[GXB] kakak osis? || END

10 manja

Happy reading.
-
-
-
-
-
-

Malam berlalu, pagi pun tiba. Nura membuka matanya perlahan, melihat sekeliling lalu melihat kebawah, ada keno yang tertidur di pelukkannya, setelah berpikir sejenak, akhirnya Nura menyadari, bahwa dirinya tertidur bersama keno di sofa.

Kemarin, keno terus menangis sedangkan Nura memeluknya, di sofa. Mungkin, akibat keno terlalu lama menangis dan Nura yang terbawa suasana, mereka tertidur tanpa sadar.

Sialnya mereka sudah hampir telat untuk pergi ke sekolah, pasalnya sekarang sudah menunjukan pukul 06.54 , sedangkan bel sekolah berbunyi pukul 07.05

Nura membelai pipi keno lalu berbisik,

"Ken, bangun." Berulang kali Nura mengucapkan itu, sampai akhirnya keno perlahan membuka matanya.

"Mmhm.. jam berapa sekarang.?" Ucap keno sambil menggosok-gosok matanya, tapi tidak beranjak dari pelukkan Nura.

"Udah jam 7 Ken."

"Gimana? Mau bolos aja?"

"eum."

"huum."

"Haah, yaudahh." Nura sedikit menggerakkan tubuhnya yang tertindih tubuh keno, rasanya pegal karena semalam posisinya seperti ini.

"Awas dulu Ken, beratttt." Keno menggeleng, dia malah memeluk Nura semakin erat.

Nura hanya bisa menghela nafas dan pasrah, dia tidak bisa menolak jika keno sedang mode manja seperti ini. Gemesin, ya walau Nura harus menahan rasa pegalnya.

Hp Nura berdering, seseorang menelepon,

"Ken, minggir dulu yaaa?"

"Mau jawab telpon."

"Yaudah." Keno melepaskan pelukkannya terhadap Nura, duduk sembari menatap Nura yang perlahan menjauh dan menjawab telepon.

"Halo win, napa?"

"Cuy nyesel banget kesekolahh!"

"Apaan si? Kenapa?"

"Guru nya pada rapat, katanya kalo mau disekolah silahkan, tapi mau pulang juga silahkan aja."

"Masa gitu coba??"

"Yah, bagus buat gue."

"Lahh?"

"Gue dah ada niat bolos."

"Anjirr, OSIS spek berandalan ga tuh."

"Alay, ngga sampe berandalan kali?"

"Hmm dah dah."

"Btw nongki yukk?"

"Ga ah."

"Cielah napa si luu? Dulu perasaan kagak pernah nolak!"

"Ohh, gue tebak. Lagi ma keno kan?"

"Tu tau?"

"Anjg lah cokk, ayo nongkrong!"

"Gue males kalo cuma ada duit lu doang, harus ada lu nya jugaa!"

"Hah, yaudah. Gue ikut dehh."

"Nah gitu kek daritadi, dah ya bay."

"A--

Windy mematikan telepon sebelum Nura menjawab lagi, Nura menghela nafas dan mengusap dadanya. Berbalik dan menatap keno,