Operasi berjalan lebih dari 10 jam sebanyak 4 kantung darah telah didonorkan pada Adit. Setelah menanti lama, dokter memberitahukan bahwa operasi berjalan dengan baik namun Adit masih dalam pemantauan dokter sampai ia bisa melewati masa kritisnya. Kesadarannya tergantung pada kondisi tubuhnya hanya doa yang bisa kita lakukan sekarang demi kesembuhannya. Waktu berganti waktu, Adit masih terbaring koma di tempat tidurnya sementara kehamilan Anna semakin membesar.
Usia kandungannya memasuki usia 3 bulan, ia masih sering merasakan mual dan pusing. Ajeng, Sekar dan yang lain sibuk memberikan perhatian extra untuk Anna serta membantu membimbing dan mengajarinya cara menjadi ibu yang baik. Keadaannya yang kurang normal membuat Anna terkadang melakukan hal yang ceroboh selama kehamilannya.
"Bun perut Anna membesar, Anna takut!" Keluh Anna tak tahu bahwa ia saat ini tengah mengandung anaknya dengan Adit.
"Anna gak perlu takut. Didalam perut kamu, saat ini ada calon anak kamu, nanti kalau dia sudah lahir akan tumbuh seperti adik-adikmu yang lain. Ini liat, foto anakmu Anna." Sekar menunjukkan foto USG kandungannya.
"Siapa dia?" Tanya Anna membuat semuanya ingin menangis karena disaat seperti ini, Bintang tak ada bersamanya.
*****
"Belum ada kemajuan untuk kondisi Adit." Ucap dokter pesimis dengan kondisinya. Hal ini membuat Erik memutuskan untuk memindahkan Adit ke Melboune. 4 Bulan berlalu, Adit menunjukkan tanda-tanda kesadaran, ia mulai mengerakkan tangannya dan matanya.
Dua minggu kemudian, Adit terbangun dari komanya, "Anna!" Adit terbangun dan mengenduskan kata anna. Dimana aku? Mengapa kepalaku sakit sekali, kaki dan tanganku kaku. Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku bisa bangun disini? Dimana aku? Dimana orang-orang? Mengapa kamar ini begitu sepi? Apa tak ada satupun disini? Seseorang tolong kepalaku sangat sakit!
Suara pintu terbuka, seorang wanita diusia 47-an masuk dan langsung mengenggam tanganku. Dia menangis dan terus menciumi tanganku. Dia begitu bersyukur atas kesadaranku. "Terima kasih, nak kamu sudah sadar, Adit kami sangat merindukanmu" ucapnya. Tunggu! Siapa dia? Dia menyebutku Adit? Apakah Adit namaku? Siapa dia? Ibuku? Siapa aku? Kenapa aku tidak mengingat apapun, siapa mereka? Mengapa mereka melihatku seperti itu? Mengapa semua seperti ingin menangis? Aku ingin bicara namun alat ini menghalangiku untuk bicara, alat ini berada ditenggorokkanku, seseorang tolong lepaskan ini!
Seminggu setelahnya semua alat yang terpasang ditubuhku pun sudah dilepas, mereka yang sejak awal kulihat tak pernah pergi dan selalu ada disini bersamaku. Aku yakin mereka keluargaku tapi apa yang sebenarnya tejadi? Mengapa aku tak mengingat apapun?
"Aduh!" teriakku spontan merasakan sakit dan pening dikepalaku.
"Adit, jangan dipaksa, itu akan semakin menyiksamu" ucapnya sambil menepuk pundakku pelan. "Siapa kamu?" ekspresinya berubah, panik, dan takut. Dia memanggil namaku sekali, "kamu tidak mengenalku? Aku reno kakakmu, Renolio mavit" ucapnya tegas.
"Reno, kakak aku" dia lalu menujuk semua yang ada disana, dan memperkenalkan mereka satu persatu dan mataku tertuju pada wanita cantik dengan rambut ikal coklat dan matanya yang juga coklat pakaian cukup ketat, saat namanya disebut dia langsung menghamburkan tubuhnya dan memelukku.
"Adit, I miss you" ucapnya membuatku kaget. Dia lalu mengecup bibirku, "Kamu ingat aku, aku Alexa your fiancé".
Sikapnya membuatku kaget dan tercegang, apa yang baru saja dia lakukan, dia mengecup bibirku, dia orang asing dan baru ku temui, aku bahkan tak ingat namanya, apa katanya? She's my fiancé? Wanita ini? Tapi mengapa hatiku menolak menerima kenyataan ini, hatiku seperti mencari seseorang, apakah wanita didepanku ini orangnya? Dia? My fiancé, Alexa.
Dia kembali mendekatiku, entah mengapa tubuhku ingin menghindar, aku tak ingin dipeluknya atau memeluknya bukan karena dia jelek, dia adalah gadis tercantik yang ku lihat setelah aku sadar. Setiap laki-laki pasti jatuh hati padanya, kecuali kalau dia adalah lelaki upnormal. Dia mendekat dan memaksakan memelukku lagi.
"Tunggu, you're my fiancé, you're so aggressive, please be calm."
"Sorry, can I ask something, what happened with me? Why I don't remember anything about you? I can't remember!" Tanyanya pada Reno.
"Adit, trust me, you're my little brother, I'm you big brother, they're our parent. You have an accident and coma for 6 month, so maybe it's just a effect of your accident" Ucap reno menjelaskan semuanya.
"Coma? 6 month?" sontakku setelah mendengar semuanya. "Aku koma selama 6 bulan? Accident? What the accident? Why? How? And with who I have an accident?" Tanyaku lagi, namun kali ini dia tidak menjawabku.
"Stop, trust us, she's your fiancé, your girlfriend since you're in senior high school, about the accindent, please stop talking about it, it's just bad memories so I never want you to asking us about this again, stop and forget about everything." Ucap Tantri.
"New life? Why?" aku semakin bertanya-tanya, hatiku merasa ada yang janggal, aku semakin ingin bertanya, tiba-tiba seseorang datang dan memperkenalkan dirinya sebagai Mr. Rayn dosenku saat aku berkuliah jurusan instrumental piano dan sekarang dia adalah penasihatku dalam setiap konserku.
Jadi aku adalah seorang pianis, dan anak kedua dari erik mavit pemilik dari perusahaan konstruksi terbesar di Australia, dan alexa itu adalah tunanganku, dia kakakku, dan dia adalah dosenku, salah seorang pianis yang terkenal pada abad ini. Beruntungnya diriku, aku memiliki kehidupan yang sempurna. Thanks god, tapi mengapa hatiku hampa, ada senang namun entah mengapa hati ini begitu pedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny To Be YOURS
RomanceCinta tidak hanya milik kita terlahir sempurna tapi bagi mereka yang tidak sempurna karena apapun penyebabnya Klise namun inilah hal yang terjadi, cinta terkadang memanglah buta. Buta? Kok bisa? Karena cinta itu tidak mengenal siapa dan dimana. Bet...