Kasihan.
Mari menertawakan sosok perempuan itu
Berdiri jauh di gelap, bersama gaun putihnya.
Adakah seseorang di sampingnya itu?
Lelucon sekali, jika ada.
Itu pun hanya sebentar, lewat.
Cobaku lihat, punggungnya tak sekuat dulu.
Bibir semangkanya tak selebar itu.
Kasihan.
Mari menertawakan dia yang duduk itu.
Gaunnya sudah lusuh.
Payungnya tak ada.
Lampu jalannya pun tak menemaninya.
Mana kata kuatnya itu.
Sudah setahun, tak mendengarkan.
Kasihan.
Gaunnya belum sempat dijahit.
Membeli baru, menambah sakit.
Sudah diujung, dia terpapar di tanah.
Gaunnya berubah warna.
Pasti sulit menghilangkan.
Kasihan.
