Takkan pernah jauh...
Tidak mungkin itu sebuah ilusi. Sentuhan itu terasa nyata batin Adit sambil menyentuh bibirnya. Ia ingat ia menarik wanita itu dan menciumnya. Ia juga sadar saat wanita itu memanggil namanya.
"Sial, mengapa nama Anna selalu berada di otakku" Dia mulai menangis. Dia menyeka air matanya. "Mengapa aku bisa meneteskan air mata? siapa wanita itu? Kenapa aku gak ingat apapun tentang dia. Kenapa gak ada yang memberitahuku tentang dia? Kenapa hatiku sedih setiap kali mendengar nama itu?" Ucapnya mengambil segelas wishkie. "Apa mungkin aku punya hubungan dengan wanita itu dibelakang Alexa? Aku tak pernah memimpikan Alexa seperti aku memimpikan wanita itu." Ia meneteskan air mata melihat cincin tunangan yang ada di tangan kanannya. "Kenapa begitu menyakitkan!" Adit membanting gelas itu.
*****
"Tolong.. tolong..." Teriak Anna yang sedang dikejar-kejar oleh anjing. Teriakan itu terdengar sampai ditelinga Adit yang sedang jogging "Dimana suara itu?" Dia berlari sambil mencari asal suara itu. "Ketemu dikantor ya" Ucapnya. Dia kembali mencari suara teriakan minta tolong itu, "dimana ya?" sambil mengikat tali sepatunya. "Aduh!" Seseorang menubruknya dan membuat bajunya kotor.
"Sorry, kapan kamu mau bangun?" Ucapnya pada seseorang wanita yang terjatuh diatas punggungnya.
"Kata bunda harus bilang terima kasih, terima kasih ya" Ucap Wanita itu.
"Gak papa kok" Ucap Adit sambil membersihkan pundaknya dari tanah.
"Bintang!" panggilnya setelah wanita itu melihat padanya. Dia adalah Anna, wanita yang dia lupakan dan dirindukannya. Anna langsung memeluknya dengan sangat erat hingga ia sulit bernapas. Ia bahkan berkata ia sangat merindukan Adit. Lepas! Kamu siapa? Itulah kata dan pertanyaan yang muncul dalam benaknya. "Bintang!" Hanya itu yang bisa disebutkan Anna, bahkan dia memaksa Adit menatap matanya.
"Bintang pulang! Main Adrian!" Anna terus memaksanya. Tak jauh dari sana, suara anjing terdengar makin dekat dan ekspresi wanita itu panik dan takut. Anjing itu semakin mendekat, refleks Anna menarik tangan Adit dan berlari bersamanya. Adit merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya, dia merasa kenal dan akrab dengan sentuhan ini. Siapa wanita ini, kenapa dia memanggilku Bintang? dan mengapa hatiku begitu tenang saat ia mengenggamku. Aku tak mengenal dia. "Who you?" sebut Adit.
Otaknya terus berpikir, mencoba mengingat wanita itu. "Bintang kabur! Anjing! Takut!" Anna mulai menangis seperti anak kecil yang kehilangan permennya. "Jangan menangis!" Adit mengusap air matanya sementara ia juga bingung harus sembunyi dimana. Anna mencengkram legannya dengan kuat, ia sepertinya sangat takut sementara suara anjing itu semakin mendekat. "What is your name?" Tanya Adit namun tak digubris Anna dan terus menangis dan menyebut nama Bintang, takut. Adit lalu memeluk Anna dari samping dan berlari bersembunyi dibalik tembok yang memotong jalan utama yang mereka lewati menjadi dua arah.
Ia menutup mulut Anna dengan tangannya, "Jangan bersuara" pintanya pada Anna. Kedua mata mereka kembali saling bertatapan, Adit merasakan tatapan Anna sangatlah hangat baginya. "Did you know me?" Tanya Adit tersadar sepertinya orang di depannya bukanlah seperti orang pada umumnya. Menatap matanya saja, hatiku terasa hangat ditambah sentuhan ini? Ia menatap tangannya yang masih mengenggam tangan Anna. Ia tidak mengetahui bahwa wanita itu adalah Anna seseorang yang dicarinya. Perasaan ini, sama persis dengan yang kurasakan saat aku berada di lift. Mungkinkah dia? Tapi dia seperti gadis berkebutuhan khusus batinnya.
"No way, itu hanya ilusi. Kamu udah membuktikan sendiri tidak ada dia di lift itu. Itu hanya ilusi Adit."
"Hutttsss!!" Adit memintanya untuk diam, setelah keadaan aman, ia mengajak Anna untuk keluar dari persembunyian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny To Be YOURS
Storie d'amoreCinta tidak hanya milik kita terlahir sempurna tapi bagi mereka yang tidak sempurna karena apapun penyebabnya Klise namun inilah hal yang terjadi, cinta terkadang memanglah buta. Buta? Kok bisa? Karena cinta itu tidak mengenal siapa dan dimana. Bet...