Chapter 2 : Pertemuan yang tidak diharapkan ayah

70 3 0
                                    

Gemuruh petir masih bisa Adnan rasakan . Getaran yang begitu dahsyat sampai membuat kaca jendela gedung ikut bergetar saking kuatnya .
Sudah satu jam lamanya kota Amerika di guyur hujan ,rintik kecil yang jatuh secara bersamaan pada atap gedung membuat beberapa dari mereka tetap diam berdiri dan enggan untuk melangkahkan kaki .
Terutama Adnan , ia bahkan membawa payung ditangannya namun ia malah diam tak bergerak .

"Adnan kenapa kamu masih tidak pulang ? "tanya Aditya ,

"Untuk apa aku pulang? Mereka tidak menginginkan aku "

Adnan kembali terdiam setelah mengatakan itu padanya . Aditya hanya diam tak bersuara kembali setelah mendengar jawabannya , ia tahu mungkin Adnan masih marah pada ibunya soal kemarin . Tidak ada kata-kata yang bisa diungkapkan oleh nya karena Adnan bukan tipe orang yang suka dinasihati . Walaupun mereka sudah lama tak bertemu namun Aditya masih bisa merasakan bagaimana perasaan Adnan , ia tahu benar bagaimana Adnan .
Setelah menunggu sekitar setengah jam akhirnya Adnan melangkahkan kakinya dan menggenggam tangan Aditya untuk pulang . Rumah yang terlihat lusuh dan kumuh itu nampak tidak asing bagi Adnan .
"Adnan kita dimana ? "

"Sementara waktu aku tinggal disini , jangan beritahu siapapun jika aku tinggal disini . Hanya kita berdua yang tahu tempat ini oke? "

"Hmmm " Aditya mengangguk ,

Adnan dan Aditya pun masuk kedalam rumah yang nampak kumuh itu . Tapi ternyata didalam terdapat barang-barang berharga milik Adnan .

"Seminggu sekali kamu akan menginap disini bersamaku dan hari-hari biasa aku akan tinggal bersamamu dan paman Hamsik di apartemen kalian . Karena besok hari libur jadi kamu akan menginap disini bersamaku malam ini "ujarnya sembari mendekatkan wajahnya ke arah wajah Aditya .

"Adnan wajahmu terlalu dekat "

"Dari mana kamu tahu jika wajahku sangat dekat denganmu? "

"Aku bisa merasakan nafasmu "

Adnan langsung sedikit membuat jarak antara dirinya dengan Aditya .

"Benarkah ? Itu artinya kamu bisa tahu ketika aku lebih dekat dengan mu "

Aditya hanya mengangguk ,
Dirumah orangtuanya Adnan sedang marah-marah karena Adnan tidak pulang sejak dari kemarin . Apa lagi ibunya Adnan , ia nampak sangat lebih marah dari suaminya . Sumi terus saja mengoceh dan mengeluh pada suaminya itu dan membuat Rico kesal mendengar ocehan istrinya itu .

"Bisa nggak sih kamu nggak ngomong terus ? Adnan seperti itu karena kesalahanmu sendiri . Seharusnya kamu berterimakasih pada Aditya bukan memperlakukan nya seperti babu mu . Jika bukan karena orantua Aditya mungkin kita tidak akan bertemu lagi dengan Adnan "kesal Rico pada istrinya itu .

"Kamu selalu saja membela Aditya "
Sumi nampak begitu sangat marah mendengar Rico yang selalu membela Aditya .

"Untuk apa kamu khawatir dengan putramu bukankah selama ini kita kadang melupakannya "

Kalimat itu membuat sumi terdiam tak berkata-kata lagi .
Ia mulai sadar dengan apa yang dikatakan suaminya itu ada benarnya juga . Mereka sudah jarang memperhatikan Adnan semenjak mereka pindah ke Amerika dan lebih sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing .

Kini tangan kiri Adnan brgerak , lantas ia menatap alroji dipergelangan tangannya . Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam , tetapi kenapa Adnan merasa bingung . Seharusnya ibu dan ayahnya menelpon dan menanyakan keberadaannya sekarang tapi sampai saat ini mereka masih belum menelponnya .

Ah , iya , Adnan hampir lupa jika kehadirannya selama ini tidak pernah dianggap oleh orangtuanya karena mereka yang selalu sibuk dengan pekerjaan mereka , kadang rasanya Adnan ingin kembali seperti dulu . Hidup dalam kesederhanaan dan orang tuanya masih bisa menyempatkan waktu untuk dirinya .
Adnan mulai menghembuskan nafas perlahan dan melirik kearah Aditya yang sedang tidur dipangkuannya .
Adnan mulai mengusap-usap lembut kepala Aditya hingga tanpa sadar Adnan pun ikut tertidur .

Kutitipkan surat terakhir untuk SAHABATKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang