertuju pada Maki dengan aura yang benar-benar mengerikan. Eunchae sempat bergidik sekilas, berpikir dua kali kalau-kalau yang dia lakukan ini salah.

Apa gue harusnya kayak Kyujin aja ya? Cinta perseteruan?

"Cih," Maki di sisi lain membuang ludah dengan senyuman remeh."Cuma karena lo kalah hari itu, lo kayak gini?"

Cewek ditengah-tengah mereka membeo,"Kalah?"

"Berlebihan. Biasanya juga lo kalah terus."

Tanpa takut Maki memandang Jihoo. Senyuman melengkung tipis diwajahnya, tercetak untuk meremehkan Jihoo sekaligus menantangnya untuk perkelahian yang lebih. Jihoo balas menatap dengan tajam.

Berjalan maju dua langkah, cowok itu menuding Maki penuh amarah."Gue nggak peduli sama hasil yang kemarin! Suatu saat, gue pasti bisa ngalahin bajingan yang hidupnya gelimangan harta haram kayak lo! ...Tapi semenjak lo melibatkan Haerin," bisa dilihat Jihoo semakin marah, marahnya jadi berlipat-lipat setelah menyebut nama Haerin dalam percakapan itu."Gue nggak bisa diem aja!!"

"Terus lo mau apa?" Maki melipat tangan di dadanya, lagi-lagi menantang. Tak menyadari betapa sengsaranya Eunchae ditengah-tengah mereka; menahan tubuh Jihoo agar tidak kelepasan kembali menghajar Maki.

"Woi, udah! Udah!" sergah Eunchae bagai angin lalu.

Melihat Kyujin pun tak berguna. Entah kemana perginya, yang pasti Kyujin sudah lari dari sana.

"Gue bakal jauhin Haerin dari lo!!"

"Udah? Gitu aja?"

Tenaga Jihoo tentu lebih besar lagi dibanding Eunchae. Cewek itu didorongnya, didukung oleh rasa marah yang membuncah di ubun-ubun. Hampir jatuh tersungkur, Eunchae bersyukur saat pangerannya muncul untuk menahan tubuhnya yang hendak menyentuh lantai.

Dalam hatinya tak lupa, Eunchae menyumpah-serapahi Maki dan Jihoo. Pucek buat lu berdua.

"Lo nggak papa?"

Eunchae menggeleng,"Enggak."

Di belakangnya ada Ketua OSIS muncul. Ada Kyujin juga. Oh, ternyata Kyujin pergi mencari bantuan.

confidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang