Chapter 5 : Aku bukan apa-apa dimata ayah

62 5 0
                                    

• Rumah sakit Amerika

"Ini yang ke sekian kalinya aku menyarankan mu untuk selalu banyak istirahat , setidaknya kamu harus mencobanya"

"Apa dengan operasi akan berhasil ? Seorang dokter pernah bilang padaku jika aku tidak bisa disembuhkan dan itu membuatku merasa paling menderita dalam hidup ini "

Dokter itu terdiam sejenak kemudian melanjutkan kalimatnya .

"Bagaimana jika di coba saja , tanpa dicoba kamu tidak akan tahu akan seperti apa akhirnya "

Adnan terdiam dan berpikir , jika memang benar penyakitnya bisa disembuhkan itu adalah kabar baik untuk nya  . Tidak ada salahnya jika mencobanya .
Akhirnya Adnan menyetujuinya dan mendaftarkan dirinya untuk melakukan operasi .

"Sebelum kamu melakukan operasi kamu akan melakukan kemoterapi terlebih dahulu , "

"Apa itu akan menyakitkan? "

"Biasanya itu tergantung dengan perkembangan pasien , mungkin kamu hanya akan merasakan mual dan kerontokan pada rambut juga pusing yang sangat luar biasa "

Adnan kembali terdiam seperti memikirkan sesuatu dalam pikirannya .

"Jika kamu sudah siap kita akan melakukan kemoterapi Minggu depan ? ," ...

Adnan langsung menganggukkan kepalanya ,
Dan saat itu juga Adnan sudah selesai pemeriksaan dan akan kembali pulang ke apartemen milik Hamsik untuk menemani Aditya yang masih sedang berduka .
Adnan berjalan dengan langkahnya yang sudah tak bertenaga , ia terus berjalan dengan sisa tenaganya untuk menuju mobil yang terparkir di depan rumah sakit .
Sial , Adnan merasa kesal pada dirinya sendiri , sekrang dirinya mulai merasakan sakit lagi ditengah-tengah situasi seperti ini  . Jika seperti ini kapan Adnan akan sampai ke apartemen untuk menemani Aditya . Tidak ada pilihan lain , Adnan menggunakan bus dan meninggalkan mobilnya dirumah sakit , dengan maksud ia akan mengambilnya nanti jika dirinya sudah tak merasakan pusing lagi . Yang Adnan pikirkan adalah Aditya sekrang , ia sudah meninggalkannya selama satu jam dan Adnan tidak ingin Aditya mencari-cari nya .

~•••~

Setelah melakukan perjalanan beberapa menit akhirnya Adnan sampai dan melihat Aditya yang sedang muram , ia nampak tidak ceria seperti sebelumnya . Adnan benar-benar melihatnya penuh perbedaan , tidak ada lagi senyuman yang terpancar kan diwajah Aditya .

Adnan melangkahkan kakinya dan membujuknya untuk kembali ceria dan melupakan rasa sedihnya , Adnan tahu itu tidak mudah tapi Adnan tidak ingin melihat sahabatnya ini terus-menerus bersedih , ia ingin sahabat nya kembali ceria seperti dulu .

Adnan menarik tangan nya dan membawanya pergi ke suatu tempat yang bahkan Aditya saja terkejut karena tiba-tiba Adnan menarik tangannya dengan kasar .
"Adnan sakit lepaskan tanganku ,"

Adnan tetap diam tak menjawab apapun atau mengucapkan kata-kata , sama sekali tidak .
Tak lama kemudian Adnan melepaskan genggamannya dan bicara dengan sedikit nada tinggi pada nya .

"Jika kamu ingin mati lakukan sekarang , melompatlah di sini untuk bertemu dengan pamanmu "

"Adnan kamu ini bicara apa ? Aku tidak mungkin melakukan itu , "

"Berhentilah bersikap jika kamu itu kuat , apa bedanya dengan dirimu yang tidak mau melakukan apapun . Jika kamu tidak ingin melakukan apapun lebih baik mati saja , "

"Adnan "
Aditya langsung terdiam dan mulai merenungi apa yang terjadi dengan dirinya setelah kepergian Hamsik , Aditya mulai menyadarinya jika dirinya terlalu meratapi kematian Hamsik dan membuatnya menjadi seperti sekarang .

Kutitipkan surat terakhir untuk SAHABATKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang