43. DTBY - Beautiful Wife

12 2 0
                                    

Prangggg..... pranggggg... 

Suara benda jatuh membuat konsentrasi Adit yang sedang membaca beberapa project terahlikan. Dia berlari kearah ruang santai tempat terakhir dia melihat Anna. Dia melihat Anna berlari bersembunyi dibalik horden saat dia datang. "Anna kamu dimana?" Panggil Adit yang hanya melihat pigura puzzle nya sudah berantakan. Secepat mungkin dia membereskan pecahan itu. "Anna kamu lagi ngumpet atau mau main petak umpet?" Pancing Adit, ia melihat tanda darah berbentuk kaki yang mengarah ke belakang horden. OPEN! Sebut Adit dan horden pun terbuka membuat Anna kaget, "Kamu lagi apa?" tanya Adit langsung mengedong Anna duduk di sofa dan mengobati lukanya. Semakin dekat dengan Anna, jantungnya semakin berdebar. Adit menarik Anna mendekat padanya. Diusapnya pipi dan bibir Anna, ia semakin mendekatkan wajahnya pada Anna seperti hendak menciumnya namun suara perut Anna membuatnya tertawa. "Laper Anna!" Ucapnya lalu Adit bertanya, "Makanan apa yang disukai oleh tuan putri yang cantik?"

"Goreng Nasi" Balas Anna.

"Salah Nasi Goreng!" Adit meminta Anna mengulangi kata-katanya. "Baik, Bintang masakkin dulu ya." Adit melihat Anna makan dengan lahap sudah membuatnya kenyang.

Adit mengajari Anna cara mengurus rumah dimulai dari membantunya mencuci piring. "Jangan dijatuhin, taruh disini seperti ini" ucapnya mengarahkan Anna sekaligus mempraktikannya. Tapi hal itu tak bertahan lama karena Anna memilih pergi dan melihat bintang-bintang dari jendela. "Anna! Jangan keluar!" Teriak Adit.

Anna lalu menarik Adit dan menunjuk satu bintang yang paling terang. Adit mengerti maksud Anna, dia lalu mengambil ipadnya dan remote proyektor, mematikan semua lampu, dan menyalakannya. Dia memutar film tentang antariksa untuk Anna.

"Anna suka nonton film antariksa?" Tanyanya pada Anna yang berada dipelukannya. Anna mengiyakan pertanyaan itu lalu mereka saling bertatapan. "Dada Anna, sakit. Cepat sekali!" Celetuk Anna yang mencairkan suasana. "Itu berarti Anna deg-degkan dekat dengan Bintang. Artinya Anna menyukai Bintang. Aku juga merasakannya." Adit meletakkan tangan Anna di dadanya. Ia meminta Anna memejamkan matanya untuk merasakan perasaannya. "Aku yakin ini cinta, rasa ini belum pernah aku rasakan selain bersama Anna." Ia tersenyum menyadari perasaannya selama ini memanglah cinta.

*****

Adit kecil selesai membuat mahkota ranting dan memberikannya pada Anna. Anna yang menunggu dari tadi dirumah pohon sangat senang melihat kedatangan Adit. Anna mengunakan baju seragamnya dengan rambut panjangnya yang diikat kuda kebelakang. "Dapat mahkota, kalau mahkota berarti Anna ratu dong. Kamu juga dong mau jadi raja gak?" Tanya Anna kecil membuatkan mahkota dari kertas untuk Adit. "Adit mau jadi raja kalau Anna jadi ratu. Kalau nanti Adit jadi pianis terkenal, aku akan bawa Anna nonton konserku setiap saat." Adit membuat pinky promise dengan Anna.

"Bintang jangan pergi, jangan tinggalin Anna" teriak Anna sambil terus mengandeng tangan Adit. Adit menangis, sementara Tantri terus menarik tangan Adit lepas dari Anna dan membawanya masuk kedalam waiting room terminal 1A Bandara Soekarno Hatta. "Anna" teriak Adit. "Anna, Bintang akan kembali, Anna tunggu Bintang!"

Adit merasa lapar dan mengajak Anna masak bersamanya, Adit memasangkan apron pada Anna dan menyuruhnya mencuci buah dan sayuran sesuai arahannya sementara dia memasak. Adit mengajari Anna cara memakan spaghetti menggunakan garpu bukan tangan seperti biasanya.

"Anna, ini buat kamu" Adit memberikan boneka yang ingin diberikannya pada Anna waktu di Bogor. Anna menerimanya dengan senang hati, ia meminta Adit untuk memainkan piano untuknya.

Laporan cuaca yang disiarkan lewat berita televisi menginformasikan bahwa akan ada badai disekitar Melboune menuju arah Barat Daya sehingga diharapkan masyarakat tidak keluar dimalam hari. "Sepertinya kita harus bermalam lagi." Adit mengendong Anna yang tertidur dipangkuannya sambil memeluk boneka beruang yang baru saja diberikannya. Merebahkannya secara perlahan dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Adit menganti pakaiannya dan tidur disebelah Anna. Adit, mama gak sudi punya menantu seperti dia, Tantri menarik tangan Anna dan mendorongnya. Adit ingin menolongnya tapi Alexa mencegahnya dan juga menariknya. Annnnnaaaa. Anna menghilang dari hadapannya. Adit terbangun lagi dari mimpinya, napasnya tak karuan, mukanya penuh keringat.

