Chapter 3 ; Saat semuanya akan berakhir

60 6 0
                                    

Kini Adnan sudah sampai didepan pintu ruangan rawat Aditya , ia melihat Aditya yang sedang terbaring lemah diatas kasur . Adnan melangkahkan kakinya untuk masuk walaupun kakinya sedikit bergetar karena menahan sakit . Dan saat itu juga Hamsik melihat kaki Adnan yang penuh dengan luka , serontak Hamsik pun menghampiri Adnan juga berteriak memanggil dokter .

"Adnan ada dengan kakimu , bukankah kamu bilang kamu hanya pergi kerumah mu sebentar ? Apa yang terjadi , kenapa kakimu seperti ini ? "

Hamsik yang khawatir sekali lagi berteriak memanggil dokter untuk segera mengobati kaki Adnan . Namun Adnan hanya perduli pada Aditya yang kini sedang terbaring lemah . Isak tangis Adnan terdengar jelas oleh Hamsik yang membuatnya berpikir Adnan lebih mementingkan Aditya dari pada dirinya sendiri . Ini memang bukan pertama kalinya Hamsik melihat Adnan menangisi Aditya, hal ini pernah terjadi juga saat mereka masih kecil dulu , Hamsik sangat ingat bagaimana khawatir Adnan saat melihat Aditya terluka dan kini kekhwatiran itu tidak berubah hingga sekarang meskipun mereka sudah lama tidak bertemu.
Saat itu juga Aditya terbangun dan merasakan air mata Adnan yang menetes dibagian tangannya .

"Adnan "

Dengan nada suara yang lemas Aditya mengangkat tangannya dan mencoba untuk meraih tangan Adnan .
Sungguh dalam hatinya Aditya sangat ingin melihatnya namun kenyataannya Aditya tidak bisa melihat . Kadang Aditya pernah berpikir kenapa dirinya harus seperti ini , disaat dirinya ingin melihat seseorang yang ingin dilihatnya ia tidak bisa melihat nya .
Adnan dengan cepat meraih tangan itu dan menggenggam erat tangannya.

" Kenapa kamu membuatku selalu khawatir? "

"Maafkan aku  karena sudah membuatmu khawatir , lain kali aku akan berhati-hati "
Adnan meneteskan air matanya kembali dan semakin mengeratkan genggaman nya .

Adnan seperti sudah gagal menjaga sahabat yang paling disayangi nya .
Dan itu membuat Adnan merasa bersalah karena tidak menjaganya dengan baik .

~•••~

Malam ini Adnan tengah duduk disebuah kursi yang tidak jauh dari tempat tidur Aditya , ia duduk sembari menulis dalam buku catatannya .

Dalam hidup ini aku tidak meminta apapun, aku hanya ingin bahagia dengan caraku sendiri. Bukan karena tuntutan orang lain , aku sadar ternyata takdir ku lebih kejam dari apa yang aku harapkan. Aku bahkan tidak bisa menjaganya, salahkah jika aku ingin bahagia? Aku sudah kehilangan semuanya termasuk orangtuaku yang sudah tak memperdulikan aku lagi . Sekarang aku tidak ingin kehilangannya , hanya itu yang aku inginkan .

Tak lama Adnan melihat ayahnya yang datang ketempat dimana dirinya berada . Adnan mendengar ketukan pintu beberapa kali namun ia berusaha untuk tidak membukanya .

"Adnan ! "

Ketukan yang kesekian kalinya lebih terdengar sangat kasar yang membuat jantung Adnan tidak karuan , telapak tangannya tiba-tiba menjadi basah dan dingin , tenggorokan nya pun tiba-tiba terasa kering sesekali Adnan menelan air ludahnya. Dan dengan keberanian yang sudah dikumpulkan nya Adnan bangkit dari duduknya meskipun sebenarnya dirinya masih bergetar takut .

"Adnan buka ! "

"Iya ayah sebentar... "

Baru saja tangannya bergerak membuka kenop pintu , tiba-tiba pintu terbuka dengan sangat kencang dari arah luar yang membuat kepala Adnan terbentur hingga terdorong jatuh kebawah .
"Dasar anak sialan rupanya kamu disini  "

"Ayah tahu darimana aku disini ? "

"Apa itu penting untuk mu hah ? Cepat pulang ," ayah menarik tangan Adnan begitu sangat kasar .
Aditya yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka , ia hanya bisa pura-pura tidur agar Adnan tidak mendapatkan masalah lagi . Tapi sungguh sebenarnya Aditya ingin membatunya namun dirinya sedang terbaring lemah dan tidak bisa berbuat apapun untuk Adnan .
Suara ayah yang masih terdengar seperti bentakan sekarang membuat bibir Adnan tidak bisa terbuka walau sekedar untuk menjawab .
Sekali lagi Adnan berusaha untuk tidak tertarik oleh ayahnya namun tenaga ayahnya lebih kuat dari dirinya yang memiliki kondisi yang lemah .
Dunia begitu sangat tidak adil , kenapa takdir mempermainkan hidup Adnan yang begitu sangat malang . Ia hanya butuh kasih sayang orangtuanya yang hilang seketika dan ingin orang yang dicintainya tetap bahagia .
Kini Adnan terseret oleh ayahnya dan dibawa pulang kerumah dengan tidak pantas , ayahnya begitu sangat tega mendorong Adnan kedalam kamar hingga terjatuh padahal kaki Adnan sedang terluka juga di tambah rasa sakit tadi saat membuka pintu .

Kutitipkan surat terakhir untuk SAHABATKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang