10 Tahun Kemudian, Melboune.
"Adit!" Teriak semua orang. Para juri serta orang tua peserta lomba dipersilahkan duduk dibangku prioritas. Orang berteriak memberi semangat pada idola masing-masing. Suasana semakin semarak dengan iringan lagu bertema kemenangan. Diruang ganti peserta, seorang pemuda bertubuh atletis, tegap, berparas tampan, tinggi, hidung mancung berlengsung pipit. Masuk dengan percaya diri membuka loker bernomor 57, mengambil kaos polo dan perlengkapan berkuda. Bintang Aditya Mavit, tertulis didepan lokernya. Dia melepaskan kaca mata hitamnya, menganti kaos abu-abu yang dikenakannya dengan polo club berkuda kampusnya.
"Hey, what's up bro!!" pemuda tampan dan tinggi, menyapa Adit yang sedang bersiap seperti dirinya.
"Hey, happy birthday dit!!" ucap salah satu temannya diikuti temannya yang lain.
"Thanks, bro!" balas Adit tersenyum, dia mendapatkan banyak hadiah dari teman wanita yang menjadi fansnya selama ini.
Suara tembakan mengema, Adit menaiki kuda jantan hitam Australia miliknya yang bernama, Alfonso. Dia menarik tali yang terikat pada Alfonso, suara tembakan selanjutnya menandakan dia harus berlari. Ditariknya tali itu sehingga kuda itu berlari dengan cepat melewati setiap rintangan mempertahankan posisinya sebagai juara bertahan. Gadis-gadis meneriakkan namanya namun tak satupun menarik perhatiannya meskipun itu cewek paling cantik dikampusnya.
"Bro, look at her, I think she's interest in you" ucap John merangkul Adit.
"I have a girlfriend" ucapnya meninggalkan lapangan, dari arah belakang seorang gadis berlari kearah Adit lalu memberikannya coklat sebagai hadiah ulang tahunnya. Adit menerimanya dengan senyum dan mengucapkan terima kasih. Dia lalu membuka coklat itu dan memakannya.
"Please send this report to me, I'm waiting until tomorrow! Oh ya, please give me more information about this project. And please give me another option for I choose. I think this event is so bad and boring. Thank you everyone, let us end this meeting now. See you guys." Ucap Adit dengan tegas mengakhiri rapatnya dengan team club berkuda."Dit, let's have dinner with us" ajak John "That sound good, but I am sorry! tonight my family have a dinner together, maybe next time! How?" Balas Adit bersahabat sebelum masuk kedalam mobilnya, menggunakan kaca mata hitam kemudian memutar stir mobil didepannya.
It is my life, 10 tahun berlalu. Aku tinggal di Melboune bersama orang tua dan saudaraku. Hari ini usiaku genap 20 tahun, dan sebentar lagi aku akan menyelesaikan perkuliahanku di salah satu universitas terkenal di Australia jurusan music dan business. Piano dan berkuda adalah hobi serta hidup keduaku. Apapun yang ku inginkan dapat ku dapatkan dengan mudah. Semua orang mengatakan bahwa aku seorang playboy karena aku selalu memperlakukan setiap wanita sama, padahal aku hanya tersenyum pada setiap wanita yang menyapaku dan membantu mereka sebisaku.
Menurutku setiap wanita pantas dimengerti dan dihargai, mereka semua adalah temanku namun meskipun begitu aku tetap hanya akan setia pada satu hati yang tepat.
*****
Bunyi klakson terus berbunyi,
"Hurry Up!! Teriaknya.
"Sabar!!" teriakku. Dia membelokkan mobilnya memotong jalanku.
"Den, Tn. Erik menunggu diruang makan" ucap salah satu asisten rumah tangga terlama di keluarga mavit. Dia orang Indonesia, mukanya tegas, dia melayani keluarga ini lebih dari 25 tahun.
"Okey, makasih pak" aku memberikan kunci mobilku padanya
"Hello, mom, dad, Ren" sapaku. Mereka sudah berkumpul, Erik Mavit, dia adalah ayahku yang terlalu sibuk dengan bisnisnya. Tantri seorang ibu sosialita yang selalu pergi kepertemuan sosialita di kedutaan Indonesia sedangkan Reno dia adalah saudara, sekaligus sahabatku, dia diadopsi setelah satu tahun kedatanganku, untuk menemaniku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny To Be YOURS
RomanceCinta tidak hanya milik kita terlahir sempurna tapi bagi mereka yang tidak sempurna karena apapun penyebabnya Klise namun inilah hal yang terjadi, cinta terkadang memanglah buta. Buta? Kok bisa? Karena cinta itu tidak mengenal siapa dan dimana. Bet...