Dia berbalik dan melihat Anna masih tertidur pulas. Adit tak bisa tidur dan tak sengaja menemukan photobook, foto kenangannya dengan ayah tiri dan ibu kandungannya. Dia membuka buku itu dan kembali mengingat kejadian kecelakaan itu dan bagaimana perkenalannya dengan Anna dihari itu. "Adit kamu harus berani menghadapi masalah itu, kamu punya Anna sekarang. Kamu harus kuat untuk melindungi Anna termasuk masa lalu yang menyakitkan sekalipun." Lembar demi lembar ia buka, fotonya bersama ayah dan ibunya menjadi satu moment yang tak terlupakan. Satu lagi fotonya dengan Anna saat mereka memenangkan lomba gambar bersama.

Adit kecil duduk seorang diri didepan pintu Rumah Bersama, ia selalu menyebut nama sang ibu yang tak akan pernah kembali padanya. Setiap kali Adit menangis, Ditto salah satu anak laki-laki yang cukup aktif selalu berusaha mengajaknya bermain namun Adit lebih memilih duduk sendirian didepan pintu panti berharap orang tuanya akan menjemputnya. Hujan turun dengan deras sehingga menyebabkan semua anak harus berada dalam rumah. Tiba-tiba pintu panti terbuka, Anna datang dan memperkenalkan dirinya pada Adit lebih dulu meskipun ia tetap menolaknya. Sejak saat itu Anna tidak menyerah dan terus mengikutinya kemanapun dia pergi. Adit yang sedang bermain ayunan seorang diri didatangi Anna yang langsung bernyanyi didepannya. Adit yang terganggu memilih pergi dari pada mendengarkan dia namun dengan sengaja Anna mendorongnya dari belakang, "Auu kenapa kamu mendorongku?" Teriak Adit

"Aku, Anna, aku akan mengobati lukamu" memberikan tangannya.

"Kamu kenapa?" Tanya Adit cuek

"Permenku ilang! Permen dari ibu." Anna menangis kejer.

"Ini buat kamu, aku punya dua." Adit memberikan satu permen yang dia punya dan persahabatan pun dimulai.

Adit tersenyum mengingatnya, "Cengeng!" Ucapnya sambil mencubit lembut hidung Anna yang masih tertidur pulas. Adit mengeliat sambil meraba tempat tidurnya. "Anna! Kamu ngapain disana?" Matanya disilaukan oleh cahaya matahari yang menyinari kamar tidurnya. Anna mengenakan kemeja putih panjang berjalan tanpa alas kaki dan membuka pintu sliding menuju ke balkon. "Dingin! Anna suka!" Teriaknya senang menikmati udara pagi. Ia tak lupa melambaikan tangan kepada tetangga dan penduduk setempat. "Bently!" Teriak Anna saat melihat anjing mengonggong.

"Ngeliatin apa?" Adit memeluknya dari belakang.

"Ada ayunan" Tanya Anna dan Adit mengangguk. "Hore!! Main!!" Anna berlari diikuti Adit yang berhasil menangkapnya. "Sarapan dulu!" Ajak Adit sambil mengendong Anna seperti putri.

Ia mendudukan Anna di meja makan yang berada di rooftop lalu menyiapkan segala sesuatu untuk sarapan pagi mereka. Menu sarapan adalah sereal dan susu kedelai khusus dan setelahnya Adit mengajak Anna untuk bermain piano.

"Anna, masih ingat lagu ini?" Adit memaikan lagu Bintang kecil dengan pianonya dan Anna ikut bernyanyi.

"Anna lagi yang akan Bintang mainkan, kamu adalah orang pertama yang mendengarnya. Lagu ini Bintang buat Anna." ucap Adit malu

Adit meletakkan tangannya diatas piano itu lalu memainkan sebuah instrumen piano berjudul beautiful love, yang diciptakaannya sendiri. Iramanya romantis dan menenangkan saat didengar. Anna sangat menikmatinya sambil mengikuti cara Adit bermain sampai pada akhirnya Anna memencet knot piano sesuka hatinya. Adit tetap tersenyum dan tertawa. "Anna berjanjilah pada Bintang, Anna gak boleh pergi dengan orang asing yang tidak Anna kenal. Anna hanya boleh pergi dengan Bintang. Jangan biarkan siapapun menyentuh Anna pada bagian ini." Adit menunjuk pada bagian sensitive pada tubuh Anna yang harus dijaga. "Janji?" mengarahkan kelilingkingnya pada Anna.

Anna tak mengubris hal itu dan lebih memilih memainkan knot piano, "Anna janji dulu sama Bintang atau aku akan pergi." Ancam Adit. "Janji!" Jawab Anna lanjut bermain. Adit lalu mengalungkan kalung pluit yang sempat dia berikan dulu. "Kalung ini akan menjaga kamu."

"Anna, kamu jauh lebih cantik hari ini." Adit lalu mengelus rambut Anna, beberapa helai rambutnya ditariknya kebelakang kupingnya. Adit terpesona melihat kecantikan sang istri lalu mencium pipinya.

"Bintang" Anna melihat Adit tanpa ekspresi. Adit tersadar dan menjauh, Anna yang polos langsung pergi berlari menarik pintu sliding dan keluar bermain ayunan yang ada ditaman kecil rumah itu. Selagi Anna bermain, Adit memilih menyirami tumbuhan yang ditanamnya ditaman kecilnya. Telepone rumah kembali berdering, "Iya, Adit pulang secepatnya" jawabnya. 

Destiny To Be YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang