Chapter 1 ; Sebelas tahun kemudian

94 12 2
                                    

Sebelas tahun sudah berlalu, Aditya masih menunggu kedatangan Adnan yang masih tak kunjung kembali .
Aditya kini sedang duduk diam ditaman tempat biasa mereka selalu bersama saat masih kecil .

"Adnan ini sudah sebelas tahun lima bulan lamanya , kenapa kamu masih belum kembali dan mencariku ? "
Aditya terdiam sejenak sebelum melanjutkan gumamannya .
"Aku tidak tahu seperti apa perubahan taman ini sekarang , aku bahkan tidak tahu seperti apa perubahan cuaca hari ini .  Bagaimana aku bisa tahu  karena tidak ada lagi orang yang memberitahuku seperti apa tempat yang sedang aku duduki sekarang dan perubahan cuaca setiap hari "

Aditya nampak murung sembari meraskan hembusan angin sepoi-sepoi yang mengarah kearahnya , bibirnya tersenyum kecil dengan penuh harapan jika Adnan akan datang mencarinya meskipun hatinya sakit karena menunggu kedatangan sesuatu yang bahkan ia sendiri tidak tahu , apakah Adnan akan kembali padanya lagi .

Tiba-tiba air matanya menetes namun bibirnya tetap tersenyum .

"Apa yang aku harapkan ? Itu hanya sebuah angan ku saja  "Ujar Aditya sembari tersenyum kecil .

Ia bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan taman setelah mendengar suara adzan .
Ia melangkahkan kakinya dengan perlahan dan melangkah dengan hati-hati dengan menggunakan tongkatnya .
Aditya terus berjalan dengan meraba-raba sekitarnya untuk menuju masjid .

"Assalamualaikum Aditya "

Suara itu nampak tidak asing bagi Aditya .

"Waalaikum salam Pak Haji "

"Mau ke masjid ya ? "

"Iya pak , ada apa ya ? ".

"Boleh nggak bapak minta tolong sama kamu setelah sholat nanti ? "

"Minta tolong apa pak ? "

"Tolong ajarkan anak-anak ngaji yah , kamukan pintar mengaji . Bapak hari ini tidak bisa mengajar karena ada acara dadakan , kamu mau kan? "

Mendengar itu Aditya sangat senang , dengan senang hati Aditya menerimanya .

"Baik pak .. "

"Terima kasih ya ? Kamu memang bisa diandalkan , ya sudah ayo kita berangkat ke masjid bersama ! "

Ya walaupun Aditya itu buta tapi dia sangat jago dalam mengaji dan bahkan sudah hafal Al-Qur'an . Dia juga bisa mengenali orang-orang disekitarnya melalui suara ,
Aditya dikenal sebagai anak yang sangat pintar dan selalu dipuji oleh masyarakat setempat karena kepintaran dan kebaikannya Aditya .

Kini Aditya sedang duduk berdoa setelah menyelesaikan sholatnya , aku melihat Aditya mengangkat kedua tangannya dan juga isak tangisnya yang merindukan Adnan .

"Ya Allah selama ini aku tidak pernah menginginkan apapun dalam hidupku yang penuh dengan kekurangan ini , aku tidak mengeluh dengan kekuranganku .  Aku tidak minta sesuatu yang lebih dari engkau ya Allah . Aku hanya ingin bertemu dengan sahabatku saja .. "

Belum sempat Aditya menyelesaikan doanya , ia mendengar suara seseorang yang berteriak memanggilnya .
Serontak Aditya pun langsung segera menyelesaikan doanya dan bertanya pada orang tersebut .

"Ada apa ? "
Aditya mengangkat tangannya mencari keberadaan orang yang memanggilnya duduk disebelah mana .

"Aku disini Aditya di depanmu "
Pria itu menjulurkan tangannya dan memegang tangannya .

"Ada kabar baik untukmu "

"Kabar baik apa paman ? "

"Kamu diterima kuliah di universitas impianmu di Amerika "

Kutitipkan surat terakhir untuk SAHABATKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang