10

17 2 0
                                    

*Jangan lupa di-vote, ya!*
——————————————

Rombongan peserta bus kedua baru sampai di puncak bukit Olimpus ketika mega perlahan menghilang. Dinding Camp Ground di depan mata menjulang begitu tinggi bagai kubus raksasa tanpa atap, terbuat dari kaca setebal 1 m. Di dalamnya berdiri puluhan bangunan kecil di atas permukaan lebih tinggi yang melingkar, terlihat dari lampu-lampunya. Ada pohon-pohon besar yang dibiarkan tumbuh, menjadi penyekat antara lahan villa dan halaman lapang di tengahnya. Sementara kolom gerbang dibuat bagai akar pohon yang melilit dan ditumbuhi dedaunan serta bunga berwarna hijau muda. Untuk melewatinya, mereka memerlukan kunci akses gerbang.

Ada dua perempuan yang berdiri disana. Salah satunya menyerah mencari kunci miliknya, dia berencana menumpang masuk bersama temannya. Tapi hal itu mustahil, pemindai gerbang berfungsi secara ketat.

"Penyusup terdeteksi. Gadis Lucu - 08, out!"

Sayang sekali.

Bahkan, Jefri dan Lily, yang terlibat bekerja demi suksesnya opening Orion Crown Mountain Villa pun tetap harus menggunakan kunci. Sebab, Guardian juga bagian dari peserta yang memperjuangkan 2,5 milyar. Bedanya, mereka menerima beberapa privilege : melangkahi tes peserta dan mendapat kunci akses cuma-cuma. Sialnya Jefri menghilangkan benda tersebut.

"Seenggaknya, kasih saya nginap malam ini aja. Besok pagi saya langsung turun..." Jefri mencoba bernegosiasi, tapi AI hanya menjalankan algoritma yang diprogram untuknya. Negosiasi bukan salah satunya.

"Gold Tiger-61, out. Silahkan pulang dengan 10 peserta yang tereliminasi... oops, sebelas, huhuhu."

Tanpa diberi jatah istirahat, muncul teka-teki di aplikasi Trip Pandora. Peserta diminta menjelajahi area hutan sekitar camp ground. Teka-teki berupa sandi berisi infomasi lokasi dimana kunci disembunyikan. Suara dari dalam sana mengatakan, 10 dari 60 peserta memperoleh teka-teki jebakan, dimana 5 orang diarahkan ke lokasi kunci peserta lain, dan 5 orang lainnya terjebak pada lokasi kosong.

Alexa menelan ludah, setidaknya dia tidak perlu lagi berjuang. Salah satu kunci sudah ada di saku kanan celananya. Namun tim keamanan mengawasi di beberapa titik, dia tentu tidak ingin dicurigai melakukan kecurangan.

"Gua tau ini. Gua dulu anak pramuka banget..." ucap Darius. Dia merasa garis-garis geometri di layar ponsel Alexa mirip dengan sandi yang ia kenal, "Ini semaphore, diciptakan seorang insinyur Prancis, Claude Chappe, pada tah—"

"—oke, jadi bisa bacain?" meski tidak butuh, Alexa perlu berpura-pura meminta Darius menafsirkan 'bahasa prasejarah' miliknya.

"—oke, jadi bisa bacain?" meski tidak butuh, Alexa perlu berpura-pura meminta Darius menafsirkan 'bahasa prasejarah' miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dua pohon. Lima dahan. Lubang akar," eja Darius.

Mereka berpisah begitu memasuki kawasan yang lebih gelap. Hanya senter dan cahaya langit yang menjadi teman perjalanan. Selain rombongan bus kedua, ternyata masih banyak peserta lain yang belum menemukan kuncinya. Bisa jadi mereka tidak bisa memecahkan teka-teki, atau mereka yang ditakdirkan menjadi 10 peserta bernasib apes. Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami, wilayah ini terlalu ruwet untuk dijelajahi tanpa petunjuk pasti.

A PLACE CALLED "PANDORA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang